Delta Giri Wacana Targetkan Laba Naik 25%

NERACA

Jakarta — Emiten pupuk PT Delta Giri Wacana Tbk. (DGWG) menargetkan pertumbuhan bottom line atau laba sebesar 25% tahun ini. Proyeksi itu turut ditopang prospek kenaikan pendapatan sekitar 20%. Adapun, DGWG memperkirakan pendapatan pada akhir 2024 dapat mencapai Rp3,4 triliun. Top line itu naik dari tahun sebelumnya yang berakhir di level Rp3 triliun. 

Presiden Direktur DGWG, David Yaory menargetkan, laba bersih pada 2024 dapat mencapai Rp180 miliar. Target itu lebih tinggi 1.322% dari posisi laba bersih akhir 2023 di level Rp12,65 miliar.  “Secara keseluruhan kami sangat optimis untuk kinerja 2025,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selepas resmi melantai di bursa, saham DGWG melejit 15,65% atau 36 poin ke level Rp266 per lembar. DGWG mencatatkan transaksi dengan nilai sebesar Rp5,42 miliar yang melibatkan 211.681 lembar saham.

Lewat prospektus final IPO yang disampaikan perseroan, DGWG menawarkan sebanyak 882.353.000 saham biasa atas nama yang merupakan saham baru, dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang mewakili sebesar 15% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian, DGWG mengantongi dana segar melalui penawaran umum ini sebesar Rp202,94 miliar.

Yaory mengatakan, perseroannya tengah membangun pabrik pupuk baru di Palembang, Sumatera Selatan dengan kapasitas produksi 120.000 ton. Pabrik anyar ini diharapkan dapat selesai tahun depan. Adapun, kapasitas produksi perseroan mencapai sekitar 400.000 ton tahun ini.“Tambahan produksinya 120.000 ton [dari Palembang] secara total [produksi] sekitar 500.000 ton di 2026,” kata Yaory.

Adapun, dana yang diperoleh dari IPO ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi bakal digunakan sekitar 53,2% untuk pemenuhan modal kerja pembelian bahan baku pembuatan pestisida seperti paraquat 42% tc, gylphosate tc, methomyl oxime 98%, sodium cynate 90%, glufosinate ammonium 150 g/l SL, abamectin 18 g/l EC, fentin acetate 60 WP, acephate 75 SP, 2,4 d 98% TC, leili 2000, diuron 80 WP, triclopyr bee tech, chlorpyrifos TC dan difenoconazole 96% TC.  

Sekitar 46,8% akan disetorkan kepada PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja. Rencanannya, penyertaan modal itu akan dialihkan untuk pembelian bahan baku pembuatan pupuk.

 

 

BERITA TERKAIT

Kolaborasi dengan ZTE Indonesia - Green Power Pacu Bisnis EBT di Timor Leste

NERACA Jakarta— Perluas penetrasi pasar dan ekspansi bisnisnya, PT Green Power Group Tbk. (LABA) menggandeng PT ZTE Indonesia untuk mengeksplorasi…

Ekspektasi Pasar Pada Fed Bawa IHSG Melemah

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Pasar Sambut Positif Perdagangan Karbon Internasional

NERACA Jakarta – PT Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon memastikan bahwa pelaku pasar menyambut positif perdagangan carbon credit ke pihak asing yang direncanakan mulai…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kolaborasi dengan ZTE Indonesia - Green Power Pacu Bisnis EBT di Timor Leste

NERACA Jakarta— Perluas penetrasi pasar dan ekspansi bisnisnya, PT Green Power Group Tbk. (LABA) menggandeng PT ZTE Indonesia untuk mengeksplorasi…

Ekspektasi Pasar Pada Fed Bawa IHSG Melemah

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (13/1) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Pasar Sambut Positif Perdagangan Karbon Internasional

NERACA Jakarta – PT Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon memastikan bahwa pelaku pasar menyambut positif perdagangan carbon credit ke pihak asing yang direncanakan mulai…