NERACA
Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menargetkan kapasitas produksi dari blok tambang PT Sumberdaya Arindo (SDA) mencapai sekitar 13 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel pada 2027. Saat itu, blok tambang SDA bakal berproduksi dalam skala penuh. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kendati demikian, manajemen ANTM membeberkan kapasitas produksi dari blok tambang SDA saat ini berada di kisaran 3 juta wmt saprolit. ANTM telah mendapat persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) untuk kegiatan penambangan di blok SDA tersebut selama periode 2024 sampai dengan 2026. Persetujuan dari otoritas minerba turun pada 22 Oktober 2024. “Produksi yang akan kita hasilkan nanti adalah 3 juta wmt dalam bentuk saprolit, sampai ke 13 juta wmt nanti rencana produksinya [saprolit dan limonit],” kata Direktur Utama ANTM, Nico Kanter.
Seperti diketahui, blok tambang SDA itu merupakan kerja sama ANTM dengan HongKong CBL Limited, entitas bisnis CATL, dalam peta jalan hilirisasi bijih nikel menjadi baterai listrik. Dalam usaha patungan di sisi hulu tambang itu, ANTM memegang 51% saham dan HongKong CBL Limited mengamankan kepemilikan 49% saham pada PT SDA. Adapun, proyek itu memiliki nilai investasi sekitar US$74 juta.
Saat ini, ANTM tengah mengurus izin AMDAL untuk dapat mengerjakan penambangan dari blok tersebut. “Kita juga mengurus AMDAL SDA yang sampai saat ini masih berlangsung mudah-mudahan bisa terbit di kuartal I/2025, kemudian kita juga mengurus FEED untuk pengembangan tambang,” kata Nico.
Sebelumnya, ANTM mencatat penurunan produksi bijih nikel dan feronikel sepanjang 2024 yang berimbas terhadap volume penjualan. Manajemen Antam menerangkan koreksi produksi tiga komoditas utama perseroan disebabkan karena keterlambatan penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dan ketidakpastian makroekonomi global. Tantangan perizinan dihadapi sejak awal 2024 telah ANTM kelola dengan baik sehingga berhasil mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan komoditas nikel.
Sepanjang 2024, ANTM mencatat produksi bijih nikel sebanyak 9.935.403 wet metric ton (wmt), lebih rendah 26,1% dibandingkan dengan produksi pada 2023 yang mencapai 13.445.579 wmt. Sementara itu, produksi feronikel sepanjang 2024 mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif susut 6,38% dari pencatatan tahun sebelumnya di angka 21.473 TNi.
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan yang…
Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Rabu, 19 Februari 2025. Adapun…
Menjawab kesehatan lambung, Freshmag hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati makanan favorit tanpa khawatir akan gangguan lambung. Sebagai…
PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus penipuan yang…
Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha KAHMI (BPP HIPKA) resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada Rabu, 19 Februari 2025. Adapun…
Menjawab kesehatan lambung, Freshmag hadir sebagai solusi bagi mereka yang ingin menikmati makanan favorit tanpa khawatir akan gangguan lambung. Sebagai…