Peduli dunia pendidikan bagi penyandang disabilitas, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mewujudkan pendidikan inklusif di Sumatera Selatan (Sumsel) melalui Program Inklusi Tanpa Batas (Sitas). “Melalui Program Sitas, Pertamina berkomitmen untuk mendukung penyandang disabilitas agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan,”kata Supervisor CSR & SMEPP Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Dila Amanda Kenniza di Baturaja, Sumsel, kemarin.

Disampaikannya, program tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya inklusivitas, serta memberikan dukungan nyata bagi penyandang disabilitas dalam mengembangkan potensi diri mereka. Sebagai bentuk dukungan sekaligus memperingati Hari Disabilitas Internasional, Pertamina bersama Rumah Disabilitas Palembang menyelenggarakan acara bertema Harmoni Nusantara Inklusif yang melibatkan ratusan penyandang disabilitas di wilayah itu.

Sebanyak 125 penyandang disabilitas dari berbagai Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Palembang turut berpartisipasi dalam acara ini. Mereka mengikuti berbagai lomba seperti melukis, menari, menyanyi, menyusun pempek, dan tata rias wajah untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan mendorong kreativitas para penyandang disabilitas agar tetap semangat di tengah keterbatasan fisik.

Sebagai bagian dari Program Inklusi Tanpa Batas (Sitas), Pertamina menyerahkan bantuan sebesar Rp78.161.000 kepada tujuh SLB. Bantuan tersebut untuk mendukung pengembangan fasilitas pendidikan serta memberikan akses yang lebih baik bagi penyandang disabilitas dalam mencapai kemandirian."Melalui inisiatif ini, Pertamina berharap dapat membantu memperkuat peran SLB sebagai tempat belajar yang inklusif dan ramah disabilitas," ujarnya.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menegaskan, kegiatan ini merupakan bukti nyata komitmen Pertamina dalam mendukung terciptanya masyarakat yang inklusif dan setara. Pertamina terus berupaya untuk menjadi bagian dari solusi dalam mendukung penyandang disabilitas melalui kolaborasi dan program-program yang berdampak nyata bagi masyarakat."Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mendorong semangat dan kreativitas teman-teman disabilitas agar mereka terus berkarya dan berprestasi,"katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia, Gufroni Sakaril pernah bilang, ketidaksetaraan akses pendidikan bagi penyandang disabilitas masih menjadi persoalan yang belum terselesaikan. Pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas masih jauh dari harapan. “Tingkat partisipasi sekolah penyandang disabilitas yang rendah ini menjadi persoalan bagi bangsa kita. Kalau mereka tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka tentu saja ke depannya akan sangat sulit bagi mereka untuk bisa mandiri dan mendapat pekerjaan," ujar Gufroni.

Hal senada juga disampaikan Komisioner Komisi Nasional Disabilitas, Eka Prastama, banyak tantangan untuk mewujudkan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas. Padahal, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 sudah mengamanatkan bahwa pemerintah wajib menyelenggarakan dan memfasilitasi pendidikan untuk penyandang disabilitas di setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan sesuai kewenangannya.

UU Nomor 8 tahun 2016 juga mengamanatkan kepada pemerintah untuk menyelenggarakan pendidikan inklusi. Selanjutnya, dalam aturan turunannya yakni, Peraturan Pemerintah Nomor 13/2020 juga diatur tentang akomodasi yang layak untuk penyandang disabilitas dalam mendapatkan pendidikan inklusif.