NERACA
Jakarta – Investasi saham dan obligasi di tahun yang masih menghadapi berbagai tantangan saat ini masih layak dikoleksi oleh investor. Bahkan menurut Co-founder Tumbuh Makna (TMB), Benny Sufami, peluang aset di sektor saham dan obligasi jangka waktu menengah serta panjang membawa angin segar bagi investor.“Saat ini terindikasi mengalami perbaikan di awal tahun, meski baru tahap awal, tapi bisa dibilang saat ini menjadi awal yang baik pada tahun 2025. Apalagi didukung dengan konflik geopolitik yang mereda,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dalam pandangannya, investor perlu memanfaatkan momentum fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat berada di bawah 7.000. Kini, IHSG membuka peluang bagi investor untuk meningkatkan exposure ke kelas aset tersebut.“Sebelumnya mungkin wait and see, namun saat ini kita bisa mulai meningkatkan secara bertahap untuk menambah aset kelas tersebut,”katanya.
Di sisi lain, penurunan suku bunga acuan atau BI-Rate menjadi 5,75% diyakini memberikan dorongan untuk ekonomi domestik. Sebab, penurunan suku bunga mencerminkan inflasi masih akan tetap rendah, sehingga sektor otomotif dan properti bisa diharapkan mendapatkan momentum untuk bisa mengalami perbaikan.“Kebijakan ini membantu industri pembiayaan untuk kembali mendorong penjualan properti dan kendaraan bermotor. Sektor perbankan juga diuntungkan karena biaya pendanaan mereka menjadi lebih murah,” tambah Benny.
Benny berpendapat BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga di semester II 2025. Jika hal itu terjadi, kata Benny, penurunan suku bunga diharapkan akan mendorong peningkatan daya beli dan konsumsi publik, di mana terdapat potensi peningkatan penyaluran kredit. Di sektor domestik, Benny melihat adanya momentum yang bisa dimanfaatkan investor lokal. Penurunan valuasi aset kelas saham selama tiga bulan terakhir membuka peluang strategis bagi investor domestik untuk masuk ke saham perbankan, otomotif, dan properti.
Dengan adanya potensi pemulihan, sektor-sektor ini disebut juga menawarkan kesempatan untuk memperkuat portofolio yang dapat memberikan keuntungan jangka panjang.“Namun, dalam memanfaatkan peluang investasi ini, penting bagi setiap investor untuk menerapkan prinsip 2L, yakni logis dan legal,” katanya lagi.
Logis dalam arti secara sadar memastikan setiap keputusan didasarkan pada analisis yang rasional dan data yang valid. Sementara legal berarti selalu mematuhi regulasi yang berlaku demi menjaga keamanan investasi. Dengan prinsip itu, menurut dia, investor dapat membangun portofolio yang kokoh, berkelanjutan, dan berdaya saing.
Sebelumnya PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memproyeksikan penerbitan baru surat utang tahun 2025 berkisar antara Rp139-Rp155 triliun dengan titik tengah sebesar Rp144 triliun. Pefindo menyebut kebutuhan refinancing masih tinggi. Hal ini didorong oleh besarnya nilai surat utang jatuh tempo yang diperkirakan mencapai Rp150,07-Rp155,66 triliun. Tingginya penerbitan surat utang bertenor pendek pada 2024 menjadi salah satu penyebabnya.
Irmawati Amran, Direktur Utama Pefindo mengatakan, aktivitas sektor riil pada 2025 diperkirakan akan menguat. Kebijakan pemerintah yang lebih ekspansif serta inflasi yang terkendali menjadi faktor pendukung pertumbuhan ekonomi. Suku bunga acuan yang rendah juga diharapkan mendorong pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut.“Leverage keuangan semakin membaik karena suku bunga rendah. Premi juga diperkirakan melandai,”ujarnya.
NERACA Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian bursa sepekan kemarin meningkat 6,90% menjadi senilai…
NERACA Jakarta – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pembangunan Bali International Hospital (BIH) akan rampung dan mulai beroperasi pada…
NERACA Jakarta – Danai pelunasan utang PT Provident Investasi Bersama Tbk (PALM) menawarkan obligasi berkelanjutan II tahap IV tahun 2025…
NERACA Jakarta – Investasi saham dan obligasi di tahun yang masih menghadapi berbagai tantangan saat ini masih layak dikoleksi oleh…
NERACA Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat rata-rata nilai transaksi harian bursa sepekan kemarin meningkat 6,90% menjadi senilai…
NERACA Jakarta – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkan pembangunan Bali International Hospital (BIH) akan rampung dan mulai beroperasi pada…