Membudidayakan Cacing Tanah dengan Mudah

 

 

 

NERACA

Usaha ternak cacing tanah belum banyak yang tahu. Padahal usaha ini memiliki prospek yang sangat bagus, tak kalah dengan budidaya ikan lele, ikan nila, ikan gurame, ikan hias dan sebagainya. Hewan yang mempunyai potensi yang menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Cacing tanah termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah bukan lagi hewan yang asing, terutama bagi masyarakat pedesaan.

Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam.

Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media. Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg.

Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya.

Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.

Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal.

Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.

Keberhasilan beternak cacing tanah tidak terlepas dari pengendalian terhadap hama dan musuh cacing tanah. Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain; semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain.

Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup.

BERITA TERKAIT

Konser Tawa 2025 Satukan Musik dan Stand-up Comedy

  NERACA Jakarta - Tiga Kreasi, Creative Agency dalam bidang hiburan dan acara kreatif membuat gebrakan baru dengan menyandingkan antara…

PropertyGuru Indonesia Property Awards 2025 Hadirkan Kategori Baru

  NERACA Jakarta - Program PropertyGuru Indonesia Property Awards telah meluncurkan edisinya yang ke-11, menandai dimulainya dekade baru dalam merayakan…

Tertarik Investasi Saham di AS, Inilah Rekomendasi Lima Aplikasi yang Tersedia di Indonesia

  NERACA Jakarta - Dengan ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat dan nilai tukar rupiah yang terus berfluktuasi, investor retail…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Konser Tawa 2025 Satukan Musik dan Stand-up Comedy

  NERACA Jakarta - Tiga Kreasi, Creative Agency dalam bidang hiburan dan acara kreatif membuat gebrakan baru dengan menyandingkan antara…

PropertyGuru Indonesia Property Awards 2025 Hadirkan Kategori Baru

  NERACA Jakarta - Program PropertyGuru Indonesia Property Awards telah meluncurkan edisinya yang ke-11, menandai dimulainya dekade baru dalam merayakan…

Tertarik Investasi Saham di AS, Inilah Rekomendasi Lima Aplikasi yang Tersedia di Indonesia

  NERACA Jakarta - Dengan ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat dan nilai tukar rupiah yang terus berfluktuasi, investor retail…