Pengusaha Jawa Timur Diajak Garap Peluang Pasar Nontradisional

NERACA

Surabaya – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor  Nasional (PEN) mengajak para pelaku usaha Jawa Timur untuk semakin bersemangat meningkatkan ekspor pada 2024 ini, salah satunya dengan menggarap peluang pasar nontradisional secara maksimal. 

Kemendag juga menyampaikan sejumlah strategi memperkuat kinerja ekspor melalui diversifikasi  produk, peningkatan kualitas produk, dan perluasan pasar ekspor ke negara-negara nontradisional.

“Kementerian Perdagangan menekankan pentingnya perluasan pasar ekspor ke negara-negara nontradisional yang prospektif. Diversifikasi pasar merupakan salah satu kunci sukses dalam meningkatkan ekspor. Kita harus terus menjajaki pasar ekspor baru, khususnya di negara-negara yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi tinggi,”kata Direktur Jenderal PEN Kemendag, Didi Sumedi dalam Focus Group Discussion (FGD).

Didi menambahkan, kegiatan FGD yang digelar kali ini menjadi wadah duduk bersama antara pemerintah  dan pelaku usaha untuk menentukan pasar-pasar nontradisional prospektif sebagai target penetrasi ke  pasar-pasar ekspor baru bagi para pelaku usaha, khususnya pasar di wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik.

Selain itu, Didi menekankan, perekonomian global saat ini menghadapi berbagai tantangan antara lain  ketidakpastian geopolitik, fluktuasi harga komoditas,  konflik  di  berbagai  belahan  dunia, ketegangan   perdagangan   antarnegara   besar,   hingga   perubahan   kebijakan   ekonomi   global. Semuanya   memiliki  dampak   langsung   maupun   tidak   langsung  terhadap  ekonomi   Indonesia. Namun,   di   tengah   ketidakpastian   ini,   Indonesia   terus   berupaya   untuk   memperkuat   posisi ekonominya, termasuk melalui peningkatan ekspor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD36,93 miliar sepanjang 2023. Nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–Desember 2023  mencapai USD258,82 miliar, sedangkan nilai impor sebesar USD221,89 miliar. 

Ada tiga provinsi dengan kontribusi ekspor terbesar, yaitu Kalimantan Timur (10,48 persen), Jawa Barat (15,07 persen), dan Jawa Timur(8,5 persen).

Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kemendag, Arief Wibisono menambahkan, salah  satu peran Kemendag adalah mengembangkan pasar tujuan ekspor. Terdapat beberapa negara  prospektif yang berpotensi bagi pelaku usaha untuk dapat mengembangkan pasar ekspormereka.

“Hasil analisis potensi pasar di kawasan Asia, Afrika, dan Pasifik menunjukkan negara-negara tujuan  ekspor potensial antara lain India, Pakistan, Nigeria, Afrika Selatan, Kenya, Libya, dan Persatuan Emirat   Arab. Kriteria yang digunakan untuk menentukan potensi negara-negara tersebut adalah potensi pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk, kestabilan geopolitik, dan penghubung ekspor ke negara lain,” ungkap Arief.

Kemendag berkomitmen untuk terus memberikan dukungan penuh kepada para eksportir Indonesia   melalui berbagai program dan inisiatif. Program-program pengembangan ekspor tersebut diantaranya pelatihan ekspor, pendampingan sertifikasi, misi dagang, dan pameran luar negeri. 

Pelaku usaha juga didorong untuk terus aktif dalam berkomunikasi dan berkoordinasi dengan berbagai   pihak demi mengembangkan pasar ekspor, khususnya ke negara-negara nontradisional yang prospektif.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (DPP GPEI) Toto Dirgantoro menyampaikan Indonesia mempunyai setidaknya sepuluh jenis produk unggulan  yang memainkan peran penting dalam perdagangan global. 

Kesepuluh produk tersebut adalah elektronika, otomotif, udang, kopi, minyak kelapa sawit, kakao, karet dan produk karet, tekstil, alas kaki, dan furnitur.

“Kami melihat ada beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengembangkan pasar ekspor. Pertama, melihat lebih detail produk dalam perjanjian perdagangan bilateral maupun multilateral. Kedua, membuka peluang pasar di kawasan Amerika Latin  dan Afrika. Ketiga, bekerja sama lebih intensif  dengan perwakilan perdagangan di negara tujuan ekspor. Keempat, memaksimalkan Export Center Surabaya sebagai kepanjangan tangan Kemendag untuk mencari pembeli potensial, serta informasi pelatihan, bimbingan, dan penyuluhan tata cara ekspor,” kata Toto.

Di sisi lain, beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia mengalami kenaikan. Produk tersebut  yaitu biji dan buah mengandung minyak (HS 12) naik 35,86 persen, Filamen buatan (HS 54) 25,59  persen, sari bahan samak dan celup (HS 32) 22,94 persen; susu, mentega, dan telur (HS 04) 21,67 persen; serta plastik dan barang dari plastik (HS 39) 20,97 persen (MoM).

“Dari sisi mitra dagang, impor nonmigas Indonesia didominasi RRT (Republik Rakyat Tiongkok), Jepang, dan Thailand dengan total  pangsa 49,98 persen dari total impor nonmigas Januari 2024. Negara utama asal impor dengan  penurunan terbesar adalah Persatuan Emirat Arab turun 37,97 persen, diikuti Ukraina 31,08 persen, Hong Kong 30,61 persen, Brasil 25,01 persen, dan Rusia 24,04 persen (MoM),” papar Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.

 

BERITA TERKAIT

Kegiatan Impor Pindah ke Indonesia Timur, Bisnis Ritel Terancam Tutup Toko

NERACA  Jakarta – Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) menyampaikan keprihatinan terhadap rencana pemerintah untuk memindahkan kegiatan impor…

Indonesia-Palestina Kerja Sama Kembangkan Sektor Parekraf

NERACA Jakarta – Indonesia dan Palestina sepakat memperkuat kolaborasi untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di kedua negara.…

Tahun 2025, KKP Dapat Alokasi Pagu Anggaran Sebesar Rp6,22 Triliun

NERACA Jakarta – Dalam rapat kerja (raker) antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR, Menteri Kelautan dan Perikanan,…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kegiatan Impor Pindah ke Indonesia Timur, Bisnis Ritel Terancam Tutup Toko

NERACA  Jakarta – Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) menyampaikan keprihatinan terhadap rencana pemerintah untuk memindahkan kegiatan impor…

Indonesia-Palestina Kerja Sama Kembangkan Sektor Parekraf

NERACA Jakarta – Indonesia dan Palestina sepakat memperkuat kolaborasi untuk mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di kedua negara.…

Tahun 2025, KKP Dapat Alokasi Pagu Anggaran Sebesar Rp6,22 Triliun

NERACA Jakarta – Dalam rapat kerja (raker) antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Komisi IV DPR, Menteri Kelautan dan Perikanan,…