NERACA
Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge Mining Industri sebagai penjual telah menandatangani perjanjian kontrak jual beli batubara pada 11 November 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Sekretaris Perusahaan SGER, Michael Harold, volume kontrak jual beli batubara sebesar 2 juta metrik ton. Dimana kontrak ini memiliki potensi revenue sebesar Rp3 triliun. Sebelumnya, perseroan mengantongi kontrak kerjasama suplai batu bara dengan perusahaan asal Vietnam, Vinacomin – Northern Coal Trading Joint Stock Company.
Dimana volume pasokan batubara yang sudah disepakati para pihak sebanyak 300.000 metrik ton. Durasi pelaksanaan kontrak berlangsung sejak tanggal penandatanganan kontrak hingga 31 Januari 2025.“Kontrak tersebut memiliki potensi nilai hingga US$32,60 juta atau setara dengan Rp499 miliar,”ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan September 2024, pendapatan bersih SGER mencapai Rp10,88 triliun pada Januari-September 2024, tumbuh sekitar 14,31% dari Rp9,52 triliun pada Januari-September 2023. Pertumbuhan pendapatan disertai dengan peningkatan beban pokok pendapatan yang lebih tinggi dari pendapatan SGER yakni sebesar 16,76% menjadi Rp10,1 triliun, dari Rp8,65 triliun pada Januari-September 2023.
Hal ini mengakibatkan, laba kotor SGER turun 9,98% menjadi Rp786,23 miliar pada Januari-September 2024, dari Rp873,46 miliar pada Januari-September 2023. Adapun laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk SGER mencapai Rp565,16 miliar pada Januari-September 2024, turun 7,08% jika dibandingkan Rp608,26 miliar pada Januari-September 2023.
Per 30 September 2024, SGER memiliki aset sebesar Rp5,1 triliun, naik 12,89% dari Rp4,5 triliun per Desember 2023. Adapun total liabilitas dan ekuitas Perseroan, masing-masing sebesar Rp3,01 triliun dan Rp2,09 triliun. Tahun ini, perseroan membidik pendapatan naik 5% meski harga batu bara dikhawatirkan turun karena perlambatan ekonomi China.
Direktur Utama Sumber Global Energi, Welly Thomas pernah bilang, tahun ini diharapkan pendapatan akan stabil atau naik kira-kira 5% dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, tantangan ada dari perlambatan ekonomi China dan harga batu bara yang ditakutkan akan turun. “tahun ini Karena market sedikit slow down di Cina. Ya kan cuman masalah harga saja. Apakah harga bisa bertahan atau turun, yang semua kita takutkan adalah kalau harga [batu bara] turun,”ujarnya.
Menurut Welly, permintaan batu bara tetap masih ada meski ada perlambatan ekonomi, namun memang jika harga turun, supplier tidak mendapatkan keuntungan. Hal ini akan berdampak pada SGER yang merupakan trader batu bara karena akan sulit menjual produknya. Lebih lanjut, SGER membidik penjualan batu bara sekitar 10 juta hingga 11 juta ton batu bara sepanjang tahun ini. Kontribusi produk selain batu bara, kata Welly juga diharapkan dapat menopang kinerja keuangan, seperti biomassa, pump terminal dan beberapa lini usaha yang dijalankan anak usaha SGER.
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…
Di kuartal tiga 2024, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) mencatat laba sebesar Rp322,53 miliar (Rp47 per saham) atau anjlok…
NERACA Jakarta – Pacu pertumbuhan volume produksi batu bara, PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) sebagai pembeli dan PT Merge…
Isu perubahan iklim dan krisis lingkungan, serta dampak dari penggunaan energi fosil yang berlebihan telah membawa pada ancaman serius terhadap…
NERACA Jakarta – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Meski demikian, ada…