Pemkab Lebak Ajak Petani Gotong Royong Perbaiki Saluran Irigasi

NERACA

Lebak, Banten - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mengajak petani di daerahnya melaksanakan gotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan.

"Kita berharap petani bersama-sama melaksanakan perbaikan saluran irigasi agar arus air ke areal persawahan berjalan lancar," kata Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Lebak Dade Yan Apriandi di Lebak, Banten, Senin (20/1).

Pemerintah Kabupaten Lebak tahun ini melaksanakan perbaikan daerah irigasi (DI), yang dialokasikan dari APBD dengan besaran relatif kecil.

Saat ini, jumlah DI tercatat sebanyak 463 unit di antaranya 259 unit dengan kondisi baik, sedangkan sisanya dalam kondisi kurang dan buruk.

Oleh karena itu, petani dapat melaksanakan gotong royong untuk perbaikan saluran-saluran irigasi yang mengalami kebocoran akibat dampak bencana maupun usia tua.

"Kita meyakini dengan gotong royong itu dapat meningkatkan angka tanam atau luas tambah tanam (LTT)," kata Dade.

Muslim (60), Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Malabar Kabupaten Lebak, mengatakan pihaknya bersama petani mulai melakukan gerakan tanam karena pasokan air dari irigasi berjalan normal setelah adanya perbaikan yang dilakukan petani secara bergotong royong.

Selain itu, juga curah hujan hampir setiap hari turun, sehingga ketersediaan pasokan air terpenuhi.

"Kami optimistis dengan ketersediaan pasokan air ini diharapkan bisa panen raya seluas 120 hektare pada awal April 2025," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan pihaknya mengapresiasi awal 2025 di berbagai kecamatan sudah melakukan gerakan tanam, terlebih curah hujan meningkat.

Selain itu, juga petani melaksanakan gotong royong untuk perbaikan saluran irigasi sehingga arus air dari bendungan irigasi berjalan lancar dan dapat meningkatkan angka tanam.

Saat ini, areal persawahan di Kabupaten Lebak seluas 51.297 hektare dan jika IP tiga kali tanam, maka bisa mencapai 153.891 hektare per tahun.

"Dari angka tanam 153.891 hektare itu bisa menghasilkan produksi beras di atas 600 ribu ton dan bisa menyumbangkan ketersediaan pangan untuk daerah lain," katanya. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

HPN 2025 di Banjarmasin: Masyarakat Pers Jadi Tantangan Terbesar

NERACA Banjarmasin – Tantangan terbesar bagi pers Indonesia ternyata muncul dari Masyarakat Pers itu sendiri. Hal ini mengemuka dalam Acara…

Delegasi Malaysia Belajar Skema Pemberdayaan Ultra Mikro Besutan PNM

NERACA Jakarta – Skema pemberdayaan yang dilakukan oleh PNM kepada nasabah ultra mikro binaannya menarik perhatian para pemerhati dan praktisi…

Efisiensi Akan Berdampak pada Sektor Hotel-Restoran - BPS Jabar Prediksi

NERACA Bandung - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat memprediksi efisiensi anggaran di Jawa Barat untuk 2025 yang tengah dikaji,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

HPN 2025 di Banjarmasin: Masyarakat Pers Jadi Tantangan Terbesar

NERACA Banjarmasin – Tantangan terbesar bagi pers Indonesia ternyata muncul dari Masyarakat Pers itu sendiri. Hal ini mengemuka dalam Acara…

Delegasi Malaysia Belajar Skema Pemberdayaan Ultra Mikro Besutan PNM

NERACA Jakarta – Skema pemberdayaan yang dilakukan oleh PNM kepada nasabah ultra mikro binaannya menarik perhatian para pemerhati dan praktisi…

Efisiensi Akan Berdampak pada Sektor Hotel-Restoran - BPS Jabar Prediksi

NERACA Bandung - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat memprediksi efisiensi anggaran di Jawa Barat untuk 2025 yang tengah dikaji,…