YLKI Desak BPOM Sosialisasi Aturan Baru Label Bahaya BPA

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyambut pengesahan peraturan pemerintah tentang kewajiban pencantumkan label peringatan bahaya senyawa Bisfenol A (BPA) pada kemasan galon air minum bermerek dan mendesak adanya program sosialiasasi resmi sesegera mungkin.

Berlaku khusus untuk galon dengan kemasan polikarbonat, jenis galon plastik keras yang paling jamak di tengah masyarakat, label peringatan tersebut bertujuan melindungi konsumen luas dari risiko BPA. "Ini langkah positif dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam upaya melindungi konsumen dari potensi risiko kesehatan akibat BPA," kata Pengurus Harian YLKI, Tubagus Haryo, di Jakarta, kemarin menanggapi disahkannya revisi Peraturan Kepala BPOM Nomor 6 Tahun 2024 tentang Label Pangan Olahan.

Disampaikannya, YLKI mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan konsumen dan memastikan produk yang beredar di pasaran aman dikonsumsi. Menurutnya, aturan anyar BPOM tersebut sejalan dengan Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang bertujuan melindungi hak-hak konsumen, termasuk hak untuk mendapatkan informasi yang benar dan aman tentang produk yang dikonsumsi.

Karena itulah, dia menyarankan BPOM sesegera mungkin mensosialisasikan peraturan kewajiban pemasangan label peringatan bahaya BPA tersebut. "Salah satu cara sosialisasinya bisa lewat kampanye edukasi yang masif tentang bahaya BPA dan pentingnya peralihan ke kemasan BPA-free (bebas BPA)," katanya.

Dirinya berharap sososialiasi tesebut bisa meredakan kekhawatiran atau kebingungan konsumen tentang galon mana yang aman dari bahaya BPA. Disamping itu, YLKI juga mengusulkan ada kerjasama antara BPOM dan asosiasi industri untuk memastikan produsen memahami dan menerapkan peraturan tersebut. BPOM juga perlu meningkatkan pengawasan dan inspeksi yang intensif atas galon polikarbonat yang beredar di tengah masyarakat untuk memastikan kepatuhan produsen hingga waktu penerapan kewajiban pemasangan label bahaya BPA."BPOM perlu memberikan sanksi tegas bagi produsen yang tidak mematuhi peraturan terkait risiko BPA," kata Tubagus berharap label peringatan bahaya BPA nantinya tertera jelas dan mudah dipahami konsumen.

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Junaidi Khotib menuturkan, BPA memang bisa merongrong sistem endokrin dalam tubuh. “Sistem endokrin yang bisa terganggu, efeknya tidak langsung terasa. Namun, berbahaya dalam jangka panjang,” katanya.

Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang memproduksi dan melepaskan hormon yang mengontrol banyak fungsi penting dalam tubuh, termasuk proses fisiologis, seperti pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi. Saat masuk ke tubuh melalui medium makanan atau minuman yang ditempatkan dalam wadah plastik, BPA memicu gangguan hormonal yang pada gilirannya bisa memengaruhi pertumbuhan dan pubertas, serta fertilitas. Bahkan, sejumlah referensi ilmiah menyebutkan kondisi ini dapat memicu munculnya sel abnormal dalam tubuh, serta meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan darah tinggi (hipertensi).

 Paparan BPA yang berkelanjutan dalam jangka panjang pun memiliki dampak serius pada kesehatan mental dan perilaku, kata Junaidi. Penelitian laboratorium dengan hewan sebagai obyek uji coba, katanya, ditemukan bahwa paparan BPA dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan motorik, keseimbangan, dan daya ingat. “Gangguan itu disebabkan oleh perubahan struktur dan fungsi sel saraf serta produksi neurotransmitter,” kata Junaidi.

Studi lainnya, kata Junaidi, menunjukkan korelasi erat antara kadar BPA dalam darah atau urin pada anak usia pertumbuhan dengan gangguan perilaku, kecemasan, dan depresi. Melihat seriusnya dampak paparan BPA, Junaidi menekankan pentingnya masyarakat untuk waspada. Dia menyebut, anak usia pertumbuhan menjadi kelompok paling rentan terhadap paparan BPA. Ini mengingat, plastik banyak digunakan dalam keseharian.

 Selain anak-anak, dia menambahkan, bahwa ibu hamil dan menyusui juga perlu waspada dengan paparan BPA. Sebab, penelitian menunjukkan bahwa paparan BPA pada hewan bunting dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mental anak yang dilahirkan.

BERITA TERKAIT

Mengunyah Dengan Baik Dapat Cegah Kanker Lambung

Prilaku hidup sehat dari hal yang kecil bisa mencegah penyakit krusial, seperti kanker. Sebut saja, cara menguyah yang baik hingga…

Wsapada Paparan Polusi Udara - Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke."Bahkan partikel-partikel kecil dalam udara…

Anak Mendadak Sakit Saat Liburan, Simak Langkah-Langkah Mengantisipasinya

  Liburan bersama keluarga adalah momen yang menyenangkan dan penuh kenangan. Namun, tidak ada yang bisa memprediksi kapan anak akan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Mengunyah Dengan Baik Dapat Cegah Kanker Lambung

Prilaku hidup sehat dari hal yang kecil bisa mencegah penyakit krusial, seperti kanker. Sebut saja, cara menguyah yang baik hingga…

Wsapada Paparan Polusi Udara - Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk serangan jantung dan stroke."Bahkan partikel-partikel kecil dalam udara…

Anak Mendadak Sakit Saat Liburan, Simak Langkah-Langkah Mengantisipasinya

  Liburan bersama keluarga adalah momen yang menyenangkan dan penuh kenangan. Namun, tidak ada yang bisa memprediksi kapan anak akan…