Bank Tetap Kedepankan Prudent dalam Menjaga Pertumbuhan Kredit

 

NERACA

Jakarta - Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Alexandra Askandar meyakini, bank-bank nasional tetap mengedepankan sikap yang prudent untuk menjaga pertumbuhan kreditnya di tengah tantangan ekonomi global yang berlangsung.

 

“Khususnya untuk sektor-sektor tertentu yang dinilai akan sangat terdampak dengan adanya kebijakan tarif dari Trump, saya yakin akan lebih dijaga, tidak seagresif waktu-waktu sebelum adanya trade war ini,” kata Alexandra, sebagaimana dikutip Antara, kemarin.

 

Dari sisi likuiditas, Alexandra menyebutkan bahwa rata-rata loan to deposit (LDR) industri perbankan saat ini sudah berada di sekitar 90 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

 

Likuiditas yang tidak se-ample dibandingkan periode-periode sebelumnya akan menjadi faktor penentu dalam mendorong pertumbuhan kredit. Namun di sisi lain, Alexandra juga mengingatkan bahwa dalam hal asset quality, bank-bank akan lebih berhati-hati menjaga pertumbuhan kreditnya.

 

Dalam mengantisipasi risiko dan dampak rambatan global, Alexandra mengatakan bahwa industri perbankan juga melakukan stress test untuk mengetahui tingkat ketahanan debitur, khususnya debitur yang berada di sektor-sektor terdampak akibat tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). “Jadi saya yakin, ini semua sudah dilakukan dari sisi manajemen risiko dengan baik oleh masing-masing bank,” kata dia.

 

Selain itu, perbankan juga tetap mengantisipasi kemungkinan risiko peningkatan kredit macet (non-performing loan/NPL). Dalam hal ini, dibutuhkan pula dukungan regulator kepada industri untuk menghindari risiko tersebut. Menurut Alexandra, komunikasi antara industri dan regulator juga perlu dilakukan secara kontinu.

 

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit perbankan pada Februari 2025 tercatat sebesar 10,30 persen year on year (yoy) menjadi Rp7.825 triliun. Sementara dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 5,75 persen yoy menjadi Rp8.926 triliun.

 

Pertumbuhan DPK ini masih berada di bawah pertumbuhan kredit. Namun menurut OJK, likuiditas industri perbankan pada Februari 2025 tetap memadai. Loan to deposit ratio (LDR) perbankan berada pada level 87,67 persen per Februari 2025. Sementara liquidity coverage ratio (LCR) berada pada level 210,14 persen pada periode yang sama.

 

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) juga masih di atas threshold masing-masing 50 persen dan 10 persen. AL/NCD dan AL/DPK per Februari 2025 masing-masing tercatat 116,76 persen dan 26,35 persen.

 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) mencatat minat penyaluran kredit (lending standard) dan kondisi likuiditas masih memadai, meskipun sejumlah bank mulai menghadapi kendala dalam meningkatkan pendanaan baik DPK maupun sumber lainnya untuk penyaluran kredit.

 

Hal itu disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan April 2025, Rabu (23/4). BI melaporkan pertumbuhan kredit pada Maret 2025 sebesar 9,16 persen yoy atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,30 persen yoy.

 

Adapun pada tahun ini, bank sentral Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan akan menuju ke batas bawah kisaran 11-13 persen. Ke depan, menurut BI, berbagai risiko ketidakpastian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik perlu menjadi perhatian karena dapat memengaruhi prospek permintaan kredit dan preferensi penempatan aset likuid perbankan.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh 5,1%, BTN Bukukan Laba Bersih Rp904 Miliar

  NERACA Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar pada kuartal I-2025,…

Digitalisasi Pengelolaan Masjid, Bank Muamalat Hadirkan Hijrah Masjid

  NERACA Jakarta – Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia memiliki lebih dari 650 ribu masjid dan musala.…

Perlambatan Kredit Maret Disebut Belum Cerminkan Mendasar Pelemahan

  NERACA Jakarta - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung memandang perlambatan pertumbuhan kredit terjadi pada Maret 2025 belum…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Bank Tetap Kedepankan Prudent dalam Menjaga Pertumbuhan Kredit

  NERACA Jakarta - Wakil Ketua Umum I Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) Alexandra Askandar meyakini, bank-bank nasional tetap mengedepankan sikap…

Tumbuh 5,1%, BTN Bukukan Laba Bersih Rp904 Miliar

  NERACA Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih sebesar Rp904 miliar pada kuartal I-2025,…

Digitalisasi Pengelolaan Masjid, Bank Muamalat Hadirkan Hijrah Masjid

  NERACA Jakarta – Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia memiliki lebih dari 650 ribu masjid dan musala.…