NERACA
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ruang penurunan suku bunga acuan BI-Rate masih terbuka ke depan. "Apakah masih terbuka ruang penurunan suku bunga? Ya masih, dengan inflasi yang rendah maupun pertumbuhan ekonomi,” kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan November 2024 di Jakarta.
Ia menuturkan peluang penurunan BI-Rate tentu akan memperhatikan perkembangan dinamika global yang bergerak cepat. Untuk saat ini, BI memfokuskan kebijakan moneter untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global, dengan perkembangan politik di AS.
Oleh karena itu, ke depan BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang terus berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan BI-Rate lebih lanjut.
“Jadi masih terbuka, tapi tentu aja akan sangat tergantung ini. Dengan seperti tadi ruangannya yang dulu agak lebar, sekarang lebih terbatas. Tapi sabarnya lebih banyak. Sambil kita lihat dulu, tapi fokusnya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” ujarnya.
Dalam memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah, BI melakukan sejumlah upaya, diantaranya intervensi di pasar valas, optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk menarik investasi portfolio dan juga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede memproyeksikan Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen pada Desember 2024.
"Kami memproyeksikan bahwa BI masih memiliki ruang untuk menurunkan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Desember 2024, dengan penurunan lebih lanjut sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen yang diantisipasi pada tahun 2025," kata Josua.
Josua memandang BI akan mengambil sikap yang sama yakni hati-hati pada Desember 2024 sampai dengan 2025. Hal ini mengingat faktor pendekatan terukur bank sentral AS atau The Fed terhadap penurunan suku bunga yang cenderung tidak terlalu dovish dibandingkan dengan yang diantisipasi sebelumnya.
"BI kemungkinan akan melanjutkan penurunan suku bunga secara bertahap untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah meningkatnya volatilitas pasar global di bawah pemerintahan Trump," ujar Josua.
Senada, Ekonom Global Markets Maybank Indonesia Myrdal Gunarto juga menilai BI memiliki ruang untuk memangkas BI-Rate di akhir tahun. "Jadi ya kita harapkan ini bisa mendongkrak performa ekonomi juga, kalau nanti akhir tahun BI menurunkan suku bunganya, dan kita harapkan lagi dari tekanan nilai tukar rupiah akhir tahun relatif ringan lah ya. Apalagi juga kebutuhan akhir tahun kelihatannya kalau misalkan pertengahan bulan Desember sih sudah terpenuhi," jelasnya.
Myrdal menilai langkah dovish BI untuk menahan suku bunga pada bulan ini merupakan hal yang wajar menimbang adanya kekhawatiran jika kondisi pasar keuangan domestik rentan mengalami shock.
Selain itu, pemangkasan suku bunga di momen saat ini justru berpotensi memengaruhi daya tarik investasi domestik Indonesia menjadi menurun. "Tapi, ya tetap sih semuanya bergantung dari sisi pergerakan rupiah, baru lah dari sisi inflasinya pun juga harus kita lihat beserta tren pertumbuhan ekonomi domestik," terang Myrdal.
NERACA Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi bank-bank yang menyalurkan kredit atau…
NERACA Jakarta - Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menilai kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen…
NERACA Jakarta - Kepala Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Marlison Hakim mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman…
NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) memberikan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) bagi bank-bank yang menyalurkan kredit atau…
NERACA Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan ruang penurunan suku bunga acuan BI-Rate masih terbuka ke…