Sarana Menara Cetak Laba Rp1,61 Triliun

NERACA

Jakarta – Semester pertama 2024, laba bersih PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) tumbuh 9,39% menjadi Rp1,61 triliun (Rp32 per saham) jika dibandingkan priode yang sama tahun lalu Rp1,46 triliun (Rp29 per saham). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Kemudian pendapatan bersih TOWR naik 6,5% menjadi Rp6,15 triliun pada semester I 2024, dari Rp5,77 triliun pada periode sama 2023. Pendapatan TOWR semester I 2024 didominasi oleh jasa sewa menara telekomunikasi ke pihak ketiga yakni Rp6,08 triliun  atau sekitar 98,81% dari total pendapatan.

Kenaikan pendapatan disertai peningkatan beban pokok pendapatan TOWR yang lebih tinggi dari pendapatan yakni sebesar 8,04% jadi Rp1,85 triliun, dari Rp1,71 triliun semester I 2023. Namun, laba kotor Perseroan tumbuh 5,89% jadi Rp4,29 triliun pada semester I 2024, dibanding Rp4,05 triliun pada semester I 2023.

Setelah dikurangi beban usaha, emiten jasa penyewaan menara telekomunikasi beraset Rp72,59 triliun per Juni 2024 itu mencatat laba usaha Rp3,5 triliun pada semester I 2024, naik 3,7% dari Rp3,37 triliun pada semester I 2023. Sebagai informasi, TOWR memperkirakan pendapatan sampai akhir tahun 2024 tumbuh 4-6% menjadi Rp12,21-12,44 triliun dari Rp11,74 triliun pada 2023. “Perkiraan penambahan revenue ini belum memasukkan hasil dari akuisisi IBST yang angka-angka finalnya sedang dilakukan audit,” kata Aming Santoso, Direktur Utama dan CEO TOWR Group.

Disampaikannya, rencana bisnis organik perseroan untuk tahun 2024 tetap dipertahankan, yaitu pertumbuhan revenue sebesar 4-6% sebagaimana telah disampaikan sebelumnya. Kemudian untuk IBST akan dikonsolidasikan ke dalam angka-angka TOWR terhitung sejak awal kuartal III 2024. Ini seiring dilaksanakannya akuisisi mayoritas saham IBST pada 01 Juli 2024.

Ditambahkan Aming, pertumbuhan bisnis organik TOWR pada 2024 diperkirakan ditopang oleh segmen non-menara terutama FTTH yang diperkirakan bisa mencapai akumulasi 1,6-1,8 juta homes passed pada akhir tahun. Bisnis FTTH ini secara stratejik sangat penting karena mendukung strategi Fixed Mobile Convergence yang dijalankan para operator telekomunikasi dan memberikan kesempatan perseroan memperluas jaringan fiber optic iForte.

Selain itu, lanjutnya, TOWR menemukan sinergi aset serta operasional yang sangat baik antara segmen FTTH, FTTT, Connectivity dan bahkan sinergi ini turut disumbangkan oleh segmen menara.“Kesempatan pertumbuhan lain yang berhasil kami capai adalah akuisisi 90,11% saham PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) pada 01 Juli 2024. Dengan nilai akuisisi yang sangat baik, kami akan menambah sekitar 3.300 menara dan sekitar 16.000 km aset fiber optic,” pungkasnya.

 

BERITA TERKAIT

Bank Indonesia Targetkan Transaksi Repo Rp30 Triliun

NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) menargetkan transaksi Repurchase Agreement (Repo) mencapai Rp30 triliun per hari pada 2030 dengan mulai…

Aset Jasa Marga Berhasil Tembus Rp133 Triliun

NERACA Jakarta –Dibalik aksi korporasi melepas 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) ke Grup Nusantara Infrastructure, performance kinerja keuangan…

Investor Pasar Modal di Sulsel Tumbuh 35,82%

NERACA Makassar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menyebutkan, jumlah investor pasar modal di Sulsel…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Bank Indonesia Targetkan Transaksi Repo Rp30 Triliun

NERACA Jakarta - Bank Indonesia (BI) menargetkan transaksi Repurchase Agreement (Repo) mencapai Rp30 triliun per hari pada 2030 dengan mulai…

Aset Jasa Marga Berhasil Tembus Rp133 Triliun

NERACA Jakarta –Dibalik aksi korporasi melepas 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) ke Grup Nusantara Infrastructure, performance kinerja keuangan…

Investor Pasar Modal di Sulsel Tumbuh 35,82%

NERACA Makassar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menyebutkan, jumlah investor pasar modal di Sulsel…