NERACA

Jakarta – Penurunan kinerja keuangan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di sepanjang tahun 2024 kemarin, mendorong Sucor Sekuritas memangkas turun target kinerja keuangan UNVR tahun 2025 dan 2026. Penurunan ini juga mengindikasikan pengurangan stok barang bersamaan dengan berlanjutnya program transformasi biaya diprediksi sebagai tekanan kinerja keuangan berlanjut sampai semester I-2025.

Dalam kajiannya di Jakarta, kemarin Sucor Sekuritas memproyeksikan pendapatan tahun ini direvisi turun dari Rp 34,64 triliun menjadi Rp 34,43 triliun dan proyeksi pendapatan tahun 2026 direvisi turun dari Rp 34,20 triliun menjadi Rp 31,76 triliun. Sucor Sekuritas juga memangkas turun target laba bersih tahun 2025 dari Rp 3,77 triliun menjadi Rp 3,23 triliun.

Sebaliknya proyeksi laba bersih tahun 2026 direvisi naik dari semula Rp 3,83 triliun menjadi Rp 5,98 triliun. Lompatan sejalan dengan ekspektasi tuntasnya divestasi bisnis es krim berkisar Rp 7 triliun. Analis Sucor Sekuritas Indonesia, Clara Nathania dan Jeremy Hansen NH mengatakan, perseroan masih menghadapi tantangan berat pada semester I-2025 dan pemulihan diprediksi mulai semester II tahun ini.

Kondisi tersebut mendorong Sucor Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi jual saham UNVR dengan target harga Rp 1.260. Target harga tersebut mengimplikasikan perkiraan PE tahun 2024 sebanyak 14,3 kali.  Selain Sucor Sekuritas,  analis Sinarmas Sekuritas Vita Lestari sebelumnya memilih untuk merevisi turun target kinerja keuangan Unilever tahun 2025. Proyeksi penjualan tahun ini direvisi turun dari Rp 35,45 triliun menjadi Rp 33,88 triliun dan laba bersih dipangkas dari semula Rp 4,17 triliun menjadi Rp 3,53 triliun. Faktor tersebut mendorong Sinarmas Sekuritas merevisi turun target harga saham UNVR menjadi Rp 1.400 tahun ini.

Tahun lalu, UNVR membukukan penurunan laba sebanyak 30% menjadi Rp 3,36 triliun pada 2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 4,80 triliun. Catatan tersebut menjadikan penurunan laba perseroan telah merosot dalam enam tahun beruntun. Berdasarkan data Unilver (UNVR) konsisten mencatatkan penurunan laba sejak 2019 bernilai Rp 7,39 triliun, tahun 2020 mencapai Rp 7,05 triliun, tahun 2021 Rp 5,71 triliun, tahun 2022 Rp 5,51 triliun, dan tahun 2023 Rp 4,49 triliun.