NERACA
Jakarta - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) mengingatkan bahwa penguatan peran keluarga penting untuk dilakukan dalam upaya pencegahan hingga penanganan stunting di Indonesia.
Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN Marianus Mau Kuru mengatakan apabila unsur penguatan keluarga dilupakan, maka seluruh upaya dalam pencegahan stunting, termasuk pencegahan anemia pada ibu dan anak, akan sulit diselesaikan.
“Mengapa keluarga itu kita perkuat, karena segala sesuatu yang terjadi itu di dalam keluarga. Jadi ketahanan keluarga itu harus kita perkuat betul, sehingga mereka membentengi diri dari segala sesuatu,” katanya pada diskusi bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di Jakarta, Selasa (26/11).
Ia mengakui upaya percepatan penurunan stunting tidak mudah, berkaca pada prevalensi stunting di Indonesia yang hanya turun 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023.
Untuk mewujudkan target penurunan stunting, menurut Marianus, strategi yang paling tepat yaitu pencegahan, terutama pencegahan pada keluarga-keluarga yang berisiko melahirkan anak stunting. Hal ini juga telah menjadi perhatian pemerintah pada beberapa tahun terakhir, di samping aspek penanganan.
“Kita harus mulai dengan pencegahan dari semua aspek supaya mulai dari hulu, kemudian secara dini supaya tidak boleh menjadi anak stunting. Butuh keterlibatan semua pihak dan kerja kolaboratif untuk menyebarkan edukasi terkait penerapan pola hidup yang baik, pemberian nutrisi yang bagus pada ibu hamil atau sejak remaja sampai calon pengantin, kemudian ibu hamil, melahirkan, tahap ASI, MPASI, dan seterusnya sampai 2 tahun. 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) itu menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Meskipun banyak tantangan, ia yakin target penurunan stunting tersebut dapat tercapai melalui aksi kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk organisasi profesi seperti IBI dan pihak swasta. Pihaknya uga selalu siap untuk berkolaborasi ke depannya.
Marianus menekankan bidan merupakan mitra strategi dan terdekat bagi BKKBN terkait dengan penyelenggaraan kesehatan ibu dan anak. Bidan yang berada di garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, memiliki peranan yang penting dalam program penurunan stunting melalui pembentukan Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Pada kesempatan itu Marianus mengapresiasi IBI yang didukung oleh Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia untuk mengadakan peluncuran inisiatif kolaborasi rekomendasi skrining dan pencegahan anemia defisiensi besi pada ibu dan anak Indonesia. Untuk diketahui, ibu hamil yang menderita anemia berisiko untuk melahirkan anak yang stunting.
Indonesia ditargetkan dapat mencapai penurunan stunting 18 persen pada 2025. Hal ini sebelumnya telah disampaikan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji pada 5 November 2024.
Pemerintah juga tengah menyusun Strategi Nasional (Stranas) baru untuk periode 2025-2029 yang menekankan pada paradigma pencegahan. Stranas ini akan dituangkan dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 yang akan menjadi acuan strategis hingga 2029, yang diharapkan terbit pada Januari 2025. Ant
NERACA Semarang - Wakil Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr Muhdi mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan…
NERACA Depok - Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Administrasi Pembangunan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Prof Ede Surya Darmawan mengatakan…
NERACA Serang - Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan Rochayati Basra mengatakan tingkat indeks demokrasi Indonesia (IDI) menghadapi berbagai tantangan…
NERACA Jakarta - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) mengingatkan bahwa penguatan peran keluarga penting…
NERACA Semarang - Wakil Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dr Muhdi mengimbau masyarakat agar tidak terpengaruh dengan…
NERACA Depok - Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Administrasi Pembangunan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) Prof Ede Surya Darmawan mengatakan…