NERACA
Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong para pelaku usaha untuk produktif dan inovatif jajaki ragam peluang di bidang kewirausahaan. Hal tersebut dapat menjadi sumbangsih yang nyata pada pertumbuhan ekonomi dan mendukung realisasi visi Indonesia Emas 2045.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menjelaskan, kewirausahaan melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah penggerak utama perekonomian Indonesia yang dapat membuka lapangan pekerjaan dan mengeksplorasi industri kreatif.
Tiga hal yang disebutkan Roro sebagai peluang perdagangan adalah, adanya pasar dalam negeri yang besar, tingginya usia produktif, dan indeks daya saing Indonesia di dunia yang meningkat.
Selanjutnya, menurut Roro, peran UMKM juga tercermin dari daya tahan ekonomi nasional di tengah tantangan global hingga berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,03 persen pada 2024.
"Tercapainya Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada pertumbuhan ekonomi, maka kita perlu menyadari berbagai tantangan dan peluang yang ada untuk membuat langkah strategis dalam menghadapinya," ucap Roro.
Guna mendukung target capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada 2029, Kemendag telah membuat target peningkatan ekspor yaitu sebesar 7,1 persen hingga 9,64 persen selama 2025–2029, salahsatunya melalui program UMKM Berani Inovasi Siap Adaptasi (BISA) Ekspor.
“UMKM BISA Ekspor adalah bentuk upaya adaptif dan responsif Kemendag terhadap berbagai tantangan perdagangan nasional dan global. Salah satu langkah konkret yaitu pelaksanaan business matching secara berkala yang difasilitasi oleh perwakilan perdagangan di berbagai negara," tandas Roro.
Roro memaparkan, sejak Mei 2020 Indonesia juga mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut.
Menurut Roro, hal ini menjadi salah satu pondasi penting bagi perjalanan menuju Indonesia Emas 2045. Adapun negara tujuan ekspor utama Indonesia masih didominasi oleh Republik Rakya Tiongkok (RRT), Amerika Serikat (AS), Jepang, India, dan negara-negara ASEAN.
Sementara itu, tantangan perdagangan yang perlu diantisipasi secara sigap antara lain adalah isu lingkungan dan perubahan iklim, perkembangan geopolitik global, disrupsi ekonomi dan keuangan digital, gangguan rantai pasok global, serta gejolak harga pangan dan energi.
Roro menambahkan, untuk berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut, mutlak dibutuhkan sinergi berbagai pihak termasuk asosiasi seperti HIPKA yang konsisten melakukan pembinaan dan memberikan pendampingan bagi UMKM.
"Kemendag senantiasa terbuka merangkul berbagai pihak, dan asosiasi salah satu menjadi mitra strategis kami dalam upaya transformasi UMKM. Penerapan asas gotong royong adalah kunci keberhasilan mencapai target pertumbuhan ekonomi,” tegas Roro.
Roro mengajak seluruh anggota HIPKA untuk jeli melihat peluang dan menghadirkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan melalui berbagai produk, baik barang maupun jasa, serta cermat memanfaatkan program dan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, termasuk yang dihadirkan oleh Kemendag.
“Ada berbagai pelatihan UMKM dan program fasilitasi ekspor yang dihadirkan oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), termasuk penggunaan platform InaExport untuk mendapat berbagai informasi terkait analisis pasar ekspor, produk unggulan, business matching, sampai pameran di dalam maupun luar negeri. Silakan anggota HIPKA memanfaatkan ini dengan optimal agar berkembang dan kian sejahtera,” ungkap Roro.
Lebih lanjut terkait UMKM, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menekankan UMKM membutuhkan semangat kemitraan untuk mengembangkan skala usaha.
"Saat korporasi besar luluh lantah akibat pandemi COVID-19, UMKM hadir sebagai penyelamat ekonomi bangsa ini. Pengusaha UMKM tidak butuh belas kasih, tapi butuh semangat kemitraan," ujar Menteri Maman.
Menurut Maman semangat yang tepat untuk pengusaha UMKM bukan Corporate Social Responsibility (CSR), melainkan Corporate Business Responsibility (CBR).
"Kalau menempatkan UMKM dalam perspektif sosial, saya pastikan tidak akan bisa maju dan tumbuh. Tapi kalau UMKM ditempatkan dalam perspektif business responsibility, INSYA ALLAH UMKM itu akan tumbuh," ujar Maman.
Hal ini karena, Maman melanjutkan, pendekatannya adalah pendekatan ekonomi kapital. Dimana ada ikatan untung rugi dan profesionalisme.
"Pada kesempatan ini saya mengimbau dan mengajak kepada teman-teman, mari kita libatkan UMKM dalam pendekatan kemitraan, dalam pendekatan B to B, dalam pendekatan profesionalisme," kata Maman.
Maman juga menyampaikan tantangan terbesar Kementerian UMKM adalah membangun konektivitas antara UMKM dan usaha besar. Selain itu, Izin Usaha Pertambangan (IUP), untuk usaha kecil dan menengah merupakan terobosan yang luar biasa.
Pasar Sawit Indonesia Menyusut Jakarta – Produksi crude palm oil (CPO) bulan Desember 2024 mencapai 3.876 ribu ton; lebih rendah…
Produksi Beras Kuartal I Capai 13,95 Juta Ton Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo mengapresiasi berbagai upaya…
Swasta Dorong Inovasi Teknologi untuk Capai Swasembada Energi Nasional Jakarta – Upaya mewujudkan swasembada energi nasional semakin mendapatkan dukungan dari…
Pasar Sawit Indonesia Menyusut Jakarta – Produksi crude palm oil (CPO) bulan Desember 2024 mencapai 3.876 ribu ton; lebih rendah…
Produksi Beras Kuartal I Capai 13,95 Juta Ton Jakarta – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo mengapresiasi berbagai upaya…
Swasta Dorong Inovasi Teknologi untuk Capai Swasembada Energi Nasional Jakarta – Upaya mewujudkan swasembada energi nasional semakin mendapatkan dukungan dari…