NERACA
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sampai November 2024 masih terdapat 133 perusahaan yang masuk daftar antrean (pipeline) penawaran umum di pasar modal domestik dengan perkiraan nilai indikatif Rp 58,34 triliun. “Penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren positif, tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp 219,45 triliun,” kata Anggota Dewan Komisioner OJK, Inarno Djajadi di Jakarta,kemarin.
Berdasarkan data OJK, pipeline penawaran umum tersebut meliputi rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham oleh 97 perusahaan, 7 penawaran umum terbatas (PUT), 8 efek bersifat utang/sukuk (EBUS), serta 21 penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS tahap I, II, dan seterusnya.
Jumlah tersebut, menurut Inarno, di antaranya merupakan penggalangan dana (fundraising) dari 34 emiten baru, serta penawaran umum dengan nilai mencapai Rp 51,2 triliun melalui IPO saham, penerbitan EBUS, dan penawaran umum oleh pemegang saham. Disampaikannya pula, pergerakan harga saham domestik yang tercermin dalam indeks harga saham gabungan (IHSG) hingga November 2024 melemah 2,18% dari posisi awal tahun. Sedangkan secara bulanan pada November 2024 turun 6,07% ke level 7.114,27.
Di sisi lain, kata Inarno, nilai kapitalisasi pasar (market cap) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat sebesar Rp 12.000 triliun, turun 5,48% dari posisi awal November 2024 (month to date/mtd), namun naik 2,87% dibandingkan posisi awal tahun (year to date/ytd). Adapun investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 16,81 triliun (mtd), tetapi secara keseluruhan membukukan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 21,56 triliun (ytd).“Secara mtd, pelemahan terjadi hampir di seluruh sektor dengan pelemahan terbesar di sektor basic materials dan property and real estate,” tutur Inarno.
Dia menjelaskan, di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham di BEI mencapai Rp 12,78 triliun (ytd). Khusus pasar obligasi, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) naik 0,15% (mtd) namun terapresiasi 4,95% (ytd) ke level 393,14. Rata-rata imbal hasil (yield) SBN naik 8,41 bps (mtd) dan 26,34 bps (ytd) per 29 November 2024.
Inarno Djajadi menambahkan, di pasar obligasi, investor asing mencatatkan net sell Rp 13,07 triliun (mtd), namun masih mencetak nilai positif dengan net buy Rp 30,44 triliun (ytd) per 29 November 2024. Khusus di pasar obligasi korporasi, investor asing mencatatkan net buy Rp 0,22 triliun (mtd) dan net sell Rp 2,45 triliun (ytd).
Pada industri pengelolaan investasi, kata Inarno Djajadi, nilai dana kelolaan (asset under management/AUM) baru mencapai Rp 844,04 triliun, turun 0,95% (mtd) dan naik 2,34% (ytd) per 29 November 2024. Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana tercatat Rp 494,45 triliun, turun 1,17% (mtd) dan turun 1,4% (ytd), dengan nilai bersih dana nasabah yang masuk (net subscription) sebesar Rp 3 triliun (mtd) dan nilai bersih dana nasabah keluar (net redemption) senilai Rp 6,87 triliun (ytd).“Untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 29 November 2024, terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin OJK, meliputi 694 penerbitan efek, 170.450 pemodal, dan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI sebesar Rp 1,33 triliun,”kata Inarno.
NERACA Jakarta- Tahun ini, PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) menargetkan pendapatan premi bruto Rp2,39 triliun atau sekitar 12,58% lebih tinggi…
NERACA Jakarta – Jelang tutup tahun 2024, emiten Tambang Emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masih menargetkan pendapatan…
NERACA Jakarta – Rencanakan go private, emiten produsen ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) akan meminta persetujuan dari pemegang…
Masih dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-11, PT PP Properti Tbk (PPRO) yang merupakan anak usaha BUMN PT PP (Persero)…
NERACA Jakarta- Tahun ini, PT Asuransi Ramayana Tbk (ASRM) menargetkan pendapatan premi bruto Rp2,39 triliun atau sekitar 12,58% lebih tinggi…
NERACA Jakarta – Jelang tutup tahun 2024, emiten Tambang Emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) masih menargetkan pendapatan…