NERACA
Jakarta – Emiten operator telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mencatatkan total pelanggan hingga kuartal tiga 2024 mencapai 35,9 juta. "Secara garis besar, gambaran perkembangan atau tren dari tahun ke tahun jumlah pelanggan kita meningkat, kalau tahun 2020 masih sekitar 27,9 (juta), maka pada akhir triwulan tiga 2024 maka kita menginjak angka sekitar 36 juta pelanggan,"kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys di Jakarta, kemarin.
Namun, jumlah tersebut menurun dibanding periode yang sama pada 2023, di mana jumlah pelanggan Smartfren pada saat itu sebanyak 36,4 juta. Merza menyebut turunnya jumlah pelanggan pada tahun ini disebabkan sejumlah faktor, seperti semakin ketatnya persaingan hingga kian menjamurnya RT/RW Net di tengah masyarakat.
Namun, dia mengatakan bahwa Smartfren berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan berbasis jaringan 4G di seluruh wilayah operasionalnya. Dengan total 46 ribu base transceiver station (BTS) yang tersebar di 288 kota di Indonesia, Smartfren kini mampu menjangkau sekitar 80% populasi penduduk di tanah air."Jadi secara jaringan saat ini, kita memang sudah berada di 80% penduduk Indonesia dengan izin jaringan bergerak seluler, maupun jaringan tetap dan juga VoIP dan ISP. Inilah kira-kira secara garis besar apa yang kita capai sampai dengan akhir triwulan tiga yang lalu," ujar Merza.
Dari sisi keuangan, Smartfren mencatatkan EBITDA sebesar Rp3,6 triliun dengan margin mencapai 42,7 persen pada triwulan ketiga 2024. Namun, pendapatan perusahaan menunjukkan penurunan menjadi Rp8,5 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,6 triliun."Dan secara laba rugi kita membukukan kurang lebih Rp1 triliun. Ini kira-kira angka yang kita bukukan sampai dengan triwulan tiga 2024 yang lalu," kata Merza.
Diketahui, Smartfren telah melakukan merger dengan XL Axiata. Penggabungan tersebut membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). XLSmart ditargetkan sudah bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2025. Merza mengungkapkan, merger antara Smartfren dan XL Axiata akan menghadirkan kualitas layanan yang lebih baik."Bagi pelanggan, kita lihat bahwa akan terjadi peningkatan kualitas layanan yang lebih baik, karena cakupan jaringan yang pasti lebih luas dari hari ini, melalui konektivitas dengan jangkauan yang lebih luas gabungan dari kedua perusahaan ini," kata Merza.
Dia mengatakan kecepatan internet diyakini juga akan jauh lebih baik karena pihaknya memiliki peluang untuk mengimplementasikan konektivitas 5G, berkat spektrum yang akan lebih lebar. Pelanggan, kata dia, juga berkesempatan memilih produk yang lebih beragam. Baik XL maupun Smartfren sepakat untuk mempertahankan merek masing-masing."XL mempunyai dua brand dan Smartfren mempunyai satu brand. Jadi semua akan menjadi pilihan yang lebih bervariasi bagi pelanggan," tuturnya.Jelang Merger dengan XL Axiata
Smartfren Catatkan Total Pelanggan 35,9 Juta
Jakarta – Emiten operator telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) mencatatkan total pelanggan hingga kuartal tiga 2024 mencapai 35,9 juta. "Secara garis besar, gambaran perkembangan atau tren dari tahun ke tahun jumlah pelanggan kita meningkat, kalau tahun 2020 masih sekitar 27,9 (juta), maka pada akhir triwulan tiga 2024 maka kita menginjak angka sekitar 36 juta pelanggan,"kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys di Jakarta, kemarin.
Namun, jumlah tersebut menurun dibanding periode yang sama pada 2023, di mana jumlah pelanggan Smartfren pada saat itu sebanyak 36,4 juta. Merza menyebut turunnya jumlah pelanggan pada tahun ini disebabkan sejumlah faktor, seperti semakin ketatnya persaingan hingga kian menjamurnya RT/RW Net di tengah masyarakat.
Namun, dia mengatakan bahwa Smartfren berkomitmen untuk terus menghadirkan layanan berbasis jaringan 4G di seluruh wilayah operasionalnya. Dengan total 46 ribu base transceiver station (BTS) yang tersebar di 288 kota di Indonesia, Smartfren kini mampu menjangkau sekitar 80% populasi penduduk di tanah air."Jadi secara jaringan saat ini, kita memang sudah berada di 80% penduduk Indonesia dengan izin jaringan bergerak seluler, maupun jaringan tetap dan juga VoIP dan ISP. Inilah kira-kira secara garis besar apa yang kita capai sampai dengan akhir triwulan tiga yang lalu," ujar Merza.
Dari sisi keuangan, Smartfren mencatatkan EBITDA sebesar Rp3,6 triliun dengan margin mencapai 42,7 persen pada triwulan ketiga 2024. Namun, pendapatan perusahaan menunjukkan penurunan menjadi Rp8,5 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp8,6 triliun."Dan secara laba rugi kita membukukan kurang lebih Rp1 triliun. Ini kira-kira angka yang kita bukukan sampai dengan triwulan tiga 2024 yang lalu," kata Merza.
Diketahui, Smartfren telah melakukan merger dengan XL Axiata. Penggabungan tersebut membentuk entitas telekomunikasi baru bernama PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart). XLSmart ditargetkan sudah bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2025. Merza mengungkapkan, merger antara Smartfren dan XL Axiata akan menghadirkan kualitas layanan yang lebih baik."Bagi pelanggan, kita lihat bahwa akan terjadi peningkatan kualitas layanan yang lebih baik, karena cakupan jaringan yang pasti lebih luas dari hari ini, melalui konektivitas dengan jangkauan yang lebih luas gabungan dari kedua perusahaan ini," kata Merza.
Dia mengatakan kecepatan internet diyakini juga akan jauh lebih baik karena pihaknya memiliki peluang untuk mengimplementasikan konektivitas 5G, berkat spektrum yang akan lebih lebar. Pelanggan, kata dia, juga berkesempatan memilih produk yang lebih beragam. Baik XL maupun Smartfren sepakat untuk mempertahankan merek masing-masing."XL mempunyai dua brand dan Smartfren mempunyai satu brand. Jadi semua akan menjadi pilihan yang lebih bervariasi bagi pelanggan," tuturnya.
NERACA Jakarta - PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) dan PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA), Senin (23/12) menyelenggarakan…
NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) telah mengoperasikan sebanyak 18 kapal tunda dan 19 tongkang…
NERACA Jakarta- Harapan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex untuk keluar dari gugatan pailit pupus setelah Mahkamah Agung…
NERACA Jakarta - PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA) dan PT Intermedia Capital Tbk. (MDIA), Senin (23/12) menyelenggarakan…
NERACA Jakarta- Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) telah mengoperasikan sebanyak 18 kapal tunda dan 19 tongkang…
NERACA Jakarta- Harapan PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex untuk keluar dari gugatan pailit pupus setelah Mahkamah Agung…