Optimis Capai Target Lifting Minyak

NERACA

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan untuk meningkatkan lifting minyak setidaknya mencapai 900 ribu-1 juta barel per hari pada tahun 2028-2029 sesuai Asta Cita ketahanan dan swasembada energi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Penegasan tersebut disampaikan Bahlil saat menyampaikan Keynote Speech di acara "Beritasatu

"Dalam Asta Cita Presiden Prabowo, itu ada empat hal yang menjadi fokus. Pertama, ketahanan pangan, kedua ketahanan energi, ketiga hilirisasi dan yang keempat makanan bergizi. Kebetulan saya kebagian dua tugas, ketahanan energi dan hilirisasi," ujar Bahlil.

Terkait dengan ketahanan energi yang berkaitan dengan lifting minyak, Bahlil menyatakan kondisi saat ini berbeda dengan tahun 1996-1997. Saat itu lifting minyak mencapai 1,6 juta barel/hari dengan konsumsi sekitar 600 ribu barel/hari sehingga Indonesia bisa mengekspor minyak 1 juta barel/hari.

"Kemarin di 2024, 2 bulan terakhir sekitar 690.000 barel. Sekarang impor kita per hari itu 1 juta barel. Jadi, terbalik antara 1996-1997 dengan 2024," lanjut Bahlil.

Bahlil mengungkapkan sebuah ironi pengelolan minyak bumi saat ini lantaran sebagian kebutuhan minyak domestik diperoleh melalui impor dari negara yang tidak menghasilkan minyak. "58 persen konsumsi minyak kita itu impornya itu dari Singapura. Jadi kita ini impor minyak dari negara yang tidak mempunyai minyak yang harganya sama dengan dari middle east," ungkap Bahlil.

Bahlil menyatakan bahwa untuk mencapai target lifting yang ditetapkan Presiden Prabowo pada 2028-2029, pihaknya akan menempuh tiga langkah strategis. Pertama, pemerintah akan menggarap sumur-sumur idle (idle well) yang tersedia. Kedua, optimalisasi sumur-sumur yang sudah ada akan dilakukan dengan penerapan teknologi, termasuk Enhanced Oil Recovery (EOR). Ketiga, terdapat 300 sumur yang telah selesai dieksplorasi tetapi belum memiliki Plan of Development (PoD) untuk segera dilakukan percepatan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, saat ini terdapat sekitar 40.000 sumur dengan 16.000 sumur idle yang dapat di-reaktivasi dan masih dikuasai oleh PT Pertamina (Persero) maupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Kementerian ESDM sudah memetakan sumur-sumur yang masih memiliki kandungan minyak serta bagaimana proses memproduksinya.

Selain upaya di atas, upaya lain yang dapat dilakukan adalah mengubah teknis pola pengeboran untuk mendapatkan sisa minyak seperti yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).

"Kalau di Amerika peningkatan produksi dari 3 juta barel menjadi 13 juta perhari itu melakukan bornya secara horizontal. Sementara kita selama ini melakukan pemboran secara vertikal. Di Amerika, bornya sudah horizontal supaya bagian minyak yang tidak pernah terangkut ikut naik, sekarang sudah bisa dan juga dengan memanfaatkan teknologi EOR," jelas Bahlil.

Lebih lanjut PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) WK Rokan, sebagai kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) Hulu Migas yang beroperasi di 7 kabupaten/kota provinsi Riau mencatatkan lifting minyak hingga akhir tahun 2024 mencapai 58 juta barel selama tahun 2024. Keseluruhan minyak tersebut selanjutnya disalurkan ke kilang domestik milik Pertamina.

Sejak alih kelola WK Rokan, diketahui PHR membukukan angka 1.539 tajak sumur baru guna mendukung ketahanan energi nasional, di akhir tahun ini PHR menghasilkan produksi di atas 160.000 barel minyak per hari. Kontribusi utama produksi berasal dari pemboran sumur baru, dan pelaksanaan pekerjaan workover dan well intervention. PHR melakukan berbagai upaya dalam menjaga produksi dengan berbagai inovasi dan teknologi guna meningkatkan produksi sumur-sumur minyak di WK Rokan.

General Manager Zona Rokan, Andre Wijanarko mengapresiasi seluruh jajaran pekerja yang bekerja keras selama tahun 2024 sampai dengan proses lifting akhir tahun. “Kami terus berupaya meningkatkan produksi dengan menerapkan praktik-praktik dan kinerja terbaik serta menggunakan teknologi terkini dalam operasi,” ungkap Andre.

Selama tahun 2024 PHR juga sukses melakukan fracturing di sumur konvensional dan Multi Stage Fracturing di sumur horizontal,melaksanakan pemboran eksplorasi sumur Migas Non Konvensional (MNK) Gulamo DET-1 dan Kelok DET-1 yang membuktikan potensi minyak,  serta teknologi-teknologi yang sebelumnya sudah diandalkan seperti steamflood dan waterflood.

Sebagaimana disampaikan oleh pemerintahan Presiden Prabowo, Indonesia diharapkan untuk dapat melaksanakan swasembada energi. Oleh karena itu PHR sebagai tulang punggung hulu migas akan tetap berproduksi secara maksimal dan menjadi kontributor utama kebutuhan energi nasional.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Tingkatkan Produksi, Petani Sawit Lakukan Tumpang Sari Sawit " Pagi (Gogo)

NERACA Suamtera Utara – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus gencarkan program tumpang sari tanaman pangan (padi gogo)…

Boeing Diminta Bikin Pabrik Komponen di Indonesia

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza menerima kunjungan perwakilan Boeing di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta. Pertemuan tersebut membahas kemitraan Boeing dan…

Sepanjang Tahun 2024 Realisasi Investasi Industri Manufaktur Capai Rp721,3 Triliun

NERACA Jakarta – Realisasi investasi industri manufaktur sepanjang tahun 2024 sebesar Rp721,3 triliun atau memberikan kontribusi hingga 42,1 persen terhadap…

BERITA LAINNYA DI Industri

Tingkatkan Produksi, Petani Sawit Lakukan Tumpang Sari Sawit " Pagi (Gogo)

NERACA Suamtera Utara – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus gencarkan program tumpang sari tanaman pangan (padi gogo)…

Boeing Diminta Bikin Pabrik Komponen di Indonesia

NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza menerima kunjungan perwakilan Boeing di Kantor Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Jakarta. Pertemuan tersebut membahas kemitraan Boeing dan…

Optimis Capai Target Lifting Minyak

NERACA Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan untuk meningkatkan lifting minyak setidaknya mencapai…