NERACA
Jakarta – Sepanjang tahun 2024, PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) atau BTPN Syariah membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 1,06 triliun, turun 1,77% year on year (yoy) untuk tahun buku 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Perolehan laba bersih tersebut didukung pos pendapatan dari penyaluran dana yang mencapai Rp 5,39 triliun, bergerak turun 6,05% pada 2024. Penurunan pendapatan dipengaruhi kinerja penyaluran pembiayaan BTPS yang turun cukup dalam sebesar 10,67% (yoy) sepanjang tahun lalu. Sebagai perbandingan, pembiayaan turun dari Rp 11,38 triliun menjadi Rp 10,17 triliun.
Sementara itu, pos bagi hasil untuk pemilik dana investasi naik 3,63% (yoy) menjadi Rp 504,10 miliar. Alhasil, pendapatan setelah distribusi bagi hasil harus turun 6,93% (yoy) menjadi Rp 4,89 triliun. Namun demikian, BTPN Syariah masih mencatat sebagai salah satu bank dengan perolehan margin tertinggi. Rasio net imbalan (NI) yang dikantongi emiten bersandi BTPS ini mencapai 24,30%, meskipun dalam tren penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 26,00%.
Bank syariah yang menyalurkan pembiayaan dengan sistem tanggung renteng ke sektor ultra mikro ini mengalami perbaikan pemburukan kualitas aset, seperti dilaporkan dalam rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) gross yang naik dari 2,94% ke posisi 3,75%. Namun sebaliknya, NPF net membaik dengan penyusutan dari 0,29% ke level 0,03%. Kinerja positif lainnya adalah rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang turun 76,35% ke 74,93%. Sementara dari sisi likuiditas, rasio financing to deposit ratio (FDR) mengendur dari 93,78% menjadi 86,75%.
Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad mengatakan, upaya perusahaan membangun perilaku unggul adalah kunci bagi nasabah pembiayaan dapat bertahan dalam situasi apapun. BTPN Syariah berterima kasih dengan keterlibatan semua pihak yang telah mendukung fokus perusahaan dalam melayani masyarakat inklusi terutama di masa menantang ini, sehingga realisasi kinerja BTPN Syariah sesuai harapan.“Alhamdulillah, bank berhasil mencetak laba bersih mencapai Rp 1,06 triliun. Semoga fokus Bank dalam membangun perilaku unggul bagi masyarakat inklusi dapat berdampak nyata terhadap usaha nasabah ke depannya dan membuat hidup masyarakat inklusi lebih berarti,” ucap Fachmy.
Sebagai informasi, perbankan syariah diproyeksikan tumbuh di atas perbankan nasional pada tahun 2025, ditopang oleh prospek pertumbuhan penyaluran pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga hingga dua digit. Selain itu, sektor keuangan syariah juga diperkirakan melanjutkan pertumbuhan positif di tengah tantangan perekonomian domestik tahun 2025, dengan sektor perbankan syariah menjadi penggerak utamanya.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan yang…
Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Rabu, 19 Februari 2025. Adapun…
Menjawab kesehatan lambung, Freshmag hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati makanan favorit tanpa khawatir akan gangguan lambung. Sebagai…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan yang…
Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Rabu, 19 Februari 2025. Adapun…
Menjawab kesehatan lambung, Freshmag hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati makanan favorit tanpa khawatir akan gangguan lambung. Sebagai…