NERACA
Jakarta –Sepanjang tahun 2107, pendapatan PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI) tumbuh tipis 2% dibandingkan tahun lalu. Yakni dari Rp 2,46 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 2,51 triliun di tahun 2017 lalu. Sementara laba bersih perseroan ini melonjak doubel digit. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dijelaskan, turunnya beban pokok penjualan menyebabkan produsen tapioka ini tetap mendapatkan keuntungan yang signifikan selama tahun 2017 kemarin. Adapun raihan laba bersih perseroan pada tahun 2017 sebesar Rp 41,07 miliar naik 22,05% dari tahun 2016 yang sebesar Rp 33,65 miliar. Sementara itu, beban pokok penjualan turun 1% dari Rp 2,19 triliun di tahun 2016 menjadi Rp 2,16 triliun pada 2017 kemarin. Hal tersebut mengerek laba kotor perseroan 26% dari Rp 274 miliar di tahun sebelumnya menjadi Rp 347 miliar sepanjang 2017.
Dari segi pemenuhan pasar, tepung tapioka BUDI masih didominasi penjualan lokal sebanyak 97% dari total pendapatan di 2017, alias Rp 2,45 triliun. Sisanya sebanyak Rp 57 miliar di ekspor ke berbagai negara. Sebagai informasi, perseroan sebelumnya pernah menyampaikan rencana mengakuisisi pabrik tepung tapioka di Lampung pada akhir semester pertama 2018. Objek yang bakal diakuisisi berupa pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton tapioka per tahun. Karena pabrik lama, harus merevitalisasi terlebih dahulu. Nilai akuisisi pabrik tepung tapioka di Lampung bakal menelan anggaran Rp 60 miliar. Budi Starch akan mencukupi kebutuhan dana tersebut dari kas internal.
Pabrik tepung tapioka di Lampung akan melengkapi 15 pabrik tepung tapioka Budi Starch yang lain. Selain pabrik tepung tapioka, mereka juga memiliki empat pabrik pemanis di Lampung, Subang, Krian, serta Solo. Ada pula satu pabrik karung plastik, namun ini untuk kebutuhan sendiri. Total kapasitas produksi terpasang semua pabrik Budi Starch mencapai 825.000 ton dengan rata-rata utilitas saat ini 55%. “Di industri agro utilisasi 60% itu sudah tinggi dan maksimal karena perlu disesuaikan jumlah bahan baku yang masuk,"kata Mawarti Wongso, Direktur PT Budi Starch & Sweetener Tbk.
Selanjutnya untuk menggenjot produksi, perseroan tengah disibukkan pembangunan pabrik fruktosa yang berlokasi di wilayah Krian, Jawa Timur. Pabrik anyar ini nantinya bakal memiliki kapasitas produksi sebesar 36 ribu ton per tahun. Perseroan juga dalam tahap pembangunan pabrik Tapioka yang berada di wilayah Lampung. Nantinya, pabrik ini diharapkan mampu menghasilkan barang produksi sebanyak 90 ribu ton per tahun.
Sementara dalam rangka mendukung program Pemerintah untuk memenuhi energi listrik Nasional, Perusahaan telah menandatangani Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik untuk Kelebihan Tenaga Listrik (excess power) dengan PLN dengan jumlah maksimal sebesar 7 MW dan harga Rp1.034 per kWh efektif mulai September 2017.
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…