NERACA
Jakarta – Di kuartal pertama 2024, PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,83 miliar atau turun 4,66% secara year-on-year (yoy) dibanding tahun 2023 yang sebesar Rp8,21 miliar. Alhasil, laba per saham COAL ikut terkerek menjadi Rp21,14 per saham dari sebelumnya Rp10,01 per saham. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Emiten batu bara ini menjelaskan, penurunan laba terjadi karena terkoreksinya pendapatan perusahaan 41,5% yoy menjadi Rp109,02 miliar pada kuartal I/2024, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp186,36 miliar. Secara rinci, pendapatan COAL hanya terdiri dari penjualan batu bara, dengan penjualan kepada Dowest Trading Ltd mendominasi dengan nilai Rp99,98 miliar atau 100% dari total penjualan.
Semementara penjualan kepada Royale Pacific Holding Ltd, East Gate Commodities Pte. Ltd sebesar dan PT Bloomindo Bumi Energi tercatat nihil atau Rp0. Seiring menurunnya pendapatan, beban pokok penjualan COAL turut anjlok 45,4% menjadi Rp91,00 miliar, dibanding kuartal I/2023 sebesar Rp166,68 miliar. Ongkos pengangkutan berkontribusi terhadap beban langsung COAL sebesar Rp27,81 milair, selebihnya yakni pemakaian bahan bakar Rp7,60 miliar, royalti Rp8,12 miliar, dan lain-lain Rp1,09 miliar.
Adapun, COAL mencatatkan pertumbuhan total aset menjadi Rp650,70 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp647,56 miliar. Sementara itu, liabilitas perseroan tercatat turun jadi Rp314,85 miliar dari sebelumnya Rp319,62 miliar, sedangkan ekuitas naik jadi Rp335,84 miliar pada 31 Maret 2024 dari Rp327,94 miliar pada akhir 2023.
Sebagai informasi, pada awal tahun 2024, Sujaka Lays yang merupakan pengendali dari COAL membeli 1,4 miliar saham COAL. Sebelum transaksi, Sujaka memegang 1.600.563.400 (25,61%) saham COAL. Sesudah transaksi, dirinya jadi menguasai 3 miliar (48,01%) saham.“Kami melaporkan bahwa Sujaka Lays, pemegang saham pengendali perseroan, memiliki perubahan saham perusahaan terbuka (COAL),” ungkap Direktur Utama COAL, Donny Janso Manua.
Disampaikannya, tujuan transaksi adalah pertimbangan pribadi. Namun, di hari yang sama yakni pada 12 Februari 2024, Hendra Hasan Kustarjo menjual seluruh saham miliknya di emiten batu bara, PT Black Diamond Resources Tbk (COAL). Total 1,4 miliar (22,4%) saham COAL ia lepas. Hendra pun terus terang mengenai tujuannya menjual seluruh saham COAL miliknya. “Realisasi keuntungan,” ungkapnya dalam keterbukaan informasi.
Sebelum transaksi, Hendra menguasai 1,4 miliar saham COAL. Setelah transaksi, dia jadi tak punya satu pun saham COAL. Hendra menyatakan, 1,155 miliar saham dilepasnya di harga Rp 60/saham, lalu 180,5 juta saham dijual di Rp 80/saham, dan 64,5 juta saham dilego di Rp 81/saham. Sehingga seluruh nilai transaksinya Rp 88,9 miliar.
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…
Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…
Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…
NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…