GMF Aero Asia Targetkan Ekuitas Positif di 2025

NERACA

Jakarta- Meski di kuartal pertama 2024 mencatatkan pertumbuhan laba, namun ekuitas PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) atau GMF AeroAsia masih negatif. Oleh karena itu, anak usaha dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) menargetkan ekuitas bisa balik positif di 2025 dari saat ini negatif.

President & CEO GMF AeroAsia, Andi Fahrurrozi mengatakan, strategi perseroan untuk memperbaiki ekuitas telah dilakukan mulai pertengahan tahun ini melalui adanya beberapa program.“Sebelum RUPST tahun depan target ekuitas kita sudah berbalik. Jadi, sudah ada beberapa inisiatif dari kita yang sudah mendapat dukungan dari pemegang saham dan sudah mulai berjalan. Dan hasilnya mungkin dalam waktu dekat akan mulai terlihat progresnya untuk perbaikan ekuitas,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dengan posisi ekuitas negatif tersebut, Andi menjelaskan saat ini perseroan masih akan mengalokasikan laba bersih tahun buku 2023 sebagai saldo ditahan.“Laba masih kita tahan, karena masih ada akumulasi kerugian saldo laba yang negatif dan juga ekuitas masih negatif, sesuai Undang Undang (UU) perusahaan, kita tahan untuk perbaikan mengurangi saldo negatif,”kata Andi.

Sesuai dengan peraturan perusahaan, dalam agenda rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) kali ini perseroan belum dapat membagikan dividen kepada pemegang saham. Di kuartal pertama 2024, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar US$2,4 juta atau setara Rp39,3 miliar. Angka tersebut naik sebesar 45,34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.

Sementara pendapatan tercatat sebesar US$97,83 juta atau meningkat 14,87% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023 yaitu US$85,82 juta."Sepanjang kuartal I 2024, GMF juga berhasil memperoleh beberapa kontrak pekerjaan dari beberapa segmen bisnis, lewat layanan kepada Garuda Indonesia Group," ujar Andi.

Dirinya juga menegaskan, capaian ini menandai langkah maju yang signifikan bagi perseroan dalam mencapai target kinerja operasional dan keuangan yang ditetapkan. Seiring dengan pencapaian pada kuartal pertama ini, GMFI memiliki proyeksi yang optimis untuk tahun 2024, salah satunya pencapaian revenue yang diharapkan dapat melampaui target RKAP GMFIsebesar US$ 389,15 juta.

Pada 2023, perseroan membukukan laba bersih yang tumbuh 461,1% year on year (yoy) menjadi senilai US$ 20,2 juta dibandingkan sebelumnya senilai US$ 3,6 juta. Laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan yang tumbuh 56,9% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya menjadi senilai US$ 373,2 juta pada 2023.

Andi juga menjelaskan bahwa biaya bahan bakar yang tinggi, biaya infrastruktur yang mahal, serta menguatnya kurs dolar AS terhadap rupiah tetap menjadi tantangan utama industri aviasi di Indonesia. Saat ini, lanjutnya, dunia menghadapi situasi di mana perjalanan udara mengalami peningkatan yang signifikan, dan turut beriringan dengan meningkatnya jumlah masyarakat yang memiliki kebutuhan untuk melakukan perjalanan.“Tingginya kebutuhan ini harus berhadapan dengan situasi jumlah pesawat yang beroperasi belum memadai dalam mengakomodasi seluruh kebutuhan tersebut. Kondisi ini menghadirkan urgensi bagi airlines untuk terus melakukan reaktivasi pesawat guna menjawab kebutuhan industri dan pesawat,” ujar Andi.

BERITA TERKAIT

Cegah Risiko Moral Hazard - BEI Seleksi Ketat Izin Anggota Bursa Menjadi LP

NERACA Jakarta – Selain menerapkan short selling, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kini tengah mengembangkan konsep Liquidity Provider (LP) saham…

BEI Sebut Dua Calon Emiten Jumbo Siap Melantai

NERACA Jakarta – Di semester dua tahun 2024, PT  Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi dua nama calon emiten berukuran…

Mayora Tawarkan Bunga Obligasi Hingga 7,50%

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnis anak usaha, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) telah melakukan penawaran obligasi berkelanjutan III tahap…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Cegah Risiko Moral Hazard - BEI Seleksi Ketat Izin Anggota Bursa Menjadi LP

NERACA Jakarta – Selain menerapkan short selling, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kini tengah mengembangkan konsep Liquidity Provider (LP) saham…

BEI Sebut Dua Calon Emiten Jumbo Siap Melantai

NERACA Jakarta – Di semester dua tahun 2024, PT  Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi dua nama calon emiten berukuran…

Mayora Tawarkan Bunga Obligasi Hingga 7,50%

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnis anak usaha, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) telah melakukan penawaran obligasi berkelanjutan III tahap…