Hilirisasi Berikan Nilai Tambah bagi Sumber Daya Alam

NERACA

Ternate – Hilirisasi menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan ekonomi Indonesia, terutama di sektor pertambangan. Hal tersebut sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi untuk memberikan nilai tambah bagi sumber daya alam yang ada di Indonesia.

Hilirisasi adalah proses pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Di bidang pertambangan, hal ini dapat diartikan tidak hanya mengekspor mineral dalam bentuk mentah, tetapi juga memprosesnya menjadi barang-barang bernilai tambah, seperti logam olahan dan produk mineral lainnya.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo memberikan mandat kepada Kabinet Merah Putih yang Ia pimpin, untuk menjadikannya hal yang wajib bagi Kementerian yang terkait dengan hilirisasi untuk menyukseskan program hilirisasi. Hal tersebut disampaikan Yuliot pada acara Peresmian BBM Satu Harga di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

"Manfaat dari hilirisasi ini, kami melihat bahwa Maluku Utara adalah contoh sukses program hilirisasi. Yang tadinya Maluku Utara ekspor bahan mentah dalam bentuk nikel ore, dengan adanya program hilirisasi kita menghasilkan dari nikel itu ada dua komponen, yang pertama itu adalah nikel, yang kedua kobalt," ujar Yuliot.

Dengan melakukan hilirisasi, sambung Yuliot, pertumbuhan ekonomi Maluku Utara pada tahun 2023 lalu mencapai 20,49 persen, yang menjadikan Maluku Utara dengan pertumbuhan perkonomian tertinggi di dunia. Bahkan, pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Maluku Utara berada pada angka lebih dari 22 persen.

"Kalau kita lihat aliran investasi hilirisasi untuk Maluku Utara Pada Januari sampai dengan September 2024 ini, aliran investasi yang masuk dalam rangka hilirisasi di Maluku Utara lebih kurang sekitar Rp55 triliun, karena Nikel dan Kobalt ini diperlukan untuk ekosistem kendaraan listrik," imbuh Yuliot.

Lebih lanjut, Yuliot menegaskan bahwa pemerintah tidak akan hanya berhenti pada program hilirisasi tahap pertama saja, melainkan akan ada hilirisasi tahap selanjutnya, yakni hilirisasi tahap kedua, ketiga, dan keempat. "Kami dari Kementerian ESDM juga sudah memetakan pohon industri untuk melakukan proses hilirisasi yang lebih dalam lagi hingga tahap keempat. Sehingga nilai tambah yang terjadi lebih besar," jelas Yuliot.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2023, pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara ditopang oleh hilirisasi (industri pengolahan) yang mencapai angka 10,60 persen, disusul dengan pertambangan sebesar 7,97 persen. Kemudian diikuti sektor perdagangan sebesar 0,72 persen, sektor pertanian 0,62 peren, dan sektor lainnya sebesar 0,57 persen.

 Lebih lanjut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pun bertekad menjalankan kebijakan strategis untuk semakin meningkatkan kinerja industri manufaktur nasional. Langkah ini juga selaras mendukung target pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo Subianto sebesar 7-8 persen.

“Kami akan tancap gas. Sesuai arahan Bapak Presiden, khusus untuk sektor manufaktur, harus ada korelasi di antara pertumbuhan setiap industri dengan kesejahteraan rakyat secara langsung. Artinya, investasi itu harus benar-benar yang terarah, yang juga dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas. Tentunya kami akan bahas rumusannya,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

Agus menegaskan, pihaknya akan bekerja sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2025-2045, yang memiliki kebijakan pengembangan 10 industri prioritas. “Kami optimistis sektor industri manufaktur masih memberikan kontribusi paling besar pada perekonomian nasional. Oleh karena itu, kami akan memantapkan roadmap yang sudah ada dalam dua atau tiga tahun ke depan,” tutur Agus.

Agus pun menjelaskan, Kemenperin tetap berkomitmen untuk melaksanakan program hilirisasi. “Program hilirisasi tidak hanya difokuskan pada beberapa komoditas saja, tetapi juga dilakukan pada seluruh komoditas yang dapat menciptakan nilai tambah, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan,” jelas Agus.

Strategi selanjutnya, pembangunan industri ke depan harus ditujukan untuk memperdalam struktur industri dari hulu ke hilir, serta didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam yang melimpah. “Sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam dan pasar domestik yang besar, Indonesia selalu memiliki potensi besar menjadi negara industri maju dunia,” imbuh Agus.

Untuk itu, diperlukan sinergi antara Kemenperin bersama stakeholders mulai dari penyusunan kebijakan industri dan perdagangan, penguatan rantai pasok, pembinaan SDM, fasilitasi pembiayaan, hingga pengembangan riset dan teknologi.

“Dengan demikian, pada akhirnya sektor industri manufaktur nasional diharapkan benar-benar mampu menjadi tulang punggung ekonomi nasional yang kuat dan berhasil menghantarkan Indonesia pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan,” ujar Agus.

 

BERITA TERKAIT

Pertamina NRE Gencar Dorong Carbon Neutral Event

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE)  tidak saja mempelopori perdagangan karbon di IDX Carbon pada tahun…

Hilirisasi Sawit Terus Dipacu, Diantaranya untuk Penuhi Industri Batik

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan nilai tambah kelapa sawit sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia agar…

Hilirisasi Tembaga dan Timah Terus Dipacu

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat hilirisasi dan meningkatkan daya saing industri tembaga dan timah nasional. Apalagi, sektor…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina NRE Gencar Dorong Carbon Neutral Event

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE)  tidak saja mempelopori perdagangan karbon di IDX Carbon pada tahun…

Hilirisasi Berikan Nilai Tambah bagi Sumber Daya Alam

NERACA Ternate – Hilirisasi menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan ekonomi Indonesia, terutama di sektor pertambangan. Hal tersebut sejalan…

Hilirisasi Sawit Terus Dipacu, Diantaranya untuk Penuhi Industri Batik

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan nilai tambah kelapa sawit sebagai salah satu komoditas unggulan Indonesia agar…