Saham Sektor Keuangan Pimpin Penguatan IHSG

NERACA

Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis  (5/9) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat dipimpin oleh saham- saham sektor keuangan. IHSG ditutup menguat 8,14 poin atau 0,11% ke posisi 7.681,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,08 poin atau 0,22% ke posisi 943,77.

"Bursa regional Asia didominasi penguatan setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan dan semakin meningkatkan probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, kemarin.

Beberapa data perekonomian AS yang telah dirilis pada pekan ini adalah ISM Manufacturing PMI yang naik tipis dari sebelumnya 46,8 menjadi 47,2, serta JOLTs Job Openings yang turun dari sebelumnya 7,91 juta menjadi 7,67 juta. Meskipun aktivitas manufaktur mengalami kenaikan, namun aktivitas manufaktur masih berada di zona kontraksi (<50 poin).

Selain itu, menurunnya JOLTs Job Openings yang di luar prediksi pasar tentu mengindikasikan bahwa lowongan pekerjaan terus menurun yang tentu semakin memojokkan The Fed untuk memangkas suku bunganya agar terhindar dari resesi. Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Presiden Fed San Francisco Mary Daly, yang mengatakan Fed perlu memangkas suku bunga untuk menjaga pasar tenaga kerja tetap sehat, tetapi sekarang tergantung pada data ekonomi yang masuk untuk menentukan seberapa banyak.

Pada September 2024 pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps memiliki probabilitas sebesar 55% sedangkan pemangkasan 50 bps memiliki probabilitas sebesar 45% dan diyakini pada bulan ini, pemangkasan hanya akan sebesar 25 bps. Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor keuangan sebesar 1,77%, diikuti oleh sektor properti dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing naik sebesar 1,66% dan 1,62%. Sedangkan, satu sektor turun yaitu sektor energi yang turun sebesar 0,15%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu HOMI, SICO, ASRI, SSIA dan LUCK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni BCAP, NETV, SMLE, BESS dan PTRO.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.259.968 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,33 miliar lembar saham senilai Rp9,92 triliun. Sebanyak 348 saham naik, 235 saham menurun, dan 211 tidak bergerak nilainya.

BERITA TERKAIT

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Strategi Investasi di Tengah Trade War 2.0 - Diversifikasi Kunci Utama Jaga Risiko dan Stabilitas

NERACA Jakarta – Dampak perang dagang atau trade war 2.0 antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah keputusan Uni Eropa untuk…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

DRMA Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih 7%

NERACA Jakarta – Emiten manufaktur komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membukukan penjualan di kuartal pertama sebesar Rp1,5 triliun,…

Pendapatan Petrosea Terkoreksi 1,3%

NERACA Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Petrosea Tbk. (PTRO) membukukan pendapatan US$154,21 juta. Capaian itu turun 1,3% dibandingkan…

Strategi Investasi di Tengah Trade War 2.0 - Diversifikasi Kunci Utama Jaga Risiko dan Stabilitas

NERACA Jakarta – Dampak perang dagang atau trade war 2.0 antara Amerika Serikat dan Tiongkok, ditambah keputusan Uni Eropa untuk…