NERACA
Serang - Penjabat Gubernur Banten A Damenta menegaskan pemerintahnya berkomitmen mendukung kebijakan Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk swasembada pangan.
Damenta dalam keterangannya di Serang, Jumat (10/1), mengatakan kesiapan itu dari mulai ketersediaan irigasi, distribusi pupuk, bibit unggul, ketersediaan dan harga pangan, sampai tata kelola perikanan dan garam.
Ia mengatakan, dari sektor irigasi, Provinsi Banten didukung oleh 1.419 Daerah Irigasi (DI) yang terdiri atas lima kewenangan Pemerintah Pusat, 22 kewenangan Provinsi Banten, dan 1.392 kewenangan kabupaten/kota.
“Dalam menindaklanjuti Surat Menteri Pertanian tanggal 06 Desember 2024 perihal Data Identifikasi Kebutuhan Fasilitas Irigasi di Provinsi Banten, kami telah menyampaikan identifikasi fasilitas irigasi yang perlu perbaikan,” kata Damenta.
Untuk memenuhi sumber air baku/irigasi, ada beberapa waduk dan bendungan yang sudah bisa dioptimalkan seperti waduk Sindangheula, Bendungan Karet Tersaba, Waduk Cidanau, Waduk Pasir Kopo, Waduk Cilawang, Bendungan Ciliman dan Waduk Karian.
“Sumber air baku itu dapat memenuhi kebutuhan air pada lahan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) di Provinsi Banten,” ujarnya.
Pada tahun 2024, luas lahan persawahan di Provinsi Banten mencapai 197.845 hektar yang tersebar di 7 kabupaten/kota. Namun, secara dominan berada pada Kabupaten Pandeglang, Lebak, Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang.
“Pada tahun 2025 ini, swasembada padi di Provinsi Banten luas tanam ditargetkan sebesar 624.053 hektar dengan produksi padi sebanyak 2.888.375 ton,” ujar dia.
Menteri Koordinator (Menko) bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan swasembada pangan yang semula ditargetkan oleh Presiden Prabowo pada tahun 2029 dipercepat menjadi tahun 2027. Untuk itu pemerintah daerah (pemda) bersama seluruh jajarannya harus bergerak cepat.
“Sekarang kita ini baru bekerja sekitar tiga bulan, namun sudah banyak yang dikerjakan. Oleh karena itu kami ingin memetakan permasalahan di daerah terkait dengan swasembada pangan,” kata dia.
Zulkifli mengatakan Pemda harus menjaga betul agar sawah-sawah itu tidak boleh berubah fungsi. Karena Indonesia ini lahan terbaik ada di Pulau Jawa, termasuk Banten.
“Banten 200.000 hektar dan ada perubahan sekitar 6.450 hektar. Ini sudah cukup. Lahan persawahan itu harus terus dioptimalkan,” ujarnya.
Menurut Zulkifli, pemerintah sudah melarang impor beberapa komoditas pangan seperti garam, jagung, gula dan beras. Dalam rangka swasembada pangan itu, pemerintah pusat dan daerah serta stakeholder terkait merupakan satu tim yang harus saling mendukung.
“Nanti kita awasi bareng-bareng baik dari permasalahan irigasi, pupuk, penyuluhan dan yang paling penting bagaimana hasil petani ini diserap dengan baik,” ujar dia. Ant
NERACA Kulonprogo – Ditengah banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja atau PKH di beberapa pabrik belakangan ini, muncul pabrik baru di…
NERACA Bandung - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat (Jabar) menekankan sinergisitas untuk penerapan dan penguatan Keselamatan dan…
NERACA Jakarta – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sepakat untuk memperkuat kerja…
NERACA Kulonprogo – Ditengah banyaknya kasus Pemutusan Hubungan Kerja atau PKH di beberapa pabrik belakangan ini, muncul pabrik baru di…
NERACA Bandung - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat (Jabar) menekankan sinergisitas untuk penerapan dan penguatan Keselamatan dan…
NERACA Jakarta – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sepakat untuk memperkuat kerja…