NERACA
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad terus mengakselerasi transformasi digital di sekror manufaktur, seiring dengan perkembangan era industri 4.0. Hal ini penting, sebab dengan memanfaatan teknologi modern diyakini dapat meningkatkan produktivitas industri manufaktur nasional agar bisa lebih berdaya saing global.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, “guna mencapai sasaran tersebut, Kemenperin telah membangun Pusat Industri Digital Indonesia (PIDI 4.0). Upaya ini sebagai salah satu wujud impelementasi program pada roadmap Making Indonesia 4.0.”
Sebelumnya, Agus pun mengungkapkan transformasi industri 4.0 membawa banyak perubahan dalam berbagai aktivitas ekonomi, terutama upaya mengadaptasi penggunaan teknologi digital. Percepatan transformasi digital ini juga sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri manufaktur nasional menjadi lebih berkelanjutan, fleksibel dan efisien.
Pada tahun 2018, Kemenperin menginisiasi peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai upaya percepatan transfomasi digital sektor manufaktur di tanah air. Peta jalan ini digunakan sebagai acuan bagi pelaku industri dan pembuat kebijakan untuk menerapkan konsep revolusi industri 4.0, dengan target besarnya adalah Indonesia masuk dalam jajaran 10 negara besar yang memiliki perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030.
“Perusahaan manufaktur memegang peran penting bagi perekonomian nasional. Transformasi dan implementasi industri 4.0 pada perusahaan manufaktur diyakini akan meningkatkan produktivitas, daya saing, efisiensi, kontribusi nilai tambah dan keberlanjutan industri nasional,” kata Agus.
Agus menegaskan, implementasi teknologi industri 4.0 dapat mendorong tercapainya dampak positif pada finansial, operasional, dan teknologi. “Komponen terpenting pada proses transformasi digital berupa kesadaran manfaat penggunaan peralatan digital, tidak hanya sekedar kemampuan adopsi teknologi, namun harus sejalan dengan perubahan mindset digital,” tutur Agus.
Pada tahun 2024, PIDI 4.0 telah menyelenggarakan berbagai agenda, antara lain melakukan pengembangan ekosistem 4.0 yang melibatkan sebanyak 2.390 orang dalam 31 kegiatan. PIDI 4.0 juga telah melakukan pendampingan bagi enam perusahaan industri dalam menerapkan industri 4.0 di perusahaan masing-masing.
“Di tahun 2024, PIDI 4.0 juga telah melatih 1.694 SDM industri dengan 63 pelatihan di bidang industri 4.0 seperti internet of things, robotik, mekatronika, cybersecurity, dan lain-lain," ujar Kepala Badan Pengembangan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan pada Evaluasi Program dan Kegiatan PIDI 4.0 di Bogor, beberapa waktu lalu.
Pelatihan yang dilaksanakan tersebut adalah Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK), yang memberikan pelatihan, praktik langsung, hingga uji kompetensi kepada para peserta, untuk memastikan kemampuan yang didapatkan setelah pelatihan.
Masrokhan menyampaikan, PIDI 4.0 merupakan showcase center yang menampilkan replika penerapan industri 4.0 yang terdapat di gedung PIDI 4.0, kawasan Permata Hijau, Jakarta. Sejak didirikan, sebanyak 2.591 orang telah mengunjungi showcase center tersebut.
“Masyarakat umum dapat melakukan kunjungan secara gratis dengan pembuatan janji terlebih dahulu. Beberapa teknologi yang dipamerkan antara lain adalah teknologi dari PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, PT Indolakto, dan PT Telkomsel,” papar Masrokhan.
Dalam menjalankan berbagai program kerjanya, PIDI 4.0 didukung oleh berbagai mitra mulai dari kalangan industri, akademik, hingga asosiasi. Hingga saat ini, terdapat 55 mitra yang mengesahkan MoU kerja sama dengan PIDI 4.0 untuk mengakselerasi penerapan industri 4.0. Dari 55 mitra tersebut, 11 di antaranya adalah mitra luar negeri dari Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, dan Singapura.
“Kami tidak dapat berjalan sendiri untuk mewujudkan aspirasi ini. Diperlukan dukungan dan kolaborasi strategis dengan para pelaku usaha industri, asosiasi, akademisi, lembaga litbang dan seluruh stakeholder lainnya untuk mewujudkan visi tersebut,” ujar Masrokhan.
Tahun ini, PIDI 4.0 telah melakukan riset bersama dengan Astra Otoparts yang menghasilkan output pengembangan Insert Cavity, Adaptor Sleeve, dan Insert Pin Jet Cooling. Sementara itu, PIDI 4.0 juga menggandeng BogorTech untuk riset bersama dengan output rintisan teknologi inovasi produk yang dinamakan PIDI-X untuk control and monitoring device penunjang 4.0 (IoT).
“PIDI 4.0 merupakan harapan besar Indonesia untuk menjadi akselerator transformasi industri digital di Indonesia. Melalui lima pilar layanan yang disiapkan, diharapkan PIDI 4.0 bisa membantu industri dalam proses transformasi sepanjang rantai nilai industri,” lanjut Masrokhan.
Produksi Minyak 2024 Capai 54,2 MBOPD Jakarta - Sepanjang 2024, Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina mencatat kinerja operasional migas positif.…
Water Management, Salah Satu Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi Ogan Ilir – Dalam kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke…
Pemanfaatan DAK Dongkrak Kapasitas Produksi Sentra IKM Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus mengembangkan sentra industri kecil dan…
Produksi Minyak 2024 Capai 54,2 MBOPD Jakarta - Sepanjang 2024, Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina mencatat kinerja operasional migas positif.…
Water Management, Salah Satu Kunci Tingkatkan Produktivitas Padi Ogan Ilir – Dalam kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ke…
Pemanfaatan DAK Dongkrak Kapasitas Produksi Sentra IKM Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus mengembangkan sentra industri kecil dan…