NERACA
Bali – Berbagai langkah terus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong pelaku Usaha Kecil Menengah Koperasi (UKMK). Sebab harus diakui bahwa pelaku UKMK ikut menggerakkan ekonomi nasional.
Seperti diketahui pada tahun 2024 jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta unit usaha. Bahkan UMKM merupakan sektor yang mendominasi perekonomian Indonesia. UMKM berperan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia karena menyerap banyak tenaga kerja dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Atas dasar itulah sawitsetara bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menggelar diskusi “Workshop Nasional untuk Dorong UMKM Sawit Dukung Ketahanan Pangan” di Bali. Hal ini penting mengingat sawit kini telah menjadi berbagai produk turunan dan itu dikelola oleh pelaku UKMK.
Menurut Kadiv UKMK Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Helmi Muhansah bahwa sawit itu tidak dominan dengan perusahaan besar saja tapi juga disana terdapat banyak pelaku kecil baik itu petani ataupun pelaku UMKM yang mengolah sawit menjadi berbagai produk.
“Bahkan dengan mendorong pelaku UMKM sama dengan menumbuhkan kewirausahawan dan enterprdenurship dan itu sejalan dengan program Presiden Prabowo,” jelas Helmi.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawi Indonesia (APKASINDO), Dr. Gulat Manurung, C.IMA menegaskan suka tidak suka harus diakui bahwa kita hidup dari sawit itu mulai bangun tidur hingga mau tidur.
Jadi kita memilih Bali untuk melakukan workshop ini karena Bali sangat seksi unttuk mengkampanyekan bahwa sawit itu Baik. Sebab selama ini sawit selalu di isukan dengan hal-hal yang negatif. Padahal harus diakui bahwa ekonomi kitab isa berlari kencang terlebih saat Covid-19 itu karena sawit,” tegas Gulat.
Bahkan lanjut Gulat saat harga sawit sedang mengalami keterpurukan atau anjlok maka kunjungan ke Bali dari daerah-daerah sentra sawit ikut mengalami penurunan. “Jadi kita sepasang sejoli. Bapak punya pariwisata (Bali-red), kita punya kenbun sawit. Jadi kalua harga sedang turun maka kita tidak bisa pergi ke Bali karena tidak ada uang untuk kesana,” jelas Gulat.
“Bahkan dari angka stastik, 23 dari 100 yang berkunjung (pengunjung domestik) ke Bali itu erat kaitannya dengan sektor sawit baik di hulu ataupun di hilir. Baik itu petani, pengusaha ataupun supporting seperti penjual alat-alat atau pupuk sawit dan lainnya,” tambah Gulat.
Oleh karena itu, kata Gulat, “kita petani sawit butuh dukungan dari berbagai pihak baik Kepala Dinas, adik-adik Mahasiswa, maka dari itu mari kita bergandengan mendorong produk-produk UMKM berbahan sawit.”
Tidak hanya itu, Gulat menegaskan, tujuan kita semua sama, yakni di era Pressiden Prabowo untuk mendorong kemandirian pangan, dan kemandirian energi diantaranya melalui sawit. Bahkan sawit dan pariwisata menjadi tonggak paling penting dalam menjaga dan dorong ekonomi nasional.
“Kita berharap jangan sampai putus sampai disini, dan kita bangga dan senang dengan pulau Bali, jika pohon sawit kami setiap hari melihatnya. Kami juga meminta seluruh pihak juga mengkampanyekan sawit,” jelas Gulat.
Selain itu, Gulat juga menjelaskan bahwa sawit itu identik dengan Indonesia, dan bahkan dari peredaran minyak sawit yang ada di dunia, sebanyak 68 persennya berasal dari indonesia. Bahkan Indonesia mengekspor minyak sawit ke berbagai negara.
Jadi ini sebenarnya ada persaingan antara minyak sawit dengan minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, minyak jagung atapun minyak bunga matahari dan lain-lain. Memang persaingan itu hal yang wajar. Tetapi sangat tidak wajar, ketika anak bangsa yang hidupnya dari sawit tapi ikut-ikutan dengan mengatakan sawit tidak baik, padahal tidak tahu fakta yang sebenarnya.
“Maka mengapa kita mengadakan acara di Bali karena sawit dan Bali mempunyai hubungan yang erat. Bahkan dengan seringnya mengadakan acara sawit di Bali maka sedikit demi sedikit kita benahi cara pandang terhadap sawit. Keya berikan fakta-fakta yang sebenarnya terhadap sawit,” ungkap Gulat.
Lebih lanjut, Gulat pun memaparkan APKASINDO paparkan produk-produk UMKM sawit maka masyarakt dapat melihat betapa banyaknya produk UMKM yang berbahan sawit. Sehingga sangat diharapkan masyarakat bisa mebeli produk-produk UMKM berbahan sawit, sebab dengan membeli produk-produk UMKM sawit sama saja menggerakkan ekonomi nasional.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (Ka DiskopUKM) Kabupaten Badung I Made Widiana, S.Sos.,M.Si mengakui bahwa sawit ikut berkontribusi terhadap pangan. Bahkan kalau tidak ada sawit bagaimana dengan perekonomian di Indonesia ini.
“Salah satunya yakni Miyakita yang berasal dari sawit, kalau kita mengandalkan kelapa kemungkinan saat ini akan kekurangan minyak kelapa, dan kebutuhan akan minyak goreng untuk pelaku UMKM di Bali ini cukup besar,” jelas Widiana.
SDM Kompeten Wujudkan Industri Manufaktur Berdaya Saing Global Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menekankan pentingnya peran sumber daya manusia…
Minyak Jelantah Jadi Saldo Digital Jakarta – PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC) terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dengan…
Selama Ramadhan dan Lebaran Pasokan Energi Aman Jakarta – Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI),…
SDM Kompeten Wujudkan Industri Manufaktur Berdaya Saing Global Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus menekankan pentingnya peran sumber daya manusia…
Minyak Jelantah Jadi Saldo Digital Jakarta – PT Pertamina Bina Medika IHC (IHC) terus memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan dengan…
NERACA Bali – Berbagai langkah terus dilakukan oleh pemerintah untuk mendorong pelaku Usaha Kecil Menengah Koperasi (UKMK). Sebab harus diakui…