Pemuda Jangan Sampai Menua Sebelum Kaya

NERACA

Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo memberi pesan kepada para pemuda jangan sampai menua sebelum kaya agar dapat mewujudkan bonus demografi.

“Pesan kuat kepada pemuda dan remaja, jangan sampai kita growing old before growing rich, atau menua sebelum kaya. Itu adalah pesan yang sangat sarat dengan makna karena kita masuk ke bonus demografi,” kata Hasto dalam acara Siap Nikah Goes to Campus di Universitas Negeri Semarang yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (26/6).

Hasto menjelaskan, dari sekarang hingga tahun 2035, Indonesia akan menghadapi populasi menua atau aging population, yang berpotensi meningkatkan rasio ketergantungan atau dependency ratio para lanjut usia (lansia) semakin tinggi pada penduduk usia produktif.

“Di tahun 2035 lansianya banyak, jadi generasi muda terkena sindiran generasi stroberi. Padahal, orang tua yang ada di tahun 2035 itu melimpah, pendidikan dan ekonominya rendah. Jadi kalau para remaja atau mahasiswa tidak hebat, maka berat sekali untuk kita meraih Indonesia Emas dan betul-betul mentransformasikan era bonus demografi menjadi bonus kesejahteraan,” ujar dia.

Ia menegaskan bahwa penentu bonus demografi adalah remaja.

“Kalau remajanya kawin usia muda, kemudian setelah kawin jadi sebentar-sebentar hamil, dan pekerjaannya tidak jelas, kita jadi missed (kehilangan) bonus demografi,” ucapnya.

Ia juga menyinggung angka pernikahan yang semakin menurun dari tahun ke tahun, karena persepsi anak muda tentang pernikahan yang mulai berubah.

“Persepsi tentang pernikahan mengalami pergeseran, lama-lama orang merasa bahwa menikah itu suatu tradisi atau budaya yang tidak perlu, semakin begitu pola pikirnya. Ada beberapa penelitian yang menemukan bahwa keinginan atau persepsi terhadap pernikahan mengalami suatu penurunan,” paparnya.

Ia memaparkan data dari Kementerian Agama bahwa angka pernikahan dalam setahun sebelum tahun 2022 bisa mencapai dua juta lebih, sementara di tahun 2022-2023 hanya sekitar 1,5-1,7 juta.

“Bangsa kita menikah itu tujuannya untuk prokreasi, atau untuk mendapatkan keturunan. Kalau orang Jepang, menikah ada yang untuk rekreasi supaya hubungan suami-istri sah, ada juga security, supaya mereka mendapatkan tempat perlindungan, tetapi kalau laki-laki, tujuan utama mayoritasnya ingin memiliki anak. BKKBN punya survei, hampir 98 persen jawaban laki-laki ingin punya anak,” tuturnya.

Ia juga menyebutkan angka kelahiran total atau rata-rata perempuan menghasilkan anak dalam masa reproduksinya saat ini 2,18, yang artinya sudah mencapai target. Namun, ia tetap mengingatkan agar tetap ada program-program di daerah untuk menjaga penduduk tumbuh seimbang.

Hasto juga menekankan pentingnya remaja tidak menikah di usia yang terlalu muda, dan menikah jika sudah benar-benar siap, karena organ reproduksi perempuan sudah diatur sedemikian rupa untuk tidak menanggung beban bayi hingga usia yang ideal (21 tahun), sedangkan laki-laki idealnya di usia 25 tahun.

“Siap menikah itu memiliki makna yang dalam, artinya menyiapkan kehamilan,” demikian Hasto Wardoyo. Ant

 

 

 

BERITA TERKAIT

Jalur Rempah Bukti Indonesia Negara Adidaya Budaya

Jalur Rempah Bukti Indonesia Negara Adidaya Budaya k NERACA Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan penelusuran…

Kiat Menjaga Ketahanan Siber Secara Mandiri

NERACA Jakarta - Insiden keamanan siber nasional berupa serangan terhadap server Pusat Data Nasional (PDN) menjadi alarm bagi setiap individu…

Lindungi Anak dari Kekerasan di Ranah Daring

NERACA Balikpapan - Deputi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator (Kemenko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Woro Srihastuti…

BERITA LAINNYA DI

Jalur Rempah Bukti Indonesia Negara Adidaya Budaya

Jalur Rempah Bukti Indonesia Negara Adidaya Budaya k NERACA Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan penelusuran…

Pemuda Jangan Sampai Menua Sebelum Kaya

NERACA Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo memberi pesan kepada para pemuda jangan…

Kiat Menjaga Ketahanan Siber Secara Mandiri

NERACA Jakarta - Insiden keamanan siber nasional berupa serangan terhadap server Pusat Data Nasional (PDN) menjadi alarm bagi setiap individu…