Rajin Olahraga Kurangi Risiko Terkena Stroke Kembali

Tahukah kamu dari 276,4 juta penduduk di 38 provinsi di Indonesia, 2,9 juta jiwanya mengalami stroke per tahun. Angka ini terus meningkat tiap tahunnya dan untuk diketahui bersama stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung.

Kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS. di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. “Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Dari sisi pembiayaan, stroke menjadi salah satu penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar ketiga setelah penyakit jantung dan kanker, yaitu 3.23 triliun rupiah pada tahun 2022. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2021 yaitu sebesar 1,91 triliun.”ungkapnya.

Salah satu penyebab stroke karena gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Ya, orang yang mengalami stroke akan mengalami kelumpuhan dan dampaknya mempengaruhi produktifitas seseorang. Banyak cara untuk mengobati stroke dengan merubah gaya hidup sehat, mengkonsusmi makanan yang bergizi dan rutin berolahraga.

Namun menurut dokter spesialis neurologi RSUD Pasar Minggu, dr. Marijanty Learny Vera T., Sp.N, kebiasaan rajin berolahraga dapat mengurangi risiko penyintas stroke terkena penyakit itu kembali.“Satu juta kasus stroke per tahun terkait dengan kurangnya aktivitas fisik, dengan mendapatkan jumlah olahraga yang disarankan setiap minggu, maka akan mengurang risiko terkena stroke,”ujarnya dalam diskusi daring yang dikuti di Jakarta, kemarin.

Disampaikannya, stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Tetapi sebagian besar kasus stroke dapat dicegah dengan mengatasi sejumlah kecil faktor risiko utama seperti rutin berolahraga. Dalam kaitannya dengan stroke, olahraga yang dilakukan hanya dengan lima kali berolahraga dalam seminggu selama 30 menit, risiko terkena stroke dapat berkurang sebesar 25%.

Misalnya aktivitas kecil sehari-hari seperti berjalan kaki daripada menggunakan mobil, memilih menaiki tangga dibanding menggunakan lift, berkebun dan melakukan pekerjaan rumah akan membantu masyarakat tetap sehat dan mengurangi risiko stroke.“Selain menjaga aktivitas secara umum, disarankan agar menargetkan setidaknya dua setengah jam olahraga sedang hingga berat setiap minggu. Hal ini dapat dibagi sesuai keinginan, tetapi cara yang baik untuk mencapai target ini adalah dengan aktif selama 30 menit, lima hari dalam seminggu,” saran dia.

Jika penyintas merasa sulit untuk menjadwalkan olahraga 30 menit sehari, dia menyarankan untuk membagi durasi menjadi blok 10 menit atau lebih sepanjang hari dan terus berusaha ditingkatkan seiring waktu. Dirinya juga menekankan bahwa orang yang menjadi penyintas stroke pun, harus tetap berolahraga secara teratur karena dengan berolahraga, para penyintas juga akan terhindar dari risiko demensia, meningkatkan pemulihan, membantu mengatasi kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.”Bahkan jika mobilitas anda terpengaruh oleh stroke, kemungkinan masih ada jenis olahraga yang cocok untuk anda. Seorang fisioterapis atau terapis okupasi dapat membantu menemukan olahraga yang sesuai,”kata Marijanty.

Dalam kesempatan itu, dia turut mengingatkan bahwa stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terhenti akibat bekuan darah atau karena arteri di otak pecah sehingga mengalami pendarahan. Dengan demikian, stroke tidak boleh diabaikan dan perlu dikenali gejalanya. Misalnya seperti kelemahan di satu sisi tubuh, kesulitan bicara atau memahami ucapan, gangguan penglihatan seperti kabur atau hilang, pusing, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, kebas atau kesemutan dan kesulitan menelan.“Ingat! satu dari empat orang berisiko mengalami stroke dalam hidup mereka, tetapi dengan mengambil langkah-langkah yang sederhana, hampir semua stroke dapat dicegah,”jelasnya.

 

BERITA TERKAIT

OMRON Tegaskan Komitmen dalam Meningkatkan Kesadaran dan Pemantauan Kesehatan Jantung

NERACA Jakarta –  OMRON Healthcare Indonesia bekerja sama dengan Jakarta Heart Center (JHC) menyelenggarakan acara bertajuk ‘Heart-to-Heart Gathering: A Journey…

Waspadai Sindrom Nefrotik yang Sering Diderita Anak Prasekolah

  Konsultan Nefrologi Anak FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Sudung O. Pardede Sp.A(K) mengatakan sindrom nefrotik bisa terjadi pada semua orang dan…

Warga Diingatkan Menjaga Imunitas Saat Musim Hujan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan mulai November 2024. BMKG pun mengimbau masyarakat…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

OMRON Tegaskan Komitmen dalam Meningkatkan Kesadaran dan Pemantauan Kesehatan Jantung

NERACA Jakarta –  OMRON Healthcare Indonesia bekerja sama dengan Jakarta Heart Center (JHC) menyelenggarakan acara bertajuk ‘Heart-to-Heart Gathering: A Journey…

Waspadai Sindrom Nefrotik yang Sering Diderita Anak Prasekolah

  Konsultan Nefrologi Anak FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Sudung O. Pardede Sp.A(K) mengatakan sindrom nefrotik bisa terjadi pada semua orang dan…

Warga Diingatkan Menjaga Imunitas Saat Musim Hujan

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut, wilayah Indonesia akan memasuki musim hujan mulai November 2024. BMKG pun mengimbau masyarakat…