NERACA
Bandung - Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) Pengalengan siap menjadi suplier utama susu segar untuk pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) khususnya untuk di wilayah Bandung Selatan.
Koperasi yang didirikan pada tahun 1969 ini mampu memproduksi 80 ton/hari sehingga kapasitas tersebut diyakini mampu menyuplai susu segar hingga 400 ribu lebih orang penerima manfaat program MBG.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi akan mendorong kepada stakeholder terkait di wilayah Bandung untuk memasukkan KPBS sebagai daftar distributor utama susu segar pada pelaksanaan MBG Januari 2025 mendatang. Dari hasil peninjauannya langsung, MenKop Budi Arie Setiadi menyatakan produk susu yang dihasilkan oleh peternak sapi anggota KPBS Pengalengan memenuhi kriteria gizi yang dipersyaratkan.
"Kita akan bicara dengan Satuan Pelayanan Program MBG agar susu anak-anak (di sekitar Bandung Selatan) agar susunya berasal dr KPBS Pengalengan, nanti kita kordinasikan dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah daerah," kata Budi.
Budi menyatakan komitmen untuk melakukan intervensi untuk meningkatkan produktivitas susu di KPBS Pengalengan misalnya melalui skema kebijakan pemberian pakan berkualitas untuk sapi perah yang dipelihara oleh para peternak. Selain itu apabila ada bantuan sapi perah khususnya untuk indukan dari negara lain akan diupayakan untuk dikelola oleh KPBS Pengalengan.
"Saya juga berkomitmen untuk pembiayaan melalui LPDB (Lembaga Pengelola Dana Bergulir) terutaam akses permodalan akan kita tingkatkan, yang penting dikelola dengan baik," kata Budi.
Dengan koordinasi dan kerja sama antar pemangku kepentingan, MenKop Budi Arie meyakini produksi susu segar dari KPBS Pengalengan dapat meningkat hingga dua kali lipat. Dengan hasil produksi yang meningkat diharapkan distribusi susu segar untuk kesuksesan program MBG dapat diperluas hingga keluar dari wilayah Bandung Selatan.
Jika produktivitas susu di KPBS Pengalengan ini ditarik ke isu nasional, diharapkan dengan semakin meningkat angka produksinya dapat menekan jumlah impor susu yang saat ini mencapai 80 persen dari total kebutuhan.
"Kami bertekad mewujudkan misi swasembada pangan terutama susu, ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama lintas Kementerian dan Lembaga untuk tingkatkan produktivitas susu nasional," kata Budi.
Sementara itu Ketua KPBS Pangalengan Aun Gunawan mengakui bahwa peluang penyerapan susu sapi lokal meningkat setelah adanya program MBG. Namun sayangnya beberapa hambatan yang dihadapi oleh peternak sapi perah juga semakin besar.
Beberapa tantangan tersebut adalah regenerasi peternak semakin sulit dilakukan karena anak-anak muda cenderung ingin bekerja di sektor formal. Kemudian keterbatasan lahan hijau untuk ternak sapi hingga keterbatasan pengolahan limbah.
"Para peternak kami belum bisa dibikin semacam instalasi pengolahan limbah komunal sebab jauh dari rumah dan belum lagi antar satu peternak dengan peternak lain yang sulit untuk kompak, makanya sanitasi kerap menjadi persoalan," kata Aun.
Dengan anggota sebanyak 4.578 orang dan populasi sapi sebanyak 13.480 ekor, Aun menyatakan siap apabila ditunjuk sebagai suplier utama untuk program MBG di Bandung Selatan. Pihaknya juga siap bermitra dengan berbagai pihak untuk meningkatkan produktivitas susu melalui KPBS yang dikelolanya
"Kami welcome dengan semua pihak untuk tumbuh bersama demi meningkatkan kesejahteraan anggota kami melalui diversifikasi bisnis dan upaya lainnya," kata Aun.
Sebelumnya, Dewan Persusuan Nasional (DPN) berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto akan memberi perhatian kepada peternak sapi perah rakyat dan Koperasi Susu. Karena pasokan susu dalam negeri masih di bawah 20 persen dari kebutuhan nasional sangat memprihatinkan.
“Kita berharap Presiden Terpilih Bapak Prabowo Subianto, yang pernah sebagai Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan memberikan atensi kepada peternak sapi perah rakyat dan Koperasi Susu,” ujar Ketua DPN Teguh Boediyana.
Saat ini, kata Teguh, kontribusi peternakan sapi perah rakyat dalam memenuhi kebutuhan susu nasional di bawah 20 persen adalah suatu yang memprihatinkan. DPN beserta para komponen pendukungnya sangat ingin ada perubahan sehingga peternakan sapi perah rakyat mendapat perhatian dari Pemerintah.
Selain itu, lanjut Teguh, petertenak sapi perah juga dapat perhatian dari pihak yang terkait agar dapat berperan serta berkontribusi dalam memberdayakan potensi di pedesaan serta memberikan multiplying effect utamanya di bidang perekonomian. Tentunya termasuk memberikan kesejahteraan bagi peternak sapi perah serta mengokohkan wadah koperasi susu.
NERACA Jakarta –PT Pertamina (Persero) resmi menutup rangkaian kegiatan Pertamina Small Medium Enterprise Expo (SMEXPO) 2024, ajang pemasaran hybrid produk-produk…
NERACA Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkomitmen melanjutkan langkah untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia melalui…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan produk akuakultur Indonesia telah berstandar internasional dan mampu bersaing di pasar…
NERACA Jakarta –PT Pertamina (Persero) resmi menutup rangkaian kegiatan Pertamina Small Medium Enterprise Expo (SMEXPO) 2024, ajang pemasaran hybrid produk-produk…
NERACA Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) berkomitmen melanjutkan langkah untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia melalui…
NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan produk akuakultur Indonesia telah berstandar internasional dan mampu bersaing di pasar…