Humas dan Media Tidak Terpisahkan di Era Digital

NERACA

Jakarta - Praktisi di bidang media Lis Hendriani mengemukakan bahwa peran hubungan masyarakat (humas) dengan media massa tidak bisa dipisahkan di era digital yang berkembang cepat dalam 15 tahun terakhir.

Perkembangan teknologi ponsel pintar dan penggunaan internet membuat terjadinya perubahan yang sangat cepat terhadap prilaku masyarakat dalam mengakses, mengonsumsi dan membagikan informasi.

"Perubahan ini tidak hanya berpengaruh pada eksistensi industri media, melainkan juga bagi industri Public Relations (PR) dan komunikasi sebagai pengguna media," kata Lis Hendriani yang juga Pemimpin Redaksi Majalah MIX MarComm dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (23/10).

Menurut dia, pelaku di bidang humas (Public Relations/PR) dan komunikasi dituntut memahami lansekap baru industri media, latar belakang perkembangan isu yang mempengaruhi citra dan reputasi perusahaan dan perilaku konsumsi media para pemangku kepentingannya.

Strategi komunikasi perusahaan tanpa berlandaskan data tentang tiga aspek tersebut hanya akan menghasilkan spekulasi dalam efektivitas penyampaian pesannya.

Sebaliknya, dengan data yang terpercaya, lengkap, tepat, dan diolah dengan cermat akan memberi kekuatan kepada pelaku komunikasi untuk memahami tren para pemangku kepentingan, mengarahkan opini mereka, dan bahkan merespons krisis dengan akurat (seandainya terjadi).

Dalam upaya mengetahui tren media saat ini, pihaknya telah mengumpulkan dari kalangan media, praktisi humas serta akademisi untuk mengetahui tantangan dan peluang yang bakal dihadapi.

Bahkan MIX juga memberikan penghargaan kepada humas yang dinilai memiliki hubungan yang baik dengan media yang dinilai oleh kalangan praktisi dan ahli di bidang humas dan media.

Salah satu dewan juri Adita Irawati yang saat ini menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Kapasitasnya yang hampir 20 tahun bekerja di industri telekomunikasi, khususnya di bidang komunikasi dan PR bahkan sempat direkrut menjadi staf khusus presiden bidang Komunikasi membuatnya cocok untuk memberikan penilaian.

Dia berharap dengan berbagai masukan dalam hubungan media dan PR akan memberikan manfaat berupa penyiapan strategi ke depan termasuk mengantisipasi perkembangan terkini di bidang media sosial yang didukung kecerdasan buatan.

Berdasarkan data rata-rata masyarakat Indonesia menggunakan telepon pintarnya lebih dari 8,5 jam per hari, 6 jam 15 menit di antaranya digunakan untuk berselancar di media sosial.

Media cetak nasional tinggal 34,4 juta eksemplar per hari seluruh Indonesia. Artinya, tinggal 25 persen, sedangkan di Amerika Serikat tinggal 20 persen dari top sirkulasinya ke saat ini. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

Indeks Pembangunan Kependudukan Semakin Baik

NERACA Jakarta - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)…

Investasi Budaya Harus Berbasis Pelestarian Lingkungan

NERACA Jakarta - Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evaluasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ary Prihardhyanto menyatakan bahwa investasi…

Kompetensi Literasi Diperlukan untuk Indonesia Emas 2045

NERACA Jakarta - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa E. Aminudin Aziz mengatakan bahwa kompetensi literasi yang mumpuni diimpikan untuk…

BERITA LAINNYA DI

Indeks Pembangunan Kependudukan Semakin Baik

NERACA Jakarta - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut Indeks Pembangunan Berwawasan Kependudukan (IPBK)…

Investasi Budaya Harus Berbasis Pelestarian Lingkungan

NERACA Jakarta - Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evaluasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ary Prihardhyanto menyatakan bahwa investasi…

Kompetensi Literasi Diperlukan untuk Indonesia Emas 2045

NERACA Jakarta - Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa E. Aminudin Aziz mengatakan bahwa kompetensi literasi yang mumpuni diimpikan untuk…