NERACA
Jakarta – Pertumbuhan harga batu bara mendorong kinerja keuangan PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL). Dimana emiten batu bara ini berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang 2022 hingga 245,84% menjadi Rp89,85 miliar dibanding tahun 2021 sebesar Rp25,98 miliar. Alhasil, laba per saham COAL ikut terkerek menjadi Rp21,14 per saham dari sebelumnya Rp10,01 per saham.
Perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin menjelaskan, pertumbuhan laba berkat naiknya penjualan ekspor dan juga meningkatnya pendapatan perusahaan 303,45% yoy mencapai Rp692,73 miliar pada 2022, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp171,69 miliar.
Disebutkan, kontribusi utama pendapatan COAL ditopang oleh ekspor batu bara yang mencapai Rp585,1 miliar. Sementara itu, penyerapan pasar domestik sebanyak Rp107,63 milar.
Sebagai informasi, Royale Pacific Holding Ltd merupakan pelanggan utama COAL yang memberikan pemasukan bagi perusahaan sebesar Rp409,89 miliar atau 59% dari penjualan. Kemudian disusul oleh East Gate Commodities Pte. Ltd sebesar Rp175,2 miliar dan PT Bloomindo Bumi Energi Rp69,75 miliar. Seiring meningkatnya pendapatan, beban pokok penjualan COAL turut membengkak 338,47% menjadi Rp525,06 miliar, dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp119,74 miliar.
Ongkos pengangkutan berkontribusi terhadap beban langsung COAL sebesar Rp100,61 juta, selebihnya yakni pemakaian bahan bakar Rp99,64 miliar, royalti Rp92,28 miliar, dan lain-lain. Adapun, COAL mencatatkan pertumbuhan total aset Rp603,17 miliar dari tahun sebelumnya Rp197,59 miliar.
Liabilitas naik jadi Rp313,91 miliar dari sebelumnya Rp118,28 miliar, sedangkan ekuitas naik jadi Rp115,91 miliar dari Rp26,06 miliar pada 2021. Sebelumnya diberitakan, dua komisaris PT Black Diamond Resources Tbk mengundurkan diri. Mereka adalah Annisa Bella Octaviana sebagai komisaris dan Sarifah Ainun Jariyah selaku komisaris independen. Sebelumnya juga, Direktur Black Diamond Resources Hartono juga sudah mengundurkan diri. Hal itu sebagaimana surat yang diterima perseroan dari yang bersangkutan pada 3 Januari 2023.
Black Diamond Resources pertama kali mencatatkan (listing) saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 7 September 2022. Perseroan bergerak di pertambangan batu bara melalui entitas anak. Perseroan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sekitar 23,58 kali atas saham yang ditawarkan, yang mana penyebaran pembeli saham tersebar pada 35 provinsi di seluruh Indonesia dan 16 negara di dunia.
Dijelaskan bahwa adanya kelebihan permintaan ini merupakan salah satu bentuk kepercayaan investor ritel dan nonritel terhadap kondisi perseroan serta keyakinan atas potensi pertumbuhan perseroan di masa mendatang. Perseroan melepas saham ke publik melalui skema penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak 1,25 miliar saham atau 20% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga saham perdana yang ditawarkan adalah sebesar Rp 100 per saham sehingga perseroan memperoleh dana hasil IPO sebesar Rp 125 miliar.
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG),…
NERACA Jakarta- Tingkatkan efisiensi bisnis, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mengumumkan telah melakukan penggabungan atau merger atas dua anak…
NERACA Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen dorong pertumbuhan kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan perkuat ekosistem…
NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG),…
NERACA Jakarta- Tingkatkan efisiensi bisnis, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) mengumumkan telah melakukan penggabungan atau merger atas dua anak…
NERACA Jakarta -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen dorong pertumbuhan kontribusi pasar modal terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan perkuat ekosistem…