November 2024, Inflasi m-to-m Kota Sukabumi Sebesar 0,34 Persen

NERACA

Sukabumi - Kota Sukabumi alami inflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,34 persen pada bulan November 2024. Inflasi tersebut, lantaran dipicu oleh beberapa kelompok pengeluaran. Kemudian, adanya sebagai komoditas yang dominan memberikan andil sumbangkan terhadap inflasi di November 2024. Diantaranya, bawang merah, emas, perhiasan, ayam goreng, tomat, sayur olahan, kue kering berminyak, minyak goreng, dan daging ayam ras.

"Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), secara m-to-m, November 2020 inflasi Kota Sukabumi sebesar 0,34 persen. Angka ini juga secara umum diatas provinsi Jawa Barat dan Nasional," ujar Kabid Perekonomian dan Sumber Daya Alam, pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkot Sukabumi, Erni Agus Riyani, kepada Neraca, Kamis (12/12).

Masih data dari BPS, sambung Erni, untuk inflasi year on year (y-on-y) Kota Sukabumi pada November 2024, sebesar 1,86 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,7. Inflasi y-on-y terjadi karena, adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya hampir seluruh indeks kelompok pengeluaran. "Kalau inflasi y-on-y November 2024 Kota Sukabumi sebesar 1,86 persen," jelasnya.

Masih berdasarkan data dari BPS, Erni menyebutkan kelompok pengeluaran yang dimaksud diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,75 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,13 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,35 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,42 persen.

Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 5,84 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,39 persen, kelompok pendidikan sebesar 4,41 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,26 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 9,52 persen.

"Kalau untuk tingkat inflasi year to date (y-to-d) Kota Sukabumi bulan November 2024 sebesar 1,74 persen," ucapnya.

Erni mengungkapkan, dalam pengendalian inflasi, pihaknya bersama dinas dan lembaga lainya, akan terus melakukan analisa terhadap sumber atau potensi tekanan, serta melakukan inventarisasi data dan informasi perkembangan harga barang dan jasa secara umum.

"Termasuk, menganalisis stabilitas permasalahan perekonomian daerah, yang dapat mengganggu stabilitas harga dan keterjangkauan barang dan jasa," pungkasnya. Arya

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Pengamat: Pertamina Tak Hanya Mampu Wujudkan Swasembada Energi

  NERACA Jakarta-Pengamat ekonomi bisnis Acuviarta Kartabi menilai, memasuki usia ke-67 Pertamina sudah memiliki landasan yang kokoh dan berkinerja baik.…

Bulog Cabang Cianjur Salurkan Bantuan Pangan Beras Tahap III

NERACA Sukabumi - Kantor Bulog Cabang Cianjur menyalurkan bantuan pangan beras tahap III untuk alokasi Desember 2024. Meskipun dalam penyaluran…

Tuntas ke Seluruh Kecamatan, Satpol PP Kota Sukabumi Kini Libatkan Linmas di Sosialisasi BKCHT

NERACA Sukabumi - Setelah tuntas ke masyarakat seluruh Kecamatan, kini Satpol PP Kota Sukabumi bersama petugas Bea dan Cukai Tipe…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pengamat: Pertamina Tak Hanya Mampu Wujudkan Swasembada Energi

  NERACA Jakarta-Pengamat ekonomi bisnis Acuviarta Kartabi menilai, memasuki usia ke-67 Pertamina sudah memiliki landasan yang kokoh dan berkinerja baik.…

Bulog Cabang Cianjur Salurkan Bantuan Pangan Beras Tahap III

NERACA Sukabumi - Kantor Bulog Cabang Cianjur menyalurkan bantuan pangan beras tahap III untuk alokasi Desember 2024. Meskipun dalam penyaluran…

Tuntas ke Seluruh Kecamatan, Satpol PP Kota Sukabumi Kini Libatkan Linmas di Sosialisasi BKCHT

NERACA Sukabumi - Setelah tuntas ke masyarakat seluruh Kecamatan, kini Satpol PP Kota Sukabumi bersama petugas Bea dan Cukai Tipe…