NERACA
Jakarta – Hingga akhir 2024, emiten batu bara PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) telah menyerap dana hasil IPO senilai Rp1,76 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Direktur Adaro Andalan Indonesia, Priyadi dan Susanti menyampaikan perseroan meraih dana hasil initial public offering (IPO) senilai Rp4,32 triliun setelah listing di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 2024. Setelah dikurangi biaya penawaran umum Rp35,85 miliar, hasil bersih IPO Adaro Andalan Indonesia mencapai Rp4,28 triliun.
Dari jumlah tersebut, AADI telah menggunakan dana senilai Rp1,12 triliun untuk pembayaran kembali kepada PT Alamtri Resources IndonesiaTbk. (ADRO) berdasarkan Perjanjian Pinjaman pada 24 Juni 2024. Selain itu, dana IPO AADI juga mengalir untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman berdasarkan Perjanjian Pinjaman pada 3 Mei 2024 dengan Adaro Indonesia senilai Rp635,52 miliar.
Dengan demikian, total dana IPO yang telah digunakan AADI mencapai Rp1,76 triliun atau 41,12% dari hasil bersih IPO. AADI tercatat belum merealisasikan rencana penggunaan dana IPO sesuai prospektus perseroan untuk pemberian pinjaman kepada perusahaan anak yaitu PT Maritim Barito Perkasa (MBP) untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lainnya yang dialokasikan sebesar Rp1,58 triliun. Kemudian sisa dana penawaran umum Rp2,52 triliun.
Dana triliunan rupiah itu ditempatkan AADI di dalam rekening giro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) cabang Rasuna Said dengan tingkat suku bunga 6% per tahun. Tahun 2025, PT Adaro Andalan Indonesia Tbk menargetkan produksi batu bara mencapai 65,5 juta ton,"Proyeksi total produksi batu bara ini hampir sama dengan yang ditetapkan untuk tahun 2024,”kata Chief Corporate Communication & Corporate Secretary Adaro Andalan, Ray A. Singgih.
Disampaikannya, total produksi dari anak-anak perusahaan AADI berada di kisaran 65,5 juta ton. Sebagaimana diketahui, sebelum melakukan spin-off bisnis batu bara, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) atau yang saat itu Adaro Energy menargetkan volume penjualan batu bara 65 juta ton hingga 67 juta ton, yang meliputi 61 juta ton hingga 62 juta ton batu bara termal.
Sementara itu, sisanya sebanyak 4,9 juta ton hingga 5,4 juta ton batu bara metalurgi dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR). Adapun sampai akhir September 2024, ADRO tercatat mencetak produksi batu bara sebesar 55,7 juta ton. Head of Corporate Communication Alamtri Resources, Febriati Nadira pernah bilang, produksi ini mencerminkan peningkatan 10% dari periode yang sama tahun lalu. "Sementara itu, volume penjualan periode ini mencapai 53,66 juta ton [per kuartal III/2024], atau naik 9% dari periode sembilan bulan 2023," kata Febriati.
NERACA Jakarta -Emiten properti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) kembali torehkan penjualan marketing (marketing sales) tertinggi sepanjang masa Rp 11…
NERACA Jambi - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mencatat transaksi penjualan saham melalui industri pasar modal di daerah ini…
NERACA Jakarta – Masih prospeknya pertumbuhan bisnis yang digeluti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) di tahun 2025, mendorong Arthakencana Rayatama…
NERACA Jakarta -Emiten properti, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) kembali torehkan penjualan marketing (marketing sales) tertinggi sepanjang masa Rp 11…
NERACA Jambi - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi mencatat transaksi penjualan saham melalui industri pasar modal di daerah ini…
NERACA Jakarta – Masih prospeknya pertumbuhan bisnis yang digeluti PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) di tahun 2025, mendorong Arthakencana Rayatama…