NERACA
Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (24/2) sore di awal pekan, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 53,40 poin atau 0,78% ke posisi 6.749,60. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 6,78 poin atau 0,87% ke posisi 769,92.“IHSG dan bursa saham regional Asia melemah di tengah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan inflasi tinggi,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.
Hal itu dilatarbelakangi oleh indikator ekonomi yang menunjukkan penurunan aktivitas bisnis, yang mana US PMI Composite turun dari sebelumnya 52,7 menjadi 50,4. Dengan demikian, hal itu mendorong pasar khawatir akan terjadi pelemahan permintaan sektor rumah tangga yang tidak terlepas dampak dari semakin suram dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi di tengah kekhawatiran terhadap langkah kebijakan lebih lanjut oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang telah mengusulkan serangkaian tarif.
Sementara itu, pejabat Bank of Japan (BOJ) mengisyaratkan niat untuk menyesuaikan kebijakan apabila kondisi ekonomi terus berkembang seperti yang diantisipasi. Namun demikian, Gubernur BOJ Kazuo Ueda mencatat bahwa bank sentral siap bertindak cepat dalam menanggapi pergeseran pasar, termasuk melalui operasi pasar apabila terjadi pergerakan abnormal.
Dari dalam negeri, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pelaku pasar berharap pembentukan BPI Danantra akan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi dalam negeri, dan tidak terjadi distorsi pasar yang akan mendorong persaingan tidak sehat, serta diharapkan sejalan dengan komitmen Presiden dalam pengelolaan BPI bebas korupsi.
Pelaku pasar menantikan suatu pembuktian bahwa pembentukan BPI Danantara sesuai dengan tujuan dari pemerintahan Prabowo Subianto, yang merupakan harapan pasar disaat pro kontra terhadap pembentukan BPI. Dibuka menguat, IHSG bergerak ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi yang naik sebesar 7,42%, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor industri yang naik masing- masing sebesar 1,20% dan 0,09%. Sementara itu, delapan sektor menurun yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam minus sebesar 2,12%, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor energi yang masing-masing turun sebesar 1,76% dan 1,53%.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu IMJS, INET, DWGL, ELIT dan EDGE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni OBAT, BTEK, CMNP, KREN, dan HADE. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.199.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 32,36 miliar lembar saham senilai Rp12,16 triliun. Sebanyak 248 saham naik 365 saham menurun, dan 342 tidak bergerak nilainya.
Perluas penetrasi pasar dengan membidik investor potensial dari kalangan mahasiswa, BNI Asset Management (BNI AM) bekerja sama dengan PT Bank…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) terus agresif dalam mengembangkan bisnisnya. Terayar, perseroan berhasil…
NERACA Jakarta - Dalam menghadapi dinamika pasar modal secara domestik dan global, investor perlu mencermati berbagai faktor yang dapat mempengaruhi…
Perluas penetrasi pasar dengan membidik investor potensial dari kalangan mahasiswa, BNI Asset Management (BNI AM) bekerja sama dengan PT Bank…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) terus agresif dalam mengembangkan bisnisnya. Terayar, perseroan berhasil…
NERACA Jakarta - Dalam menghadapi dinamika pasar modal secara domestik dan global, investor perlu mencermati berbagai faktor yang dapat mempengaruhi…