Pertemukan Industri Perakitan dengan Penyedia Komponen Dalam Negeri - KEMBANGKAN INDUSTRI OTOMOTIF

NERACA

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif mendorong pengembangan industri otomotif, salah satunya melalui penguatan sinergi antara industri perakitan kendaraan bermotor dan industri penyedia komponen kendaraan bermotor.

Sebagai upaya memperkuat sinergi tersebut, Kemenperin menginisiasi kegiatan Business Matching dalam rangka Peningkatan Penggunaan Komponen Otomotif Produksi Dalam Negeri dalam Rantai Pasok Global Industri KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai)  Roda Empat. Kegiatan tersebut juga merupakan hasil kolaborasi bersama antara Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan Kementerian Perindustrian.

“Kami berharap, adanya kolaborasi ini dapat mendorong pertumbuhan industri otomotif nasional serta dapat menjembatani industri perakitan untuk menemukan supplier dalam negeri dan menjadikan industri komponen Indonesia masuk dalam rantai pasok global,” ujar Plt. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Putu Juli Ardika dalam pembukaan Business Matching tersebut.

Dalam kesempatan itu, Putu juga menyampaikan bahwa pada saat ini Indonesia telah dijadikan sebagai negara tujuan utama basis produksi EV bagi global brands, yang salah satunya berasal dari Tiongkok. 

“BYD telah merencanakan investasi sebesar Rp11,7 triliun dengan kapasitas produksi kendaraan listrik mencapai 150 ribu unit per tahun. Investasi ini tidak hanya merupakan bukti kepercayaan BYD terhadap potensi pasar Indonesia, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik di kawasan regional dan global,” ungkap Putu.

Setelah menyampaikan komitmen produksi, memulai pembangunan pabrik serta melakukan penjualan EV di Indonesia pada bulan Juni 2024, brand dari PT BYD Motor Indonesia itu mendapatkan sambutan positif dari masyarakat Indonesia. Terakhir pada bulan September 2024, BYD berhasil menjual sebanyak dua ribu unit. Hal ini membuktikan bahwa model kendaraan BYD dinilai cocok atau sesuai dengan karakteristik harapan masyarakat.

Putu berharap, masuknya investasi besar ke Indonesia akan memberikan dorongan bagi industri komponen di Indonesia untuk terus berkembang, serta terjadinya transfer teknologi dari BYD kepada industri komponen Indonesia. “Transfer teknologi ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan industri komponen nasional, sehingga dapat naik kelas dan berdaya saing di Global Value Chain (GVC),” harap Putu.

Sehingga dengan peningkatan kemampuan teknologi, industri komponen Indonesia diharapkan tidak hanya menjadi pemasok domestik, tetapi juga dapat berperan aktif dalam rantai pasok global, khususnya untuk industri kendaraan listrik.

Oleh karena itu, Putu mengajak seluruh pihak, baik dari pemerintah, sektor industri, maupun pemangku kepentingan lainnya, untuk terus bersinergi dalam mendukung pengembangan industri otomotif, khususnya kendaraan listrik di Indonesia, demi mencapai visi bersama menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri otomotif global. 

Direktur Departemen Administrasi BYD Andy Lin mengatakan keputusan untuk berinvestasi di Indonesia merupakan bagian penting dari strategi global BYD. “Kami berencana menjadikan Indonesia sebagai kantor pusat regional di Asia Pasifik, dengan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan, produksi, penjualan, purna jual, serta pelatihan, Kami juga berharap agar capaian produksi 15 Juta BYD dapat dilakukan di Indonesia” katanya.

Ke depannya, Andy menambahkan, BYD akan meluncurkan lebih banyak model kendaran listrik (EV) di Indonesia, serta menghadirkan model plug-in hybrid (PHEV).  BYD akan menggabungkan kemampuan manufaktur otomotif kelas satu di Indonesia dengan teknologi energi baru yang unggul untuk mendukung transformasi dan peningkatan rantai industri otomotif di Indonesia.

Pada acara Business Matching tersebut, hadir sebanyak 79 perusahaan yang berpartisipasi menjadi peserta. Dalam sesi temu bisnis, digelar 1-on-1 meeting PT BYD Indonesia dengan grup-grup industri anggota asosisasi.

Lebih lanjut, industri komponen otomotif dan aftermarket dunia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Industri ini meliputi suku cadang, aksesoris, dan jasa. Berdasarkan data dari Alibaba.com, pasar komponen otomotif aftermarket global diperkirakan akan tumbuh dari USD400 miliar pada tahun 2023 menjadi USD550 miliar pada tahun 2028.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, “lonjakan ini didorong oleh kemajuan teknologi, bertambahnya usia kendaraan, berkembangnya preferensi konsumen serta pertumbuhan e-commerce. Pasar e-commerce komponen otomotif global sendiri diperkirakan akan mencapai USD200 miliar pada tahun 2027, dengan pertumbuhan CAGR sebesar 14 persen dari tahun 2023 hingga 2027.”

Industri otomotif di Indonesia kembali mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2,5 persen sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024. Penjualan domestik kendaraan roda empat sebesar 560 ribu unit, dengan ekspornya sebesar 296 ribu unit dalam bentuk Completely Built Up (CBU) dan 30 ribu unit dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD). Artinya, industri alat angkut Indonesia tetap menunjukkan performa yang stabil dan berkontribusi penting terhadap pasar domestik maupun internasional.

Meski demikian, saat ini Indonesia belum menjadi pemain besar dalam Global Automotive Aftermarket Industry. Indonesia masih berada di bawah Tiongkok yang mendominasi dengan share hingga 34 persen di pasar global, Amerika Serikat (28,8 persen), Jerman (11 persen), Jepang (10 persen), Italia (6 persen), Korea Selatan (5 persen), Meksiko (3,5 persen), Perancis (2,5 persen), India (2 persen), dan Inggris (2 persen).

 

 

BERITA TERKAIT

Industri Perhiasan Berpotensi untuk Berkembang

NERACA Jakarta – Industri perhiasan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dapat terus berkembang, dengan didorong oleh kekayaan budaya, keragaman…

Kementerian ESDM GandengTrilateral Dorong Eksplorasi Mineral Indonesia

NERACA Bandung – Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) memulai kerja sama strategis dengan Institut Teknologi Bandung…

Standardisasi Industri Berikan Kepastian dan Jaminan Kualitas Produk

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penerapan standardisasi produk industri yang bertujuan untuk memberikan kepastian dan jaminan kualitas…

BERITA LAINNYA DI Industri

Industri Perhiasan Berpotensi untuk Berkembang

NERACA Jakarta – Industri perhiasan Indonesia memiliki potensi yang besar untuk dapat terus berkembang, dengan didorong oleh kekayaan budaya, keragaman…

Kementerian ESDM GandengTrilateral Dorong Eksplorasi Mineral Indonesia

NERACA Bandung – Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) memulai kerja sama strategis dengan Institut Teknologi Bandung…

Pertemukan Industri Perakitan dengan Penyedia Komponen Dalam Negeri - KEMBANGKAN INDUSTRI OTOMOTIF

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif mendorong pengembangan industri otomotif, salah satunya melalui penguatan sinergi antara industri perakitan kendaraan…