Tujuh Pencapaian Utama KLHK

NERACA

Jakarta – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengajak para duta besar negara sahabat dan pimpinan organisasi internasional bersepeda mengisi akhir pekan. Bertajuk Ambassadors Bamboo Bike Club, komunitas ini pertama kali diluncurkan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024.

Bersama-sama dengan komunitas Bike to Work, para duta besar dan pimpinan organisasi internasional sebanyak 150 peserta mengayuh sepeda sejauh 7,5 km melintasi kawasan Car Free Day Jakarta.

Siti memperkenalkan Ambassadors Bamboo Bike Club sebagai sebuah inisiatif diplomasi lingkungan yang mempromosikan gaya hidup sehat dan rendah emisi melalui bersepeda. Klub ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas udara dan mendukung Program Langit Biru, yang berfokus pada pengurangan polusi di perkotaan.

Pada kesempatan tersebut, Siti menggarisbawahi tujuh pencapaian utama KLHK selama 2014-2024, yaitu: Pertama, laju deforestasi berhasil ditekan hingga angka terendah sepanjang sejarah hingga mencapai 0,10 juta Ha pada periode antara 2021 – 2022 dari sebelumnya seluas 1,09 juta Ha pada periode tahun 2014 – 2015.

Kedua, pengendalian kebakaran hutan dan lahan berhasil menurunkan luas karhutla dari tahun 2015 (El-Nino) seluas 2,6 juta Ha dengan asap lintas batas negara tetangga selama 2 bulan dengan hotspot 70.971 titik, menjadi 296.942 ribu ha pada tahun 2020 tanpa asap lintas batas dengan hotspot 2568 titik

Ketiga, trend penggunaan/pemanfaatan kawasan hutan dari tahun 2015 hingga. 2024 menunjukkan trend yang semakin berpihak kepada masyarakat, dari sebelumnya yaitu tahun 2015 hanya sekitar 4% alokasi lahan dan akses hutan yang diberikan izin bagi masyarakat menjadi 26% di tahun 2024 (per Agsutus 2024).

Keempat, biodiversity dan wildlife conservation  menjadi atensi internaisonal, seperti pentingnya pengendalian deforestasi. Kelima, langkah-langkah dalam kerja pengendalian pencemaran dan pemulihan lingkungan dilakukan dengan penguatan pengendalian perijinan lingkungan serta upaya-upaya pengawasan dan pemulihan lingkungan seperti pengembangan ekoriparian.

Keenam, jumlah timbunan sampah di Indoneisa tercatat sebanyak 69,9 juta ton. Melalui upaya pengelolaan timbunan sampah di darat (land-based) bersamaan dengan kampanye peningkatan bahaya sampah plastic maka timbunan sampah plastic jauh berkurang yang sebelumnya tahun 2023 mencapai 339.133 ton dibandingkan tahun 2018 sebesar 538.183 ton.

Ketujuh, komitmen Indonesia secara global untuk perubahan iklim dilakukan dengan aksi iklim di berbagai sektor dengan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 1.229 juta ton CO2eq atau berhasil ditekan lebih rendah dari Business as Usual (BaU) sebesar 2.104 CO2eq. Keberhasilan menurunkan emisi gas rumah kaca ini sebagian besar disumbang dari kontribusi sektor FoLU (Forest and other Land Uses) melalui program FoLU NetSink 2030.

Terkait FoLU, dengan keluarnya Keputusan Menteri (Kepmen LHK) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 168 tentang FOLU NetSink 2030 untuk pengendalian perubahan iklim. Kepmen ini ditandatangani pada tanggal 24 Februari 2022.

Sehingga, dengan dasar hukum ini Indonesia akan terus bergerak memenuhi target pengendalian iklim. Artinya sudah tidak bisa lagi menunggu janji-janji negara maju, tapi akan terus bekerja untuk kepentingan Nasional.

Agenda FoLU netsink 2030 memiliki dasar hukum Perpres 98 Tahun 2021 dan lebih rinci ditetapkan melalui Rencana Operasional FOLU Netsink 2030 berdasarkan Kepmen 168 tahun 2022.

Keluarnya Kepmen 168/2022 menunjukkan keseriusan pemerintah yang mengusung konsep 'Indonesia FoLU Net-Sink 2030' sebagai sebuah pendekatan dan strategi dimana pada tahun 2030, tingkat serapan emisi sektor FOLU ditargetkan sudah berimbang atau lebih tinggi dari pada tingkat emisinya (Netsink). Sektor FOLU ditargetkan dapat menurunkan hampir 60% dari total target penurunan emisi nasional.

Selanjutnya, setelah 2030 Sektor FOLU ditargetkan sudah dapat menyerap GRK bersamaan dengan kegiatan  penurunan emisi GRK dari aktivitas transisi energi atau dekarbonisasi serta kegiatan eksplorasi sektor lainnya, tidak terkecuali sektor pertanian, untuk mencapai netral karbon/net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Hanif Faisol Nurofiq pernah menungkapkan, FOLU Net Sink merupakan kondisi di mana sektor lahan dan hutan menyerap lebih banyak emisi karbon ketimbang yang dikeluarkan.

 

BERITA TERKAIT

Aparat Penegak Hukum Diharapkan Konsisten Menindak Penyelundupan Barang Impor Ilegal

NERACA Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan ada dua penyebab Industri terpukul, yaitu barang masuk secara illegal, dan barang…

SAF Jadi Solusi Alternatif Kurangi Emisi Karbon

NERACA Baku – PT Pertamina (Persero) sejak beberapa tahun lalu telah mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak nabati. Pada…

Perketat Regulasi Impor untuk Dorong Industri Manufaktur

NERACA Jakarta –Tantangan terbesar dalam meningkatkan kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah tingginya arus impor yang berpotensi menekan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Aparat Penegak Hukum Diharapkan Konsisten Menindak Penyelundupan Barang Impor Ilegal

NERACA Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan ada dua penyebab Industri terpukul, yaitu barang masuk secara illegal, dan barang…

SAF Jadi Solusi Alternatif Kurangi Emisi Karbon

NERACA Baku – PT Pertamina (Persero) sejak beberapa tahun lalu telah mengembangkan Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbasis minyak nabati. Pada…

Perketat Regulasi Impor untuk Dorong Industri Manufaktur

NERACA Jakarta –Tantangan terbesar dalam meningkatkan kontribusi industri terhadap produk domestik bruto (PDB) adalah tingginya arus impor yang berpotensi menekan…