NERACA
Jakarta – Di tahun 2024, PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan laba bersih sebesar Rp1,84 triliun (Rp139 per saham) atau melonjak 45,4% jika dibandingkan Rp1,27 triliun (Rp96 per saham) pada tahun 2023. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, perseroan berhasil melalui tahun 2024 yang penuh tantangan ekonomi secara nasional dan global dengan kinerja yang cukup solid, dengan pendapatan yang terus meningkat, serta EBITDA dan laba bersih yang tumbuh double digit,”Peningkatan sarana digital, kualitas infrastruktur jaringan, serta adopsi teknologi yang relevan di semua lini bisnis telah menjadi kunci keberhasilan kami. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga mendorong peningkatan trafik data yang signifikan.”ujarnya.
Dian menambahkan, keberhasilan kinerja sepanjang tahun 2024 tidak terlepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi di setiap lini bisnis dengan cermat. Salah satu langkah yang diambil adalah mengoptimalkan pengeluaran untuk keperluan penjualan dan pemasaran, yang berhasil ditekan hingga 15%.
Selain itu, biaya infrastruktur bisa diturunkan hingga 2%, dengan perusahaan lebih berfokus untuk meningkatkan site profitability serta menerapkan strategi jaringan yang lebih efisien dan efektif. Dengan demikian, perusahaan mampu mengendalikan kenaikan OPEX, sehingga tetap lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan. Ini adalah langkah positif untuk melanjutkan inovasi dan beradaptasi dalam menghadapi tantangan.
Emiten operator telekomunikasi ini mencatat pendapatan konsolidasi tumbuh 6,4% menjadi Rp34,39 triliun pada 2024, dari Rp32,32 triliun pada tahun 2023. Kontributor terbesar pendapatan EXCL pada tahun 2024 dari bisnis data dan layanan digital yang mencapai Rp31,57 triliun, berikut jasa interkoneksi dan jasa telekomunikasi lainnya sebesar Rp1,14 triliun, dan percakapan dan SMS sebesar Rp898,63 miliar, serta jasa teknologi informasi dan managed service Rp775 miliar.
Seiring pendapatan, beban operasi EXCL naik 3,74% menjadi Rp28,63 triliun, dari Rp27,60 triliun pada 2023. Beban EXCL tersebut terdiri atas beban penyusutan Rp12,07 triliun, beban infrastruktur Rp8,94 triliun, beban interkoneksi dan beban langsung lainnya Rp3,28 triliun, beban penjualan dan pemasaran Rp2,09 triliun, dan beban keuangan Rp3,11 triliun.
Kendati beban operasi dan keuangan meningkat, laba sebelum pajak emiten jasa operator telekomunikasi beraset Rp86,17 triliun per Desember 2024 itu melejit 43,59% menjadi Rp2,43 triliun pada 2024 dari Rp1,70 triliun tahun 2023. Hingga periode akhir 2024 ini, XL Axiata juga berhasil meningkatan Average Revenue Per User (ARPU) naik menjadi Rp 43 ribu.
Kenaikan ARPU ini seiring dengan pertumbuhan trafik data yang meningkat 9% YoY, mencapai 10.547 Petabytes, yang juga ikut mendorong kenaikan kontribusi pendapatan layanan Data dan Digital hingga mencapai sebesar 92% dari total pendapatan. Sementara itu, peningkatan trafik tidak terlepas dari kuatnya basis pelanggan yang berkualitas sebanyak 58,8 juta.
Dibalik pertumbuhan laba tahun 2024, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga membukukan total portofolio berkelanjutan mencapai Rp293 triliun atau…
NERACA Jakarta – Di tahun 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba…
NERACA Jakarta-Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/2) sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa…
Dibalik pertumbuhan laba tahun 2024, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) juga membukukan total portofolio berkelanjutan mencapai Rp293 triliun atau…
NERACA Jakarta – Di tahun 2024, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan kinerja positif dengan perolehan laba…
NERACA Jakarta-Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/2) sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa…