NERACA
Jakarta – Emiten produsen kertas kemasan, PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) melaporkan terjadi perubahan dalam struktur kepemilikan saham. Dimana pada 20 Agustus 2024, Siam Kraft Industry Company Limited (SKIC) kini menjadi pemegang saham utama emiten yang bergerak di industri dan perdagangan itu. SKIC berhasil mengakuisisi 55,24% saham FASWS yang sebelumnya dimiliki oleh SCGP Solutions (Singapore) PTE LTD (SCGPS).
Marco Hardy, Sekretaris Perusahaan FASW dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyebutkan, sebelum transaksi, SCGPS memegang 1.368.663.916 saham atau 55,24% dari total saham perusahaan. Namun, setelah transaksi di pasar negosiasi pada Selasa (20/08), semua saham tersebut berpindahtangan menjadi milik SKIC.“Total nilai transaksi mencapai Rp7.527.651.538.000, dengan harga per saham sebesar Rp5.500,” ujar Marco.
Marco menjelaskan, perubahan ini adalah bagian dari restrukturisasi internal grup SCG Packaging. “Peralihan Pemegang Saham Perseroan dalam 1 grup. Pelaksanaan restrukturisasi internal antara SCGP Solutions (Singapore) PTE LTD (SCGPS), dan Siam Kraft Industry Company Limited (SKIC) di bawah grup SCG Packaging,,” imbuhnya.
Disampaikannya, dampak dari transaksi ini terhadap operasional, aspek hukum, atau kondisi keuangan perusahaan tidak ada. “Dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Emiten atau Perusahaan Publik, tidak ada,”katanya.
Semester pertama 2024, FASW mencatatkan rugi periode berjalan yang diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp472,86 miliar. Angka ini meningkat dibanding rugi sebesar Rp216,19 miliar yang diraih perseroan di periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Disebutkan, perseroan membukukan rugi sebelum pajak penghasilan meningkat menjadi Rp575,83 miliar dibanding rugi sebelum pajak penghasilan Rp270,90 miliar.
Dengan demikian, perseroan mencatatkan rugi bruto sebesar Rp80,47 miliar. Di sisi lain, perseroan mencatatkan penjualan neto sebesar Rp3,89 triliun hingga periode 30 Juni 2024, atau turun dari penjualan neto Rp4,09 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Adapun beban pokok penjualan emiten produsen kertas kemasan ini naik menjadi Rp3,97 triliun dari Rp3,95 triliun. Dengan demikian, Laba bruto tercatat sebesar Rp147,88 miliar.
Sementara itu, jumlah liabilitas perseroan tercatat mencapai Rp8,94 triliun hingga periode 30 Juni 2024. Angka ini naik dari jumlah liabilitas Rp8,18 triliun hingga periode 31 Desember 2023. Sedangkan jumlah aset hingga periode 30 Juni 2024 mencapai Rp12,83 triliun. Angka ini naik dari jumlah aset senilai Rp12,54 triliun hingga periode 31 Desember 2023.
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…