NERACA
Bogor – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai katalisator kemajuan bangsa dalam Milad ke-34 dan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) 2024. Mengusung tema besar “Arah dan Kebijakan Pembangunan 2024-2029 Menuju Indonesia Emas 2045,” ICMI mempertegas komitmen untuk mengawal Indonesia menghadapi tantangan dan peluang besar di era transformasi global.
Ketua Umum ICMI Arif Satria mengingatkan bahwa Indonesia saat ini berada di titik krusial untuk memanfaatkan tiga game changer utama dalam perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Ketiga game changer utama itu yakni bonus demografi, revolusi industri 4.0, dan perubahan iklim. Menurut Arif, ICMI sebagai wadah berkumpulnya para cendekiawan muslim Tanah Air harus mengambil peran strategis dalam pemanfaatkan momentum ketiga game changer utama tersebut.
“ICMI harus memimpin respons terhadap perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan data science. Untuk itulah ICMI harus mewakafkan sumbangan pemikiran. Kita harus memastikan teknologi ini membawa manfaat yang adil, etis, dan bertanggung jawab untuk masyarakat,” ujar Arif dalam sambutannya pada peringatan milad ke-34 ICMI, Sabtu (14/12).
Ia juga menyoroti perlunya dialog lintas sektor untuk menjawab tantangan besar ini, termasuk posisi agama dalam menghadapi teknologi yang berkembang pesat.
Arief mengapresiasi perhatian dan sumbangsih pemikiran dari dua tokoh besar yakni Dr. Mahathir Muhammad (99 tahun) dan Prof. Emil Salim (94 tahun).
“Kami menyampaikan penghargaan atas sumbangsih pemikiran dari tokoh Mahathir Muhammad yang berbicara terkait perkembangan teknologi dan Emil Salim mengenai etika terkait kecerdasan buatan dalam kesempatan ini. Pandangan-pandangan dari kedua tokoh tersebut menjadi inspirasi bagi ICMI untuk lebih serius mengawal isu ini,” tegasnya.
Arif menegaskan bahwa teknologi tidak boleh menciptakan jurang kesenjangan baru. Sebaliknya, ICMI berkomitmen menjadi pelopor pemikiran, menghadirkan solusi berbasis nilai keislaman dan keadilan sosial.
“Teknologi seperti AI harus menjadi alat untuk membangun masyarakat yang lebih sejahtera, bukan hanya sekadar inovasi tanpa arah. ICMI akan memfasilitasi kolaborasi nasional dan internasional agar teknologi ini dapat digunakan untuk kesehatan, pendidikan, hingga pengentasan kemiskinan,” tambahnya.
Seiring dengan komitmen kuat tersebut, dalam gelaran miladnya yang ke-34, ICMI juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Deposito Wakaf bersama Bank Syariah Indonesia (BSI). Hal ini mempertegas komitmen ICMI untuk senantiasa memperkokoh kolaborasi untuk masa depan teknologi berbasis etika.
Penandatanganan ini diwakili oleh Ketua Umum ICMI yang didampingi Sekjen ICMI Andi Yuliani Paris serta Direktur BSI Anton Sukarna. Dalam waktu kurang dari satu jam, terkumpul dana sebesar Rp3 miliar yang akan dimanfaatkan untuk program beasiswa mahasiswa.
Milestone ICMI 2024
Pada Milad ke-34 ini, ICMI meluncurkan 12 milestone strategis sebagai pijakan menuju visi Indonesia Emas 2045. Sejumlah milestone strategis tersebut yaitu pembangunan gedung kantor baru ICMI, database kartu anggota ICMI, Desa Cendekia sebagai model pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi, ekspansi organisasi wilayah (Orwil) ICMI di lima negara baru, layanan zakat, infak, dan sedekah (LazisMI), brigade pangan cendekia untuk ketahanan pangan nasional, deposito wakaf dan penggalangan dana pendidikan bagi mahasiswa kurang mampu, juga program pendidikan berbasis teknologi seperti Indonesia Pintar Mengaji dan rencana pendirian Sekolah dan Kampus Cendekia.
ICMI memprioritaskan pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, dan energi dalam rangka mendukung Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045. Program Indonesia Pintar Mengaji, peluncuran Sekolah dan Kampus Cendekia, serta upaya pemberdayaan masyarakat desa melalui Desa Cendekia menjadi bukti konkret komitmen ICMI dalam memperkuat SDM bangsa.
Dengan dukungan berbagai pihak, ICMI optimis dapat terus menginspirasi dan menjadi solusi strategis bagi tantangan bangsa. Acara ini ditutup dengan seruan bersama untuk memanfaatkan momentum Milad ke-34 sebagai tonggak baru menuju Indonesia yang lebih sejahtera, adil, dan berkeadaban.
Melalui agenda seperti Desa Cendekia, pengembangan SDM unggul berbasis teknologi, dan ketahanan pangan, ICMI membuktikan bahwa kontribusi nyatanya mampu menjawab tantangan zaman. Dengan dukungan seluruh elemen masyarakat, Milad ke-34 ini menjadi pijakan baru bagi ICMI untuk terus memperkuat fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Saatnya umat Islam menjadi penggerak perubahan global yang tidak hanya relevan secara teknologi, tetapi juga berlandaskan etika dan keadaban,” tutup Arif. (Mohar/fba)
NERACA Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Pergerakan Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember mendatang, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha)…
NERACA Jakarta-Pengamat ekonomi bisnis Acuviarta Kartabi menilai, memasuki usia ke-67 Pertamina sudah memiliki landasan yang kokoh dan berkinerja baik.…
NERACA Sukabumi - Kantor Bulog Cabang Cianjur menyalurkan bantuan pangan beras tahap III untuk alokasi Desember 2024. Meskipun dalam penyaluran…
NERACA Bogor – Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) kembali menunjukkan peran strategisnya sebagai katalisator kemajuan bangsa dalam Milad ke-34 dan…
NERACA Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Pergerakan Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember mendatang, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha)…
NERACA Jakarta-Pengamat ekonomi bisnis Acuviarta Kartabi menilai, memasuki usia ke-67 Pertamina sudah memiliki landasan yang kokoh dan berkinerja baik.…