NERACA
Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) semakin gencar memperkenalkan potensi industri alat kesehatan (Alkes) Indonesia ke kancah global, termasuk berupaya untuk memacu penetrasi ke pasar nontradisional seperti negara-negara Afrika. Langkah ini direalisasikan melalui keikutsertaan industri alat kesehatan dalam negeri pada ajang Africa Health 2024 yang digelar di Cape Town, Afrika Selatan.
“Industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor prioritas berdasarkan RIPIN 2015-2035 serta RPJPN 2025-2045, sehingga dukungan dari seluruh stakeholder sangat dibutuhkan dalam pengembangan industri alat kesehatan,” kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Yan Sibarang Tandiele di Jakarta.
Yan mengemukakan, pameran Africa Health 2024 menjadi peluang untuk meningkatkan akses pasar ekspor terhadap produk alat kesehatan Indonesia, mengingat Afrika Selatan merupakan negara hub perekonomian dan perdagangan di Afrika. “Partisipasi Indonesia pada Africa Health 2024 merupakan kerja sama antara Kemenperin dengan Kementerian Kesehatan, KJRI Cape Town, ITPC Johannesburg dan Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki),” ungkap Yan.
Gelaran Africa Health telah dikenal sebagai pameran bergengsi tingkat internasional khusus bidang peralatan medis, perbekalan medis, dan perawatan kesehatan yang terbesar di kawasan Afrika. Terdapat lebih dari 500 exhibitor dari 40 negara yang hadir pada pelaksanaan tahun ini dan juga terdapat 14 Country Paviliun.
Pada Africa Health 2024, Paviliun Indonesia menghadirkan delapan industri alat kesehatan dalam negeri, yaitu PT.Swayasa Prakarsa, PT.Sugih Instrumendo Abadi, PT.Prodia Diagnostic Line, PT.Oneject Indonesia, PT.Kusuma Sukses Makmur, PT.Global Medipro Investama, PT.Atara Cipta Medika dan CV.Samudra Medika Laboratories. Selain itu, ada empat perusahaan lain yang tergabung dalam Aspaki.
Yan juga menyampaikan apresiasi atas dukungan KJRI Cape Town dan ITPC Johannesburg dalam mewujudkan Paviliun Indonesia di Africa Health 2024. “Keikutsertaan Indonesia pada Africa Health 2024 diharapkan dapat meningkatkan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan dan kinerja ekspor sektor ILMATE. Selain itu juga menjadi salah satu upaya dalam peningkatan daya saing dan pertumbuhan investasi sektor ILMATE,” papar Yan.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI Cape Town, Tudiono turut menyampaikan pula apresiasi keikutsertaan Delegasi Indonesia di ajang Africa Health 2024, yang meliputi ASPAKI, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian dalam Paviliun Indonesia. Hadirnya delegasi Indonesia dalam pameran ini sekaligus menunjukkan kemampuan ekonomi Indonesia yang kuat, termasuk pada sektor industri kesehatan dan medis.
“Seluruh Delegasi Indonesia merupakan pejuang ekonomi, dan membawa nama bangsa di kancah internasional, sekaligus mendukung pelaksanaan diplomasi ekonomi yang senantiasa menjadi prioritas Pemerintah Indonesia,” terang Tudiono.
Pada kesempatan yang sama, Tonny Hendriawan selaku Kepala ITPC Johannesburg menjelaskan, tujuan utama keikutsertaan Indonesia pada pameran ini juga untuk meningkatkan dan membuka pasar ekspor baru bagi Indonesia di negara-negara nontradisional, serta memperlihatkan bahwa Indonesia sejajar dengan negara-negara lainnya sebagai produsen alat kesehatan dunia.
Direktur Pengawasan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Eka Purnamasari menyatakan bahwa partisipasi industri alat kesehatan Indonesia pada Africa Health 2024 mencerminkan Indonesia siap menjadi supply chain global khususnya untuk pemenuhaan kebutuhan alat kesehatan di wilayah Afrika dalam rangka bagian dari kontribusi pada upaya pelayanan kesehatan dunia.
Selain mengikuti pameran Africa Health 2024, industri alat kesehatan yang terlibat juga mengikuti kegiatan Business Meeting yang diselenggarakan oleh KJRI Indonesia. Pertemuan bisnis yang telah dijadwalkan, yaitu dua perusahaan sektor kesehatan, Paed-IQ Pty Ltd dan CareWorks Pty Ltd. Selanjutnya Delegasi Indonesia melakukan kunjungan ke salah satu rumah sakit setempat, Mediclinic Cape Gate.
Lebih lanjut, Kemenperin fokus untuk mengembangkan industri alkes dalam negeri agar semakin berdaya saing di kancah global. Apalagi, industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0.
Ke depan, Kemenperin mendorong industri alkes dalam negeri agar dapat menghasilkan produk berbasis teknologi tinggi seperti electromedic devices, implan orthopedic, dan perangkat radiologi. Guna mencapai sasaran tersebut, beberapa langkah yang perlu dijalankan, antara lain menjamin ketersediaan bahan baku, penguasaan teknologi dan inovasi, serta mengembangkan R&D alat kesehatan dengan harapan terciptanya ekosistem alat kesehatan berbasis riset.
NERACA Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan ada dua penyebab Industri terpukul, yaitu barang masuk secara illegal, dan barang…
NERACA Baku – PT Pertamina (Persero) sejak beberapa tahun lalu telah mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak nabati. Pada…
NERACA Jakarta –Tantangan terbesar dalam meningkatkan kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah tingginya arus impor yang berpotensi menekan…
NERACA Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan ada dua penyebab Industri terpukul, yaitu barang masuk secara illegal, dan barang…
NERACA Baku – PT Pertamina (Persero) sejak beberapa tahun lalu telah mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak nabati. Pada…
NERACA Jakarta –Tantangan terbesar dalam meningkatkan kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah tingginya arus impor yang berpotensi menekan…