NERACA
Jakarta – Pasca pengambil alihan saham yang dilakukan PT Eco Energi Perkasa terhadap PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK). Kini pemegang saham mengalami perubahan, dimana EEP menguasai 49% saham PACK dari sebelumnya pemegang saham pengendali seperti PT Star Magnum Capital, Denny Winoto, dan PT Benson Kapital Indonesia.
Direktur Utama PACK, Aditya Surya Widyasmara dalam siaran persnya menjawab pertanyaan PT Bursa Efek Indonesia(BEI) di Jakarta, kemarin mengatakan, pengambilalihan ini merupakan bagian dari strategi EEP untuk memperluas bisnisnya di Indonesia. “EEP memperluas kegiatan usahanya di Indonesia melalui perseroan,” ujarnya.
Meskipun EEP bergerak di sektor perdagangan logam dan bijih logam, akuisisi ini menunjukkan bahwa EEP ingin memperluas portofolionya dengan melibatkan PACK yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, Aditya menegaskan, dibalik aksi korporasi yang dilakukan EEP tidak memiliki rencana untuk delisting saham PACK dari Bursa. “EEP tidak memiliki rencana untuk menghapuskan pencatatan saham Perseroan dari BEI,”tandasnya.
Aditya menambahkan, EEP juga tidak berencana untuk melikuidasi PACK atau mengubah kebijakan dividen. Sebaliknya, EEP akan memperluas usahanya di Indonesia melalui PACK. Itu meliputi pengembangan, investasi, dan akuisisi bisnis di bidang perdagangan besar, pengangkutan, serta pemrosesan logam dan bijih logam, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sebagai informasi, pengambilalihan saham yang dilakukan oleh PT Eco Energi Perkasa terhadap PACK dilakukan pada 23 Oktober 2024. Disebutkan, EEP membeli sekitar 551.726.000 saham dari PT Star Magnum Capital. Selain itu, EEP juga mengakuisisi saham dari beberapa pihak lainnya, seperti Michael Gerald Jusanti (61.542.000 saham), PT JJF Investama (53.795.000 saham), Hendrick (26.897.000 saham), dan PT Benson Kapital Indonesia (59.440.500 saham). Dengan total 753.400.500 saham yang diambil alih, EEP kini mengendalikan perusahaan.
Aditya mengakui, pengambilalihan ini membawa perubahan pada struktur Ultimate Beneficial Owner (UBO). Setelah akuisisi, Deng Weiming kini memegang kontrol penuh atas perusahaan. “Penerima manfaat akhir dari EEP adalah Deng Weiming,” ujar Aditya.
Selain itu, Aditya mengatakan, EEP telah mengajukan izin kepada OJK pada 25 Oktober 2024 untuk melakukan penawaran tender wajib. Surat tersebut masih dalam proses penelaahan oleh OJK dan belum memperoleh surat efektif OJK. Tanpa surat efektif ini, EEP belum dapat mengumumkan keterbukaan informasi tersebut kepada Bursa dan publik.
PACK juga telah mengirimkan surat kepada OJK pada 6 November 2024 mengenai rencana pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Surat tersebut berisi permintaan persetujuan pemegang saham untuk beberapa rencana aksi korporasi, antara lain perubahan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham, perubahan kegiatan usaha perusahaan, akuisisi atau penyertaan saham pada perusahaan lain, pinjaman dari pihak terafiliasi, dan penambahan modal melalui penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu.
Perseroan akan memberikan informasi lebih lanjut tentang aksi korporasi ini dan mengumumkannya kepada publik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dukung eksplorasi pengembangan proyek, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjalin kerja sama dengan QuamtumPharm, Inc. (XtaIPi). Dalam siaran persnya…
Kemenangan Donald Trump dalam poling pilpres AS memberikan berbagai respon terhadap pasar, termasuk pasar modal Indonesia. Sementara PT Bursa Efek…
NERACA Jakarta – Semarakkan hari jadi pasar modal dan juga mendorong pertumbuhan investor, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self-Regulatory…
NERACA Jakarta – Pasca pengambil alihan saham yang dilakukan PT Eco Energi Perkasa terhadap PT Solusi Kemasan Digital Tbk (PACK).…
Dukung eksplorasi pengembangan proyek, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) menjalin kerja sama dengan QuamtumPharm, Inc. (XtaIPi). Dalam siaran persnya…
Kemenangan Donald Trump dalam poling pilpres AS memberikan berbagai respon terhadap pasar, termasuk pasar modal Indonesia. Sementara PT Bursa Efek…