Komitmen untuk menjaga kesehatan keuangan, Bank Mega Syariah terus berupaya meningkatkan efisiensi operasional, memperkuat manajemen risiko, serta memastikan adanya inovasi produk dan layanan yang mampu menarik minat nasabah, baik di sektor ritel maupun korporasi,” Hal ini menjadi kunci penting dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan stabilitas finansial, serta mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan,”kata Financial Planning and Accounting Division Head Bank Mega Syariah, Hasrul Abdurahman di Jakarta, Kamis (6/2).
Disampaikanya, laba sebagai salah satu tolak ukur kesuksesan finansial bank dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti fungsi intermediary yang berjalan dengan optimal sehingga meningkatkan pendapatan operasional dari margin pembiayaan serta fee based income (FBI). Selain itu, efisiensi biaya dalam pengelolaan operasional juga berperan penting, karena pengeluaran yang terkendali dapat meningkatkan margin laba dan mendukung pertumbuhan laba secara berkelanjutan.
Adapun dalam menjaga fungsi intermediary terjaga dengan baik, Bank Mega Syariah menerapkan strategi yang berfokus pada pertumbuhan pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan memastikan kualitas aset yang baik, memperkuat analisis risiko sebelum menyalurkan pembiayaan, serta memperluas basis nasabah melalui produk dan layanan yang kompetitif.
Diversifikasi portofolio pembiayaan juga menjadi strategi penting untuk mengurangi risiko konsentrasi di sektor tertentu, sehingga bank dapat lebih resilien terhadap perubahan kondisi ekonomi. Di satu sisi, Bank Mega Syariah terus berupaya meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dengan menawarkan produk tabungan yang menarik dan memberikan nilai tambah bagi nasabah. Dengan strategi ini, diharapkan financing to deposit ratio (FDR) tetap terjaga pada level yang sehat, memungkinkan bank untuk terus menyalurkan pembiayaan tanpa mengorbankan likuiditas.“Di tahun 2024, Bank Mega Syariah mampu meningkatkan penyaluran pembiayaan hingga lebih dari 10% dibandingkan tahun 2023, sedangkan untuk DPK mampu tumbuh 2,82%. Ini membuat rasio FDR cukup baik di posisi 77,08%,” ungkap Hasrul.
Dengan kemampuan dalam mengelola pembiayaan dan investasi, serta mengembangkan aset baru, bank dapat menjaga pertumbuhan aset. Bank yang mampu meningkatkan asetnya menunjukkan kapasitas untuk memperluas jangkauan bisnis dan memperbesar daya saing di pasar.
Hasrul menjelaskan salah satu indikator utama dalam mengukur efektivitas pengelolaan aset adalah return on asset (ROA), yang menunjukkan seberapa efisien bank dalam menghasilkan laba dari aset yang dimiliki. Peningkatan ROA mencerminkan strategi pengelolaan aset yang optimal, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kinerja keuangan yang lebih solid dan berkelanjutan.
Di tahun 2024, Bank Mega Syariah mencatatkan peningkatan aset hingga 10,15% dari posisi 2023 Sejalan dengan pertumbuhan aset, posisi ROA juga tercatat lebih baik dari 1,96% di 2023 menjadi 2,04% di 2024. “Ini menandakan efisiensi pengelolaan aset yang semakin baik. Peningkatan ini juga mencerminkan strategi optimal dalam penyaluran pembiayaan dan investasi yang memberikan imbal hasil positif, sekaligus menjaga kualitas aset agar tetap sehat,” ungkap Hasrul.
Ke depan, lanjutnya, Bank Mega Syariah akan terus memperkuat fundamental bisnis, meningkatkan daya saing, serta memberikan nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan, melalui optimalisasi fungsi intermediasi, efisiensi operasional, serta inovasi produk dan layanan.
Dibalik pertumbuhan laba tahun 2024, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga membukukan total portofolio berkelanjutan mencapai Rp293 triliun atau…
NERACA Jakarta – Di tahun 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba…
NERACA Jakarta-Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/2) sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa…
Dibalik pertumbuhan laba tahun 2024, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga membukukan total portofolio berkelanjutan mencapai Rp293 triliun atau…
NERACA Jakarta – Di tahun 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba…
NERACA Jakarta-Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/2) sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa…