Saatnya Tekan Produksi Limbah Tekstil dengan Sustainable Fashion

NERACA

Aceh Besar – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya mengatakan fesyen merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB nasional namun di sisi lain juga menyebabkan tingginya limbah yang dihasilkan dari industri ini sehingga sudah saatnya menerapkan sustainable fashion.

"Fakta ini perlu disikapi dengan langkah bijak dan strategis yang salah satunya upaya menekan produksi limbah dengan upcycle produk fesyen atau fesyen yang berkelanjutan (sustainable fashion)," ujar Riefky  saat menghadiri "Green Creative". 

Berdasarkan data, subsektor fesyen berkontribusi terhadap PDB negara hingga 55 persen. Dari 33 juga ton tekstil yang diproduksi di Indonesia, kurang lebih 1 juta ton tekstil berakhir menjadi limbah. 

Untuk itu, lanjuut Riefky, Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) mendorong penerapan gaya hidup sustainable lifestyle yang diyakini juga akan menjadi tren ekonomi kreatif ke depan. Yakni melakukan langkah-langkah konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. 

Fesyen berkelanjutan bukan hanya menguntungkan lingkungan juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan berpotensi meningkatkan perekonomian di tanah air. 

Riefky mengatakan, kegiatan "Green Creative" yang dihadirkan ini juga menjadi salah satu upaya yang dilakukan Kemenparekraf untuk mendorong hal tersebut. 

“Green Creative” merupakan program pelatihan peningkatan kapasitas bagi pelaku sektor ekonomi kreatif mengenai pengelolaan dan pemanfaatan khusus bahan-bahan bekas (zero waste material) untuk dijadikan produk kreatif. Dalam hal ini khususnya limbah industri fesyen. 

"Inovasi adalah kunci untuk menciptakan fesyen yang berkelanjutan. Kita perlu mendukung para desainer dan industri untuk berinovasi dalam menciptakan produk-produk yang tidak hanya menarik tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan," ujar Riefky. 

Dengan meningkatnya permintaan produk ramah lingkungan, sektor ini diperkirakan akan dapat menarik lebih banyak investasi dan menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat.

"Ini adalah langkah penting untuk menekan angka pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan. Pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif dan fesyen berkelanjutan melalui berbagai program dan kebijakan," ujar Riefky. 

Riefky berharap momentum ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi untuk terus berkolaborasi bagi lebih banyak pihak. “Kami percaya sektor ekonomi kreatif mampu berkontribusi dalam peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Aceh Besar," ujar Riefky. 

Kementerian Ekonomi Kreatif dalam lima tahun ke depan diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan rasio ekonomi kreatif terhadap PDB nasional dari 6,70 persen pada tahun 2023 menjadi 8,37 persen. Kemudian nilai ekspor dari 23,90 juta dolar AS (tahun 2023) menjadi 29,88 juta dolar AS, nilai investasi sebesar Rp183,72 triliun dari Rp136,28 triliun (tahun 2023), serta serapan tenaga kerja mencapai 27,66 juta orang dari 24,92 juta orang (tahun 2023). 

Lebih lanjutt, berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa kontribusi industri fesyen menyumbang lebih dari 18 persen dari total industri kreatif Indonesia  terhadap produk domestik bruto (PDB). Kontribusi sebesar ini sangat menggembirakan. Dengan  perkembangan teknologi digital, industri modest fashion diharapkan semakin meningkat dan berkembang.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag, Moga Simatupang menegaskan, “pada 2022, industri fesyen menyumbang sekitar 18 persen dari total kontribusi industri ekonomi kreatif terhadap PDB. Nilainya mencapai Rp220 triliun. Industri ini juga menciptakan lapangan kerja bagi jutaan  masyarakat Indonesia, mulai dari sektor produksi, distribusi, hingga pemasaran”.

Moga juga memberi perhatian penuh pada kemajuan dunia digital dan media sosial. “Perkembangan  teknologi digital membuka peluang bagi industri fesyen tanah air. Para pelaku usaha di industri ini bisa memasarkan produknya melalui e-commerce,” ujar Moga.

Menurut Moga, industri fesyen di Indonesia tidak hanya berkembang dari segi volume, tetapi juga dalam  hal inovasi. Tren yang berkembang saat ini menunjukkan adanya pergeseran ke arah produk-produk  yang tidak hanya mengedepankan dari segi desain, tetapi juga produk yang mengutamakan  keberlanjutan dan etika produksi. 

Selain itu, perkembangan teknologi digital seperti e-commerce dan media sosial telah membuka peluang  baru bagi pelaku usaha modest fashion untuk memperluas pasar.

BERITA TERKAIT

Dorong Pelaku IKM Terapkan Teknologi Digital

NERACA Jakarta – Di tengah persaingan ekonomi global yang semakin ketat, implementasi teknologi industri 4.0 tak dapat dihindari. Pemerintah terus…

Indonesia Komit Kembangkan Industri Hijau

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan industri hijau, salah satunya melalui kebijakan terkait dekarbonisasi, yaitu upaya mengurangi…

Peningkatan Daya Saing dan Kemandirian Industri Nasional Terus Didorong

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan daya saing dan kemandirian industri nasional. Salah satu upayanya adalah memacu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Dorong Pelaku IKM Terapkan Teknologi Digital

NERACA Jakarta – Di tengah persaingan ekonomi global yang semakin ketat, implementasi teknologi industri 4.0 tak dapat dihindari. Pemerintah terus…

Indonesia Komit Kembangkan Industri Hijau

NERACA Jakarta – Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan industri hijau, salah satunya melalui kebijakan terkait dekarbonisasi, yaitu upaya mengurangi…

Saatnya Tekan Produksi Limbah Tekstil dengan Sustainable Fashion

NERACA Aceh Besar – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya mengatakan fesyen merupakan salah satu subsektor ekonomi…