Emiten Terbitkan Green Sukuk - BEI Bakal Berikan Insentif Diskon 50%

NERACA

Jakarta – Dorong pertumbuhan penerbitan sukuk berkelanjutan (green sukuk), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal memberikan insentif diskon 50% bagi emiten penerbit green sukuk. “Saat ini pembentukan regulasi mengenai green sukuk tengah dalam proses di OJK. Nantinya jika regulasi green sukuk ini dirilis, maka dapat dimanfaatkan oleh sektor energi untuk melakukan pembiayaan transisi ke green energy,”kata Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik di Jakarta, kemarin.

Sebagai informasi, insentif ini serupa dengan penerbitan green bond. Seperti tertuang dalam Peraturan Nomor I-B perihal Pencatatan Efek Bersifat Utang (Peraturan I-B) tanggal 20 Mei 2020, perusahaan yang akan menerbitkan green bond akan mendapatkan potongan biaya sebesar 50% dibandingkan dengan biaya penerbitan obligasi konvensional.

Disampaikan Jeffery, secara historis memang sektor perbankan yang banyak menerbitkan sukuk. Tetapi ke depannya sektor energi bisa memanfaatkannya untuk pembiayaan transisi ke green energy. Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan, OJK akan mengeluarkan sejumlah aturan dan kebijakan baru di pasar modal tahun ini. Salah satunya adalah regulasi terkait penerbitan sukuk berkelanjutan atau green sukuk. Selain green sukuk, OJK kan merevisi aturan terkait transaksi margin pada tahun ini. Dia mengatakan revisi beleid ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas transaksi di bursa efek. “Revisi POJK terkait transaksi margin yang ditujukan meningkatkan likuiditas transaksi di bursa efek dan tata kelola transaksi margin,” kata Inarno.

Regulasi lain yang akan diterbitkan oleh OJK adalah bursa karbon dan revisi POJK tentang Pengendalian Internal dan Perilaku Penjamin Emisi Efek (PEE) dan Perantara Perdagangan Efek (PPE). Sebagai informasi, Indonesia mendukung pembiayaan proyek-proyek ramah lingkungan, salah satunya termasuk dengan menerbitkan green sukuk ritel – tabungan sukuk. Perolehan dana dari Surat Berharga Negara (SBN) ritel tersebut akan dialokasikan pada dua sektor, yakni transportasi berkelanjutan dan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Selain itu, pemahaman dan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda terhadap pentingnya langkah mitigasi perubahan iklim semakin tinggi. Oleh karena itu, saat ini model investasi hijau telah menjadi tren global, begitu juga di Indonesia. Hal ini merupakan wujud kepedulian masyarakat terhadap masalah lingkungan dan keberlanjutan.

 



BERITA TERKAIT

Penetrasi Pasar di Indonesia - Sarana Pactindo dan BytePlus Hadirkan Solusi AI dan Cloud

Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…

Dion Wiyoko Jadi Brand Ambassador - Ecovacs dan Tineco Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…

Buka Harga IPO Rp100-132 - Cipta Sarana Media Bidik Dana Rp69,96 Miliar

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Penetrasi Pasar di Indonesia - Sarana Pactindo dan BytePlus Hadirkan Solusi AI dan Cloud

Perluas penetrasi pasar dan layanan di Indonesia, BytePlus, penyedia global solusi berbasis cloud dan kecerdasan buatan (AI) resmi menggandeng PT…

Dion Wiyoko Jadi Brand Ambassador - Ecovacs dan Tineco Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

Genjot pertumbuhan penjualan pasca diluncurkan di Jakarta, tahun lalu, Ecovacs dan Tineco menyelenggarakan roadshow di kota Bandung dengan tema Athletic…

Buka Harga IPO Rp100-132 - Cipta Sarana Media Bidik Dana Rp69,96 Miliar

NERACA Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, pengelola rumah sakit swasta DKH Hospitals PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH) berencana melakukan…