NERACA
Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempererat kerja sama kelautan dan perikanan dengan Singapura, khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan program-program ekonomi biru.
Hal ini sesuai hasil pertemuan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dengan Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng di Kantor KKP, Jakarta Pusat.
“Kami sangat serius menjalankan lima program ekonomi biru, dan Pak Dubes Singapura sepenuhnya akan berkolaborasi dengan Indonesia di berbagai bidang,” ujar Trenggono dalam pertemuan tersebut.
Di sektor perikanan, sambung Trenggono, KKP telah mengembangkan modeling penangkapan ikan terukur di perairan Timur Indonesia. KKP juga membangun modeling budi daya berkelanjutan untuk komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, tilapia, dan lobster.
Trenggono menilai, pengembangan budi daya perikanan sangat potensial dikerja samakan dengan Singapura. Selain memiliki program modeling udang, rumput laut, dan tilapia, pihaknya akan merevitalisasi belasan ribu hektare tambak idle di sepanjang pantai utara Jawa pada tahun depan.
Revitalisasi tambak idle akan digunakan untuk pengembangan budi daya tilapia, yang memiliki daya serap tinggi di pasar global. Nilai pasar tilapia dunia diperkirakan mencapai USD14,46 miliar pada tahun 2024 dan diperkirakan tumbuh USD23,02 pada tahun 2034.
“Saya pikir kalau kita berkolaborasi kita bisa menjadi juara sektor perikanan,” ungkap Trenggono.
Sedangkan di bidang kelautan, KKP melakukan penataan ruang laut dan wilayah pesisir untuk menjaga keberlanjutan ekologi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara. Di antaranya dengan memperluas kawasan konservasi, merehabilitasi terumbu karang, melakukan transformasi penataan kabel dan pipa bawah laut, hingga aksi membersihkan sampah plastik di laut.
Selama ini Indonesia dan Singapura memiliki keterkaitan di bidang perikanan. Singapura tercatat sebagai pasar produk perikanan Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD113,4 juta pada tahun 2023. Adapun komoditas utama ekspor di antaranya udang, rajungan kepiting, kerapu, hingga kakap merah.
Sementara itu, Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng menegaskan kesiapan Singapura untuk mendukung program ekonomi biru yang digagas KKP untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjaga keberlanjutan ekologi.
Pihaknya pun akan menindaklanjuti potensi kerja sama ekonomi biru tersebut. “Kami tadi berdiskusi mengenai program prioritas KKP dan bagaimana Singapura bisa mendukung, di antaranya di bidang budi daya, kawasan konservasi, kegiatan bersama dalam menanggulangi sampah plastik di laut. Jadi menurut saya ini adalah ide yang cemerlang,” ungkap Kwok Fook Seng.
Tidak hanya KKP, sebelumnya Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis Indonesia dan Singapura bersama-sama dapat mengubah tantangan regional menjadi peluang untuk kolaborasi ekonomi yang bermanfaat dan saling menguntungkan. Indonesia memiliki pasar yang luas, tenaga kerja muda dan berbakat, sumber daya alam yang melimpah, dan bonus demografi yang mendorong pertumbuhannya. Sementara itu, Singapura menawarkan teknologi dan modal yang canggih.
Sebab, tidak ada negara yang dapat maju sendiri. Dalam dunia yang semakin saling terhubung, kolaborasi tidak hanya bermanfaat, tetapi juga sangat diperlukan. Indonesia dan Singapura, sebagai tetangga dekat dengan ikatan sejarah dan ekonomi yang kuat, memiliki posisi yang unik untuk memimpin dengan memberi contoh dalam membina kerja sama global.
Indonesia dan Singapura dapat membangun masa depan yang lebih tangguh dan sejahtera bagi kedua negara dan kawasan tersebut melalui upaya bersama dalam perdagangan, inovasi, dan pembangunan berkelanjutan. Kolaborasi ini tidak hanya mencerminkan rasa saling menghormati, tetapi juga kontribusi penting bagi kemajuan global.
Kemendag juga mendorong perusahaan-perusahaan Singapura untuk berinvestasi di bidang-bidang yang sejalan dengan prioritas pembangunan nasional Indonesia. Prioritas pertama adalah investasi dalam sumber daya manusia.
Adapun kinerja perdagangan Indonesia – Singapura selama lima tahun terakhir merupakan perjalanan yang diwarnai tantangan sekaligus peluang. Pada 2019, total perdagangan Indonesia – Singapura mencapai USD30,5 miliar sebelum mengalami penurunan selama pandemi global menjadi USD23 miliar pada 2020.
Meskipun menghadapi berbagai kesulitan ini, kedua negara berhasil bangkit kembali, mencapai total perdagangan sebesar USD 33,8 miliar pada 2022. Hal ini menunjukkan kapasitas kedua negara untuk beradaptasi dan pulih.
NERACA Jakarta – Dalam upaya tegas memberantas korupsi dan mafia pangan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan keberanian…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengambil langkah strategis untuk meningkatkan pengelolaan ikan tuna sebagai komoditas utama…
NERACA Jakarta – Kementterian Perdagangan (Kemendag) melakukan sosialisasi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2024 tentang Perdagangan Antarpulau. Salah…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempererat kerja sama kelautan dan perikanan dengan Singapura, khususnya yang berkaitan dengan…
NERACA Jakarta – Dalam upaya tegas memberantas korupsi dan mafia pangan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan keberanian…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengambil langkah strategis untuk meningkatkan pengelolaan ikan tuna sebagai komoditas utama…