Indonesia-EU CEPA Harus Selesai Secepatnya

NERACA

Belgia – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga optimistis negosiasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni  Eropa (Indonesia-European  Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) segera selesai.

“Pemerintah Indonesia optimis negosiasi IEU-CEPA dapat segera selesai. Komitmen kedua belah pihak  memperlihatkan adanya kemajuan yang signifikan dari perundingan tersebut,” kata Wamendag Jerry, di  sela-sela kunjungan kerja ke Brussels, Belgia.

Jerry menerangkan,  sebagian besar permasalahan dalam pembahasan seperti, penanganan pada pengadaan pemerintah, perusahaan atau badan usaha milik negara, dan aturan-aturan lain telah berhasil diselesaikan. Namun,  beberapa topik yang terkait bea ekspor, perizinan impor, bahan baku, dan  elektronik masih dibahas lebih lanjut.

“Kami berharap IEU-CEPA akan selesai sesuai target Presiden Joko Widodo yaitu pada akhir bulan Oktober, sebelum pelantikan pemerintahan yang baru,” jelas Jerry.

Seperti diketahui, Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada 2023, total  perdagangan keduanya tercatat sebesar USD30,8 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD16,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar USD14,1 miliar.

Pada 2023, produk ekspor andalan Indonesia ke Uni Eropa di antaranya minyak kelapa sawit dan fraksinya, bijih tembaga dan konsentratnya, asam lemak monokarboksilat industri, alas kaki, serta residu  minyak padat dari ekstraksi saturan.

Sementara  impor  utamaIndonesia  dari  Uni  Eropa meliputi  mobil  dan  kendaraan  bermotor  untuk  penumpang,  obat-obatan,  kendaraan  bermotor untuk angkutan barang, mesin pembuat bubur kertas, serta pipa dari besi.

Sebelumnya, Indonesia dan Uni Eropa berhasil mencapai kemajuan dalam Putaran ke-17 Perundingan Indonesia – European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) yang berlangsung pada 26 Februari—1 Maret 2024 di Bandung.

Pada putaran ini keduanya berhasil menjaga  momentum positif dengan menyelesaikan tiga bab secara  teknis dan mendorong diskusi akses pasar di bidang barang, jasa, dan investasi. Ketiga bab tersebut yakni Bab Kerja Sama Sistem Pangan Berkelanjutan, Hambatan Teknis Perdagangan, dan Ketentuan Institusional.

Pada putaran ini,  Delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral, Direktorat Jenderal (Ditjen) Perundingan Perdagangan Internasional, Kementerian Perdagangan (Kemendag),  Johni  Martha.  Sementara itu, Delegasi Uni Eropa dipimpin Deputy Head of Unit for South and South East Asia, Australia, and New Zealand European Commission, Fabien Gehl.

“Saya dan Ketua Delegasi Uni Eropa melihat hasil perundingan kali ini cukup baik dan sesuai target yang telah kami tetapkan secara internal. Diskusi di beberapa isu runding berhasil kita selesaikan secara  teknis  dan  isu-isu  sulit  yang  tersisa  juga  mulai  mengerucut.  Kami  sepakat  untuk  terus berdialog  dan  mencari  solusi  yang  saling  menguntungkan  serta  mengedepankan  sikap  pragmatis dalam perundingan,”jelas Johni.

Sebanyak 12 isu perundingan dibahas dalam putaran ini. Isu tersebut diantaranya perdagangan barang,  perdagangan jasa, investasi, kerja sama sistem  pangan berkelanjutan, perdagangan dan pembangunan  berkelanjutan, ketentuan asal barang, energi dan bahan mentah, hambatan teknis perdagangan, subsidi,kekayaan intelektual, ketentuan institusional, dan klausul antipenipuan.

“Saya berharap tren positif dalam dua putaran terakhir dapat terus dipertahankan sehingga target Presiden RI dan Presiden Komisi Eropa untuk menyelesaikan perundingan I-EU CEPA di tahun ini dapat dicapai. Untuk itu, kami terus mendorong peningkatan intensitas komunikasi dan pertemuan oleh kelompok runding,” lanjut Johni.

Di sela-sela perundingan, kedua Ketua Delegasi juga melakukan pertemuan dengan para pelaku usaha   Indonesia dan Eropa. Tidak kurang dari 25 perwakilan kamar dagang, asosiasi,  dan perusahaan  Indonesia dan Eropa turut hadir dalam pertemuan tersebut dan menyampaikan dukungan untuk segera menyelesaikan perundingan. Uni Eropa merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia.

Pada 2023, total perdagangan keduanya tercatat sebesar USD30,8 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Uni Eropa tercatat sebesar USD 16,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Uni Eropa sebesar USD 14,1 miliar.

Pada 2023, produk ekspor andalan Indonesia ke Uni Eropa di antaranya minyak kelapa sawit dan fraksinya, bijih tembaga dan konsentratnya, asam lemak monokarboksilat industri, alas kaki, serta residu  minyak padat dari ekstraksi saturan. 

 

BERITA TERKAIT

3 Kontainer Tuna Kaleng dari Banyuwangi Diekspor ke Kanada

NERACA Banyuwangi – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melepas ekspor perdana tiga kontainer tuna kaleng dari Banyuwangi, Jawa…

Pemerintah Wajib Lindungi Konsumen - PRODUK BAJA TAK BER-SNI DISITA

NERACA Bekasi – Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertindak tegas untuk melindungi konsumen dari  produk yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).…

Kosmetik Impor Ilegal Senilai Rp11,45 Miliar Diamankan

NERACA Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Tertentu Yang Diberlakukan Tata Niaga Impor melakukan ekspose produk kosmetik di Kantor…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

3 Kontainer Tuna Kaleng dari Banyuwangi Diekspor ke Kanada

NERACA Banyuwangi – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melepas ekspor perdana tiga kontainer tuna kaleng dari Banyuwangi, Jawa…

Pemerintah Wajib Lindungi Konsumen - PRODUK BAJA TAK BER-SNI DISITA

NERACA Bekasi – Kementerian Perdagangan (Kemendag) bertindak tegas untuk melindungi konsumen dari  produk yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).…

Kosmetik Impor Ilegal Senilai Rp11,45 Miliar Diamankan

NERACA Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Tertentu Yang Diberlakukan Tata Niaga Impor melakukan ekspose produk kosmetik di Kantor…