Pentingnya Literasi Berdakwah di Dunia Digital

Seruan ajakan menuju kebaikan, dakwah hendaknya dilakukan secara sadar dan selalu berusaha memberikan yang terbaik. ”Dakwah bertujuan membentuk individu dan keluarga yang bahagia (khayral-usrah) dan masyarakat atau umat terbaik (khayral ummatun) dengan menaati ajaran Islam melalui lisan, penulisan atau teladan perbuatan,” ujar Muhammad Amin,”Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam webinarnya di Lombok, Kamis (4/5).

Disampaikannya,kemajuan teknologi digital mengakibatkan pergeseran paradigma. Awalnya, media dakwah hanya memiliki siaran analog terbatas. Dinikmati melalui radio dan televisi analog atau digital dengan frekuensi, serta sinyal dan saluran yang dibatasi antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. ”Namun, seiring berkembangnya teknologi, dakwah kini dapat dinikmati dengan koneksi internet melalui media komputer atau handphone di mana saja tanpa mengenal batas ruang dan waktu,” kata Amin.

Perkembangan teknologi digital dan media sosial, menurut Amin, mampu memberikan peluang besar untuk menjangkau masyarakat luas yang mungkin tidak tahu tentang Islam atau Muslim. Apalagi, media sosial kini tidak hanya digunakan oleh para pendakwah, tapi juga digunakan oleh seluruh umat Islam untuk berkomunikasi. ”Media sosial meningkatkan kesempatan belajar di dunia Islam. Mereka dapat mengikuti kuliah yang disampaikan oleh ulama Islam secara online, juga terhubung dengan mereka melalui media sosial. Dengan begitu, syiar ayat-ayat Alquran dan hadits untuk kemaslahatan umat akan terus terjaga,” jelasnya.

Sejak dua tahun silam, Kemenkominfo aktif menyelenggarakan program nasional untuk meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024. Program Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD) membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital. 

Dari sudut pandang budaya digital, Kepala Kemenag Kabupaten Lombok Barat Jalalussayuthy mengatakan, generasi milenial yang akrab dengan internet dan media digital membutuhkan model keberagamaan yang berbeda dengan generasi sebelumnya. 

Asal tahu saja, berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada 2021, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia skornya 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital kita berada dalam kategori ”sedang”. 

BERITA TERKAIT

ESDM Jadikan Opsi Pengelolaan Batubara Lebih Bersih - Energi Ramah Lingkungan

  NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pengelolaan batu bara yang lebih bersih…

Progres Proyek Tol Semarang " Demak Seksi 1B Capai 50%

  NERACA Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyebut, progres pengerjaan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B mencapai 50…

Dua Juta Rumah Bakal Dibangun Di Desa

  NERACA Jakarta – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) membuka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

ESDM Jadikan Opsi Pengelolaan Batubara Lebih Bersih - Energi Ramah Lingkungan

  NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pengelolaan batu bara yang lebih bersih…

Progres Proyek Tol Semarang " Demak Seksi 1B Capai 50%

  NERACA Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menyebut, progres pengerjaan Jalan Tol Semarang-Demak Seksi 1B mencapai 50…

Dua Juta Rumah Bakal Dibangun Di Desa

  NERACA Jakarta – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) membuka…