NERACA
Jakarta – Program makan gizi gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah memberikan sentimen positif terhadap bisnis PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) yang resmi melantai di pasar modal. Perseroan meyakini potensi pasar tersebut jauh lebih besar mengingat masih banyak peluang yang belum tergarap, ditambah dengan adanya program pemerintah yakni makan bergizi.“Program makan bergizi gratis pemerintah memperbesar opportunity kami dalam memperbesar angka penjualan,”kata Ari Sudarsono, Direktur Utama BRRC di Jakarta, kemarin.
Melalui program tersebut, penjualan breadcrumbs diperkirakan akan meningkat hingga lima kali lipat. Pasalnya produk tepung roti atau tepung panir merupakan bahan baku untuk membuat layering atas produk-produk seperti nugget, chicken katsu, kroket, risol, dan sejenisnya yang menjadi menu program makan bergizi gratis.“Dengan jumlah dan kapasitas pabrik yang kami miliki, kami yakin dapat berkontribusi mensukseskan program makan bergizi gratis. Dan setelah IPO, kami juga akan ekspansi pabrik ke beberapa kota besar Indonesia,” ujar Ari.
Pada debut perdana di pasar, harga saham PT Raja Roti Cemerlang Tbk dibuka naik Rp44 (20,95%) menjadi Rp254, dari harga penawaran perdana Rp210 per saham. Menurut data RTI Business, hingga waktu tersebut di atas, saham BRRC dibuka di harga Rp262 dan bergerak di kisaran Rp238-262 per unit. Volume perdagangan saham BRRC di Pasar Reguler BEI mencapai 108 juta senilai Rp27,6 miliar dengan frekeunsi perdagangan sebanyak 12.763 kali.
BRRC merupakan emiten yang bergerak di bidang produksi tepung roti (breadcrumbs). Dalam IPO ini perusahaan memperoleh dana sebesar Rp61,215 miliar. Dana IPO seluruhnya akan digunakan untuk modal kerja, yang mencakup peningkatan persediaan bahan baku dan biaya operasional untuk mendukung pertumbuhan penjualan produk.
Bersamaan dengan IPO, BRRC juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 145,750 juta waran seri I secara cuma-cuma bagi pemegang saham baru. Jadi, investor pemegang dua saham baru bakal memperoleh satu waran seri I. Ini berarti setiap pemegang waran memiliki hak untuk menebus satu saham perseroan di harga Rp210 per unit. Sehingga total pelaksanaan waran seri I bakal meraup dana maksimal Rp30,60 miliar. Dana dari pelaksanaan waran seri I ini nantinya akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan.
Berdasarkan data internal kebutuhan pelanggan Perseroan, menyebutkan pasar tepung roti mencapai Rp1 triliun pada 2024 dan akan semakin besar demandnya. Di luar kebutuhan pelanggan existing tentu kebutuhan tepung roti secara nasional jauh lebih besar. BRRC saat ini memenuhi sekitar 9,6% kebutuhan tersebut.
Setelah IPO ini dan mulai tahun buku 2024, perseroan berencana membayar dividen tunai kepada pemegang saham sebesar maksimal 30% dari laba bersih tahun berjalan. Besar pembagian dividen akan bergantung pada hasil kegiatan usaha, arus kas, serta prospek bisnis perusahaan. Selain itu, keputusan ini juga akan mempertimbangkan kebutuhan modal kerja, belanja modal, dan rencana investasi perusahaan di masa depan.
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Hero Global Investment Tbk (HGII) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba…
NERACA Jakarta- Di era kemajuan digital saat ini, pemanfaatan teknologi dengan berbagai inovasi menjadi kebutuhan dalam meningkatkan layanan dan termasuk…
NERACA Jakarta – PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia atau Bank) kembali menggelar ajang World Athletics’ Elite Label Road…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Hero Global Investment Tbk (HGII) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba…
NERACA Jakarta – Program makan gizi gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah memberikan sentimen positif terhadap bisnis PT Raja Roti Cemerlang…
NERACA Jakarta- Di era kemajuan digital saat ini, pemanfaatan teknologi dengan berbagai inovasi menjadi kebutuhan dalam meningkatkan layanan dan termasuk…