NERACA
Jakarta – Dukung pengembangan bisnis anak usaha, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) akan menyerahkan 99,99% porsi sahamnya di PT Batutua Pelita Investama (BPI) kepada PT Merdeka Battery Material yang juga perusahaan terkendali dengan nilai penyerahan Rp1,245 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, aksi korporasi tersebut dilakukan pada tanggal 16 Januari 2023 dan penataan anak usaha ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifnya kegiatan usaha grup Merdeka Battery Material di bidang pertambangan nikel. Hal itu diperkuat oleh pendapat kantor Jasa Penilai Publik yang menyebutkan transaksi ini akan memberikan nilai tambah bagi MDKA dan wajar.
Asal tahu saja, PT Merdeka Battery Materials (MBM), unit bisnis nikel PT Merdeka Copper Gold Tbk bakal menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dalam waktu dekat. Berdasarkan laporan riset CLSA, Selasa (17/1), pencatatan saham Merdeka Battery Materials di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menegaskan posisi kunci MDKA di rantai pasok baterai mobil listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia.
Saat ini, MDKA memiliki 51% saham Merdeka Battery Materials, perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia dengan cadangan dan sumber daya nikel masing-masing sebanyak 189 juta ton dan 1,1 miliar ton. Selain tambang nikel, Merdeka Battery Materials memiliki 50% saham dua perusahaan nickel pig iron (NPI), bahan baku baja nirkarat (stainless steel/SS), dengan total kapasitas 38 ribu ton setahun. Anak usaha MDKA tersebut juga memiliki 32% saham Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), kawasan industri seluas 3.600 hektare di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Merdeka Battery berencana menambang bijih nikel limonit pada semester II-2023, dengan produksi 6-8 juta ton per tahun. Dana hasil IPO akan digunakan Merdeka Battery untuk mengolah nikel limonit menjadi prekursor katoda baterai EV, dengan teknologi high pressure acid leach (HPAL). Di proyek ini, Merdeka Battery akan menggaet mitra strategis.
Sementara itu, berdasarkan materi presentasi MDKA di Credit Suisse The 14th Asean Conference, salah satu proyek strategis Merdeka Battery adalah pembangunan fasilitas HPAL di IKIP. HPAL adalah teknologi kunci untuk menghasilkan mixed hydroxide precipitate (MHP), salah satu material prekursor katoda baterai EV. Di proyek ini, Merdeka Battery akan bermitra dengan dua raksasa, yakni Huayou Cobalt dan Tsingshan. Huayou adalah pemain nikel kelas 1 atau battery grade (BG) yang digunakan sebagai prekursor katoda alias kutub positif baterai EV. Adapun bahan lain prekursor katoda adalah litium, kobalt, mangan/aluminium.
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…
NERACA Jakarta-Sepanjang tahun 2024, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak mengantongi laba bersih sebesar Rp54,8 triliun atau…
NERACA Jakarta -Genjot pertumbuhan bisnis, emiten perusahaan produsen herbal, kosmetik, dan layanan maklon, PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) menyatakan…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan bisnis energi baru terbarukan, PT Barito Renewables Tbk (BREN) terus perluas kerjasama dan salah satunya…
NERACA Jakarta-Sepanjang tahun 2024, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan entitas anak mengantongi laba bersih sebesar Rp54,8 triliun atau…
NERACA Jakarta -Genjot pertumbuhan bisnis, emiten perusahaan produsen herbal, kosmetik, dan layanan maklon, PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk. (OBAT) menyatakan…